- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengapa Remaja Suka Menantang Risiko?


TS
bagaswara
Mengapa Remaja Suka Menantang Risiko?

Quote:
Para ilmuwan sukses mengungkap faktor penyebab munculnya perilaku suka menantang risiko pada remaja laki-laki. Sudah menjadi rahasia umum bahwa remaja laki-laki cenderung suka bertindak gegabah dan berisiko.
Ahli saraf dari Florida State University College of Medicine, Pradeep Bhide, bersama sejumlah ilmuwan terkemuka lain meneliti kaitan perilaku berisiko dan mekanisme otak remaja laki-laki. Mereka menggelar 19 studi yang mencakup berbagai pendekatan bidang ilmu, seperti psikologi, neurokimia, pencitraan otak, ilmu saraf klinis, dan neurobiologi.
Hasilnya cukup mengejutkan. "Faktor keluarga dan masyarakat rupanya memiliki andil terhadap keputusan remaja laki-laki untuk selalu menempatkan diri mereka dalam risiko," kata Bhide, seperti ditulis dalam Sciencedaily, Senin, 1 September 2014.
Penelitian berjudul "Teenage Brains: Think Different?" ini dimuat dalam jurnal Developmental Neuroscience dan diterbitkan dalam sebuah buku. Di dalamnya berisi sejumlah temuan yang memberikan wawasan baru tentang cara kerja otak remaja laki-laki.
Bhide mengatakan tidak seperti anak-anak atau orang dewasa, otak remaja laki-laki sangat reaktif. Hasil pemindaian resonansi magnetik menggambarkan aktivitas di limbik--bagian yang mengontrol emosi--meningkat pesat saat mereka menghadapi ancaman. Aktivitas di limbik tetap tinggi bahkan ketika mereka telah diberi tahu untuk tidak menanggapi ancaman itu. "Ini sangat berbeda dengan otak pria dewasa," ujarnya.
Dalam pengujian aktivitas otak lainnya, tim peneliti menemukan bahwa sebagian besar remaja laki-laki kebal terhadap ancaman hukuman. Namun mereka sangat peka terhadap kemungkinan meraup keuntungan besar dari berjudi. Temuan ini sekaligus mempertanyakan efektivitas hukuman untuk mencegah perilaku berisiko atau menyimpang pada remaja laki-laki.
Yang tak kalah menarik adalah fakta bahwa terdapat molekul khas yang kurang aktif di dalam otak remaja laki-laki. Molekul ini diketahui penting dalam mengembangkan rasa takut terhadap situasi yang berbahaya. Hal serupa tidak dijumpai pada otak pria dewasa. Perbedaan neurokimia inilah yang, menurut Bhide, mendasari perilaku kompleks pada remaja laki-laki.
"Penelitian kami menggambarkan dasar neurobiologis dari perilaku berisiko yang kerap ditunjukkan oleh remaja," kata Bhide. Stres, perubahan hormonal, kompleksitas lingkungan psikososial, dan tekanan psikis dari sesama remaja berperan terhadap munculnya perilaku yang cenderung menantang risiko.
Barry Kasofsky dan B.J. Casey, anggota tim peneliti dari Weill Medical College di Cornell University, menyatakan penelitian ini mencoba untuk mengisolasi, memeriksa, dan memahami beberapa penyebab potensial di balik teka-teki perilaku kompleks seorang remaja.
Temuan-temuan di dalamnya dapat dijadikan acuan, khususnya bagi orang tua dan keluarga, untuk berinteraksi dengan remaja laki-laki di dalam ataupun di luar rumah. "Termasuk bagaimana merancang strategi pendidikan dan merumuskan cara terbaik untuk menangkal, memperbaiki, atau memodifikasi perilaku berisiko seorang remaja," tulis mereka.
Ahli saraf dari Florida State University College of Medicine, Pradeep Bhide, bersama sejumlah ilmuwan terkemuka lain meneliti kaitan perilaku berisiko dan mekanisme otak remaja laki-laki. Mereka menggelar 19 studi yang mencakup berbagai pendekatan bidang ilmu, seperti psikologi, neurokimia, pencitraan otak, ilmu saraf klinis, dan neurobiologi.
Hasilnya cukup mengejutkan. "Faktor keluarga dan masyarakat rupanya memiliki andil terhadap keputusan remaja laki-laki untuk selalu menempatkan diri mereka dalam risiko," kata Bhide, seperti ditulis dalam Sciencedaily, Senin, 1 September 2014.
Penelitian berjudul "Teenage Brains: Think Different?" ini dimuat dalam jurnal Developmental Neuroscience dan diterbitkan dalam sebuah buku. Di dalamnya berisi sejumlah temuan yang memberikan wawasan baru tentang cara kerja otak remaja laki-laki.
Bhide mengatakan tidak seperti anak-anak atau orang dewasa, otak remaja laki-laki sangat reaktif. Hasil pemindaian resonansi magnetik menggambarkan aktivitas di limbik--bagian yang mengontrol emosi--meningkat pesat saat mereka menghadapi ancaman. Aktivitas di limbik tetap tinggi bahkan ketika mereka telah diberi tahu untuk tidak menanggapi ancaman itu. "Ini sangat berbeda dengan otak pria dewasa," ujarnya.
Dalam pengujian aktivitas otak lainnya, tim peneliti menemukan bahwa sebagian besar remaja laki-laki kebal terhadap ancaman hukuman. Namun mereka sangat peka terhadap kemungkinan meraup keuntungan besar dari berjudi. Temuan ini sekaligus mempertanyakan efektivitas hukuman untuk mencegah perilaku berisiko atau menyimpang pada remaja laki-laki.
Yang tak kalah menarik adalah fakta bahwa terdapat molekul khas yang kurang aktif di dalam otak remaja laki-laki. Molekul ini diketahui penting dalam mengembangkan rasa takut terhadap situasi yang berbahaya. Hal serupa tidak dijumpai pada otak pria dewasa. Perbedaan neurokimia inilah yang, menurut Bhide, mendasari perilaku kompleks pada remaja laki-laki.
"Penelitian kami menggambarkan dasar neurobiologis dari perilaku berisiko yang kerap ditunjukkan oleh remaja," kata Bhide. Stres, perubahan hormonal, kompleksitas lingkungan psikososial, dan tekanan psikis dari sesama remaja berperan terhadap munculnya perilaku yang cenderung menantang risiko.
Barry Kasofsky dan B.J. Casey, anggota tim peneliti dari Weill Medical College di Cornell University, menyatakan penelitian ini mencoba untuk mengisolasi, memeriksa, dan memahami beberapa penyebab potensial di balik teka-teki perilaku kompleks seorang remaja.
Temuan-temuan di dalamnya dapat dijadikan acuan, khususnya bagi orang tua dan keluarga, untuk berinteraksi dengan remaja laki-laki di dalam ataupun di luar rumah. "Termasuk bagaimana merancang strategi pendidikan dan merumuskan cara terbaik untuk menangkal, memperbaiki, atau memodifikasi perilaku berisiko seorang remaja," tulis mereka.
sumber: TEMPO
ya ampun, pas baca artikel ini saya jadi ngerasa malu, pas remaja dulu nakal soalnya hehe walaupun nakalnya masih bisa dianggap wajar

0
2.4K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan