Polemik pembebasan bersyarat hartati murdaya menarik perhatian ibu nunun dorodjatun.

Alasan menkumham mengenai keputusan pembebasan bersyarat hartati murdaya.
1.Pertimbangan usia
2.telah membayar semua denda yang ditetapkan hakim (hartati sudah membayar denda sebesar 150 juta sesuai vonis hakim).
3.Sudah menjalani 2/3 masa tahanan (walau sebenarny belum 2/3,seharusnya 2/3 jatuh di bulan november).
(Hartati baru menjalankan 1 tahun 10 bulan, dari putusan pidana penjara selama 2 tahun 8 bulan)

Beberapa indikasi yg muncul terkait kebebasan hartati murdaya adalah
1.faktor partai demokrat
(Hartati,amir syamsudin"menkumham" dan presiden sby)
2.sengaja di bebaskan sblm november karena 20 oktober adalah pelantikan presiden baru,yg dianggap itu akan mempersulit pembebasan bersyarat hartati pd era presiden baru,maka dipercepat pembebasan hartati pada era sby.

Surat terbuka nunun

Walaupun nunun nurbaeti sudah bebas tahun ini,tak membuat diriny lega ditambah setelah pembebasan bersyarat hartati murdaya.

Beberapa keluh kesah ibu nunun :

1.Nunun merasa diperlakukan tidak adil, karena nunun terpaksa harus menjalani vonis penuh selam 2 tahun 5 bulan.
2.walau sudah membayar denda dan sudah menjalankan 2/3 masa tahanan, beliau tetap tidak mendapatkan pembebasan bersyarat.

Nunun menilai adanya ketidakadilan dalam penerapan PP Nomor 99 Tahun 2012. Menurutnya, dalam PP nomor 99 tahun 2012 dinyatakan bahwa pemberian remisi, asimilasi dan pembebasan bersyarat bagi pelaku tindakan pidana terorisme, narkotika, dan prekursor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan HAM berat, serta kejahatan internasional perlu diperketat syarat dan tata caranya.
ketika memperhatikan waktu inkracht hartati dan nunun masih terkena PP nomor 99 tahun 2012,Karena PP itu berlaku bagi narapidana yang putusan pidananya telah berkekuatan hukum tetap setelah 12 November 2012," .

Yang intinya Dengan kasus dan vonis yang hampir sama,Dengan adanya kasus pembebasan bersyarat hartati,nunun merasa di perlakukan tidak adil dan penuh diskriminasi.