
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tangis Dwi (30) dan putra sulungnya Nabil (8) pecah seketika tatkala baru saja sampai di Instalasi Pemulasaran Jenazah RSMH Palembang, Selasa (2/9/2014) sekitar pukul 19.30. Yang lebih membuat pilu lagi, bocah tersebut berulang kali mencoba membangunkan ayahnya yang dikiranya hanya tertidur.
"Saya sudah masak sayur asam kesukaan suami saya, dia berpesan akan pulang malam ini. Pokoknya suami saya masih hidup, kami akan makan bersama anak-anak di rumah," ujar Dwi tak kuasa membendung kesedihannya.
Sang anak pun tak kalah sedihnya ketika melihat sosok ayahnya sudah tak bernyawa.
"Ayah... bangun... ayo kita pulang yah...,"ujar Nabil sembari memegang wajah sang ayah, Supriono (31), warga Jalan Rawas 8, Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sematang Borang yang tewas tersengat listrik setelah memanjat pagar rumah yang terbuat dari besi baja.
Saat itu ia sedang melakukan pekerjaan di rumah milik Hendri (40), Selasa (2/9) sekitar pukul 16.30 WIB di kawasan Jalan Sukabangun I, Kecamatan Sukarame.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka gores di wajah, serta menghitam di sekujur tubuhnya. Korban pun langsung dilarikan ke ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, untuk mendapatkan pertolongan.
Namun sayang, nyawa korban sudah tidak tertolong lagi, hingga akhirnya meninggal dunia dan langsung dibawa ke kamar mayat RSMH, untuk dilakukan visum.
Menurut keterangan teman korban, Ardinal (28), saat kejadian ia bersama korban sedang bekerja dengan si pemilik rumah Hendri untuk melakukan perbaikan rumah.
Saat itu, korban sempat memanjat pagar rumah yang terbuat dari besi baja yang diduga dialiri listrik. Karena korban tak mengetahui, membuat korban langsung tersengat listrik hingga terjatuh.
Ardinal pun langsung mematikan seluruh listrik di rumah tersebut untuk menolong korban. Akan tetapi, ternyata korban sudah terjatuh dan terkapar dengan luka gores di pelipis wajah, serta menghitam di sekujur tubuhnya.
Melihat korban yang sudah tidak berdaya, ia pun langsung membawanya ke RSMH. Namun sayang, nyawa korban sudah tidak tertolong lagi setelah tiba di rumah sakit.
"Kami sedang kerja di rumah orang Cina, dan mau benarkan rumah sekaligus memasang listriknya.
Terus, ketika dia (korban-red) mau mengecek di atas, dia sempat memanjat pagar yang terbuat dari besi baja. Ketika memanjat itulah ia langsung berteriak kesakitan karena kesetrum," ujar Ardinal saat memberikan keterangan di ruang forensik RSMH.
Jenazah ayah dua anak ini pun akhirnya dijemput keluarga dengan diantar ambulans.
ane paling gak tahan kalau baca berita beginian..
melihat dari reaksi istri dan anak korban kayaknya keluarga ini bahagia..
semoga yang ayah mendapat tempat yang terbaik disisinya...