Kaskus

News

rudiaspariakaAvatar border
TS
rudiaspariaka
Di TVOne, PPP dan Demokrat Ungkap Deal Politik Pertemuan Jokowi-Hatta Rajasa
“Jokowi Bertemu Hatta di Rumah Paloh, Sinyal PAN Sudah Merapat”, demikian salah satu judul berita yang diwartakan oleh JPNN, yang mencoba membangun opini dan mengarahkan pembaca, bahwa terjadi keretakan di Koalisi Merah Putih. Hatta Rajasa, Cawapres pendamping Prabowo Subianto dikesankan membelot dan membawa gerbong PAN untuk bergabung dengan Jokowi-JK. Warta spekulatif ini, dan ratusan berita lain yang serupa dipaksakan menjadi konsumsi publik pasca pertemuan Hatta Rajasa dengan Jokowi di kediaman Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh pada Senin (1/9/2014) malam.

Semakin dekatnya pelantikan Anggota DPR dan Presiden/Wapres terpilih memang menambah panas tensi politik di tanah air. Dua isu utama yang tengah bergulir terkait babak politik pascapilpres adalah tentang soliditas Koalisi Merah Putih dan nasib pemerintahan Jokowi-JK dengan dukungan minim di DPR. Tentang nasib Koalisi Merah Putih, banyak yang berspekulasi jika gabungan 7 parpol pengusung Prabowo-Hatta ini tidak akan awet, pecah berkeping-kepingnya Koalisi Merah Putih tinggal menunggu waktu. Salah satu penyebab paling potensial memecah Koalisi Merah Putih adalah jika satu di antara parpol tersebut bergabung dengan parpol pengusung Jokowi-JK di DPR dan dan di kabinet Jokowi-JK. Kubu Jokowi-JK pun terus meniupkan upaya menarik salah satu dari anggota Koalisi Merah Putih. Yang paling sering disebut bakal bergabung adalah PPP, Demokrat dan PAN.

Satu-persatu isu itu memang berhasil dimentahkan oleh elit Koalisi Merah Putih. Baik Jokowi, Puan Maharani maupun Ketua DPP PDIP Maruar Sirait beberapa waktu lalu, menyampaikan bahwa Demokrat dan PAN akan mendekat ke pemenang Pilpres 2014. Selain ditepis oleh SBY lewat beberapa kicauan di twitter, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Drajat Wibowo pun telah membantah isu tersebut satu-dua pekan yang lalu. Namun pertemuan Hatta Rajasa dan Jokowi awal pekan ini, kembali mencuakan desas-desus keretakan Koalisi Merah Putih.

Tapia da yang aneh, pasca pertemuan Hatta Rajasa-Jokowi pada Senin malam yang berhasil diendus wartawan dan jadi berita besar, esok paginya, secara terbuka Koalisi Merah Putih melakukan pertemuan di kediaman Presiden SBY di Cikeas, Bogor. Bila memang Hatta membelot ke Jokowi-JK, mana mungkin masih ada pertemuan Koalisi Merah Putih yang dihadiri semua komponen koalisi keesokan harinya. Siang hari, persitiwa politik yang saya kira masih bagian dari rentetan dua peristiwa sebelumnya, juga terjadi. Bertempat di Gedung Fraksi Partai Demokrat di DPR, Para pemimpin fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih menggelar pertemuan tertutup. Artinya, spekulasi awal perihal “manuver Hatta Rajasa” mulai terbantahkan secara faktual.

Dari rentetan kejadian politik tersebut, anti klimaksnya saya kira terjadi pagi hari ini di TVOne. Pada sebuah program Talk Show bertajuk Apa Kabar Indonesia Pagi, hadir Ketua Harian Partai Demokrat Syarifuddin Hasan dan Sekjen PPP Romahurmuziy mengonfirmasi perihal kondisi teraktual di tubuh Koalisi Merah Putih. Menurut keterangan Romahurmuziy pada acara televisi yang tayang setiap pagi tersebut, pertemuan Hatta-Jokowi merupakan bentuk komunikasi politik biasa dan bukti bahwa kedekatan personal tak lantas luntur oleh perbedaan politik. Yang paling penting dari pernyataan politisi yang bias dipanggil Romy ini adalah bahwa ternyata pasca bertemu Jokowi, Hatta Rajasa juga ternyata bertemu dengan Koalisi Merah Putih.

Jadi bila ingin ditafsirkan, Hatta Rajasa yang memang memiliki kedekatan personal dengan Jokowi, Surya Paloh dan juga dengan Ketum PDIP, Megawati, adalah duta Koalisi Merah Putih. Membawa pesan bahwa Koalisi Merah Putih kompak dan sepakat memilih jalan politik sebagai penyeimbang, tanpa bermaksud menggangu program-program Jokowi-JK. Jika boleh memaknai, maka deal politik pertemuan Jokowi-Hatta kira-kira begini “Pak Jokowi, mari kita bangun bangsa secara bersama di tempat dan pada peran masing-masing secara fair dan beradab”.

Artinya, jika Jokowi-JK mengusung program pro rakyat, maka Koalisi Merah Putih tanpa tedeng aling-aling akan mendukung penuh. Namun bila mana kebijakan tersebut mencederai kepentingan rakyat, maka Koalisi Merah Putih akan bersikap. Kesepahaman awal yang coba dibangun ini saya kira sangat positif dalam perjalanan bangsa kedepan. Agar tidak ada aksi jegal menjegal atau kebijakan yang tidak pro rakyat.

Di tempat yang sama, Syarif Hasan menyampaikan closing statement perihal pertemuan Hatta yang dipandang sebagai bukti cairnya hubungan elit politik dank arena itu tak ada lagi alasan untuk terus bersitegang. “Hubungan Personal pemimpin bangsa sudah cair. Mari kita berikan kepada persiden terpilih karpet merah untuk menjalankan pemerintahan. Partai Demokrat memosisikan diri sebagai partai penyeimbang” tutup politisi asal Sulsel ini.

CATATAN : Secara personal saya tidak punya urusan dengan kedua kubu politik ini, tapi sebagai warga negara saya harus peduli bahwa pemerintahan tidak bisa dibiarkan absolut di tangan satu kelompok. Tak boleh ada dominasi. Sistem demokrasi modern menghajatkan adanya mekanisme check and balances dan itu hanya akan terjadi jika Koalisi Merah Putih tetap solid. Maka mari kita dukung pemerintahan Jokowi-JK membuat program-program pro rakyat sebagaimana janji-janji kampanye yang terarsip dengan rapi dan dalam hitungan detik bisa kita buka melalui gadget di tangan kita, pun mari kita dukung Koalisi Merah Putih untuk juga berkomitmen membangun Indonesia, juga berdasarkan janji-janji kampanye mereka dari tiga fungsi yang mereka miliki sebagai kekuatan penyeimbang di DPR : legislasi, budgeting dan pengawasan.

Sumber Terkait: http://news.metrotvnews.com/read/201...-mitra-koalisi
0
2.8K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan