Transaksi perdagangan online atau e-commerce di Indonesia cukup besar. Menurut data Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang dikutip dari riset Vela Asia dan Google, total nilai pasar e-commerce Indonesia pada pertengahan 2013 hingga Januari 2014 diprediksi mencapai US$ 8 miliar atau Rp 96 triliun. Jumlah itu akan semakin meningkat hingga akhir tahun mencapai US$ 24 miliar atau Rp 288 triliun.

"Ke depan, perkembangan e-commerce sangat luar biasa dan sekarang telah terjadi. Jika kita tidak mengikuti perkembangan e-commerce, kita akan ketinggalan," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (26/08/2014).

Bayu memprediksi e-commerce akan semakin berkembang jauh lebih besar dari saat ini. Seluruh masyarakat dunia akan menggunakan layanan ini untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.

"Hampir semua bisnis menggunakan credit dan debit card, lalu memesan pakai elektronik. Lalu kalau pakai jasa pengiriman barang, kita sudah ikuti perjalanan barangnya melalui elektronik. Mengirimkan contoh sampel foto pakai elektronik. Di sektor bisnis, makin hari e-commerce makin besar," papar Bayu.

Bahkan hal itu terbukti dari nilai transaksi e-commerce yang jauh lebih besar dibandingkan perusahaan konvensional berbasis toko. Bayu mencontohkan, pada 2013 transaksi penjualan hadiah Natal di amazon.com jauh lebih tinggi dibandingkan hypermarket seperti Wallmart.

"Intinya, nilai penjualan e-commerce lebih besar dari yang konvensional. Kita harus mampu mempunyai kemampuan untuk menjangkau pasar yang jauh. Penyebaran informasi berbasis internet ditambah mobile phone sudah terbukti di banyak hal," jelas Bayu.