Menabung sampah melalui sistem bank sampah dapat memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah keuntungan berupa uang bagi masyarakat yang melakukannya

Hal ini disampaikan General Manager Yayasan Unilever Indonesia, Sinta Kaniawati dalam talk show dan peluncuran buku Panduan Sistem Bank Sampah Unilever Indonesiadi Jakarta, Rabu (18/6). Unilever merupakan salah satu pelopor bank sampah di Indonesia. Buku dan video panduan sistem bank sampah tersedia secara online di unilever.co.id.

"Ini merupakan salah satu upaya kami untuk meningkatkan nilai ekonomi dari sampah yang masih bisa terpakai serta untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat," katanya.

Dikatakan, dalam sistem bank sampah, masyarakat bisa memilah sampah, yakni organik dan anorganik, kemudian dapat menyetorkan sampah anorganik ke petugas bank sampah di lingkungan terdekat. Setelah ditimbang, petugas mencatat berat sampah yang dibawa dan diganti dengan uang yang dicatat dalam buku tabungan bank sampah.

Dari sistem bank sampah yang dikelola Unilever, rata-rata terkumpul 30 kilogram sampai dua ton sampah setiap bulan dengan omzet ratusan ribu hingga hampir lima juta rupiah per bulan per unit bank sampah yang diterima oleh masyarakat.

"Sampah tidak lepas dari manusia, jadi kami berharap bank sampah yang kami jalankan bisa menginspirasi masyarakat, sehingga terbentuk tatanan atau sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di masyarakat," kata Sinta.

Sistem bank sampah telah berkembang di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, dan Manado. Jumlahnya mencapai 712 bank sampah. (bn)

sumber