Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami



Salah satu bagian dari Doa Bapa Kami ini baru saja dikhotbahkan ketika kami sekeluarga pulang ke rumah sepulang gereja dan menemukan bahwa pagar rumah kami beserta folding gate rusak, langsung terpikir oleh kami bahwa terjadi perampokan terjadi di rumah yang amat kami sayangi dan penuh dengan memori itu.

Saya dan cici disuruh untuk tetap tinggal di mobil ketika ayah saya dan ibu saya beserta dengan tetangga masuk ke dalam rumah untuk mengecek apakah sang perampok masih berada di dalam rumah, lantai satu yang merupakan rumah kami dan lantai dua yang dijadikan tempat kos turut dirampok oleh orang-orang tak bertanggungjawab ini.

Setelah beberapa saat, kami diperbolehkan untuk masuk ke rumah, dan seisi rumah hancur berantakan, mulai dari lemari pakaian, tas sekolah, brankas, nakas, meja belajar, kasur dan semuanya langsung menjadi tak berbentuk, seketika itu juga air mata saya sudah hampir tak dapat terbendung melihat apa yang terjadi dalam keluarga saya.

Tanpa terlalu lama bersedih, saya langsung berbenah membereskan semuanya dan mama di kamar sebelah yang membereskan sambil menangis berkata bahwa semua perhiasan, emas, dan dollar yang ia kumpulkan dari dulu telah hilang, kerugian sangatlah besar dan ketika mendengar itu pilulah hati saya dan untuk kedua kalinya air mata saya kembali tak terbendung melihat betapa sedihnya orang tua yang sudah bekerja keras tetapi hari ini ada kejadian seperti ini.

Setelah selesai membereskan rumah selama sekitar 3-4 jam, saya duduk di ruang tamu sambil termenung dan beberapa saat kemudian datanglah mama memberikan ceramah cukup panjang dan ada satu bagian dimana sangat saya ingat, ketika mama saya menceritakan tentang barang-barang yang hilang itu tentunya.

Mama berkata bahwa seluruh perhiasan yang dia kumpulkan baik dari hasil kerja kerasnya dan merupakan warisan dari orang tua ibu saya akan digunakan dan diberikan pada saat saya maupun cici saya menikah suatu saat nanti, dan betapa sedihnya melihat pengorbanan orang tua terhadap anaknya yang dalam sekejap mata harus kandas.

Tuhan, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat. Kalimat yang terdapat dalam Kitab Lukas ini benar-benar saya ingat dalam kejadian ini, tetapi sangat susah untuk benar-benar melaksanakannya, terlebih lagi ketika siang tadi baru saja dikhotbahkan mengenai Doa Bapa Kami. Saya yakin pasti Tuhan mempunyai rencana melalui kejadian yang menimpa keluarga kami ini.

Barulah saya tahu kali ini, bahwa mengampuni dalam prakteknya jauh lebih susah daripada dalam teori saja, apalagi bagi orang tua saya yang dulunya berada di keluarga menengah ke bawah sampai dengan penuh perjuangan, kerja keras dan melalui pimpinan Tuhan dapat menjadikan keluarganya saat ini menjadi keluarga sederhana.

Dan saat ini, lagi mencari tugas-tugas sekolah dan buku pelajaran yang entah kemana perginya, untungnya tadi pagi bawa full gadget yang berisi tugas-tugas dan ebook jadi masih terselamatkan, oke minggu ini ada banyak banget tugas dan quiz saatnya mencari dan kembali belajar *semoga ketemu bukunya*

SUMBER