Kota Tangerang mendapat anugrah Adipura Kencana periode 2003-2014 dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Berdasarkan peringkat nilai Adipura Kota Metropolitan, Kota Tangerang menduduki peringkat kedua dengan perolehan nilai 74,93. Nilai yang diraih Kota Tangerang beda tipis dengan Kota Surabaya yang menduduki peringkat pertama dengan nilai 75,12 dan juga mendapat anugrah Adipura Kencana.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah, Sudirman, menjelaskan, ada empat komponen yang menjadi penilaian, yakni ruang terbuka hijau (RTH), pengelolaan sampah, kualitas air, dan udara. "Di Surabaya terdapat sekitar 48 taman. Tapi, kota tangerang pengelolaan sampahnya ada di peringkat pertama," kata Sudirman dalam acara 'Publikasi Nilai Kota-kota Peserta Adipura 2014', Rabu, 27 Agustus 2014.

Sedangkan, untuk kualitas air dan udara, lebih bagus di kota Surabaya. "Kualitas air kota Tangerang di nomor dua. Nomor satunya Palembang," ujarnya.

Palembang yang juga mendapat Adipura Kencana berada di peringkat ketiga dengan perolehan nilai 73,54. Sedangkan, peringkat terakhir dari 14 kota metropolitan yang menjadi peserta Adipura adalah Bekasi, dengan nilai 68,75. "Saya tidak bilang kota terjorok, tapi memang belum memenuhi kriteria penilaian," kata dia.

Kota Semarang yang menduduki peringkat empat dengan nilai 72,75, memdapat anugrah Adipura. Begitu pun Kota Medan yang berada di peringkat lima dengan nilai 72,45 juga mendapat Adipura.

Adapun kota Bandung yang menduduki peringkat 12 dengan nilai 70,55 mendapat sertifikat. Menurut Sudirman, sertifikat diberikan karena Bandung memiliki peningkatan penilaian dari tahun sebelumnya yakni 67. "Minimal meningkat 3 angka, pasti dapat sertifikat," ujarnya. Jakarta Pusat yang berada di peringkat 6, dengan nilai 71,98 tak dapat sertifikat karena stabil. "Yang tidak dapat karena stabil angkanya seperi tahun sebelumnya, artinya tidak ada peningkatan," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah lembaga swadaya masyarakat meminta Kementerian Lingkungan Hidup mencabut anugerah Adipura Kencana atas Pemerintah Kota Tangerang yang diberikan Juni lalu. Alasannya, Kota Tangerang jorok dengan sampah menumpuk di mana- mana.

Ketua Jaringan Nurani Indonesia, A. Yunus al-Barzanzi, mengatakan, untuk menunjukkan keseriusan penolakan, beberapa LSM melayangkan surat kepada Deputi Bidang Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah Kementerian Negara Lingkungan Hidup. "Kami menemukan banyak fakta kekumuhan di kota ini, sehingga kami mendesak KLH meninjau ulang dan mencabut penghargaan Adipura Kencana tersebut," kata Yunus kepada Tempo, Ahad, 17 Agustus 2014.