Sumber 1
sumber 2

Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini melibatkan semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan, yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dari Britania Raya, Perancis, dan Rusia) dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur. Perang Dunia I adalah konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat

Ketika perang berkecamuk Prancis. Sekelompok penambang menggali terowongan hingga kedalaman 100 kaki. Mereka meletakkan bahan peledak dan meledakkannya. Keberhasilan terbesar ledakkan itu terjadi di Messines Ridge di Belgia di mana lebih dari 900.000 bahan peledak diledakkan secara bersamaan di 19 terowongan bawah tanah. Sebagian besar pasukan garis depan Jerman dihancurkan, dan ledakan terdengar oleh perdana menteri Inggris di Downing St dengan jarak 140 mil.

Sejumlah wartawan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melaporkan realita perang. Pemerintah berusaha untuk mengontrol arus informasi dari garis depan pada awal-awal perang, dan wartawan pun dilarang. Pelaporan konflik itu, menurut pendapat Kantor Perang dapat membantu musuh. Jika tertangkap, mereka menghadapi hukuman mati.

Yang mengherankan, hanya butuh dua hari surat dari Inggris mencapai pasukan garis depan di Perancis. Perjalanan dimulai dari penyortiran di gudang khusus yang dibuat di Mayfair sebelum dikirim melalui parit. Pada akhir perang, dua miliar huruf dan 114 juta paket telah telah disampaikan

Ketika generasi pria pergi berperang, lebih dari satu juta perempuan bekerja di gudang amunisi perang. Mereka bekerja berjam-jam, dan sering kali dalam kondisi yang buruk dan bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya. Mereka yang disebut 'burung kenari' adalah perempuan yang bekerja dengan TNT, sebutan itu karena mereka mengurus ikterus beracun dan berbalik menyerang kulit mereka yang membuat kulit berubah menjadi kuning.

Pecahan peluru adalah penyebab banyak luka wajah di korban perang. Luka itu tidak seperti luka garis lurus ditimbulkan oleh peluru. Pecahan logam yang bengkok dihasilkan dari ledakan pecahan peluru dan bisa dengan mudah merobek wajah. Melihat wajah korban yang menakutkan, ahli bedah Harold Gillies, membantu korban dengan merintis teknik awal rekonstruksi wajah

Wilfred Owen adalah salah satu penyair terbaik produk perang, Ia meninggal di garis depan hanya seminggu sebelum akhir perang, dan dia tidak dikenal. Pada saat itu, pandangannya tentang perang yang menakutkan merupakan minoritas. Tidak sampai tahun 1960-an sastrawan memutuskan pandangannya merupakan pandangan yang paling otentik tentang konflik.

Sidney Lewis baru berusia 12 tahun dan ia berbohong tentang usianya. Ia bergabung dengan tentara Inggris selama Perang Dunia Pertama. Dia adalah salah satu dari ribuan anak laki-laki di bawah umur yang bersemangat mendaftar dan akhirnya berjuang bersama rekan-rekan yang dewasa mereka di garis depan. Beberapa termotivasi oleh patriotismenya, tetapi untuk orang lain itu adalah pelarian dari kehidupan Sidnety yang suram.

Pada pergantian abad ke-20, Inggris adalah negara adidaya ekonomi, namun perang dunia pertama telah memakan biaya yang besar. Misalnya, biaya peluru ditembakkan dalam 24 jam di September 1918 hampir mencapai 4.000.000 pounsterling.

Tentara Inggris memulai penggunaan rutin transfusi darah dalam mengobati tentara yang terluka. Darah ditransfer langsung dari satu orang ke orang lain. Seorang dokter Angkatan Darat AS, Kapten Oswald Robertson, mendirikan bank darah pertama di Front Barat pada tahun 1917, dengan menggunakan natrium sitrat untuk mencegah darah yang mengentalkan. Darah ditaruh di es hingga 28 hari dan kemudian diangkut ke lokasi korban untuk digunakan dalam operasi menyelamatkan korban.

Penting untuk melindungi kapal dari torpedo musuh yang membawa pasokan makanan dan pasokan militer ke garis depan. Norman Wilkinson, seorang seniman dan tentara relawan datang dengan ide membuat kamuflase dengan berbagai warna.

tentara Inggris jarang berada di jalur tembak. Mereka terus-menerus bergerak di sekitar parit untuk menghindari bahaya tembakan musuh.

ada stereotip bahwa tentara biasa perang dunia pertama adalah singa yang dipimpin oleh keledai - keledai yang merupakan jenderal yang tidak kompeten. Mereka duduk di belakang peperangan sementara ribuan prajurit meninggal. Bahkan, faktanya begitu banyak jenderal yang ingin menjadi ikut dalam pertempuran tapi mereka dilarang pergi, karena ditakutkan akan terbunuh. Pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi seorang jenderal lebih baik daripada kekalahan dalam perang itu sendiri.