Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

uruhara16Avatar border
TS
uruhara16
Internet Positif, sarana pendulangan keuntungan terselubung?
Merdeka.com - Pastinya yang pernah berhadapan dengan tampilan Internet Positif ketika sedang membuka satu alamat website tertentu, akan mengetahui bahwa tampilan pada laman tersebut sedikit janggal.

Dikatakan janggal karena selain berisikan berita- berita tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan informasi terkait internet positif atau sejenisnya, melainkan berisi iklan dan tautan untuk berita yang sama seperti di media-media online pada umumnya.

Berbeda dengan laman Trust+ di website Kominfo yang lebih berisikan tentang informasi terkait apakah itu internet aman dan sehat sampai dengan cara kerjanya.

Dalam data di Alexa , website bernama Internet-positif.org ini menduduki peringkat 51 di Indonesia sebagai 'website parkir' yang tujuannya adalah untuk men-direct akses pengguna internet dari satu website ke website tersebut karena ditengarai situs yang dituju awalnya itu mengandung konten-konten yang dilarang pemerintah, pornografi salah satunya.

Namun, dari terdapatnya iklan dan berita-berita yang juga ada di media-media online lainnya, ada anggapan bahwa pemerintah melalui Telkomsel selaku pemilik website Internet Positif berdasarkan Who.is menjadikan situs itu sebagai sarana pendulangan keuntungan.

Dikatakan pendulangan keuntungan karena selain ada istilah PPC atau Pay Per Click, ada juga istilah PPI atau Pay Per Impression. Dengan menerapkan strategi PPI ini maka pemilik website dan juga pihak pengiklan akan mendapatkan keuntungan apabila website dan iklannya itu ditayangkan.

Selain mendapatkan keuntungan dari sang pengiklan, pemilik website juga dapat keuntungan dari PPI, sedangkan pengiklan mendapatkan keuntungan berupa publikasi produknya di sebuah website yang sering dikunjungi oleh pengguna internet, walaupun belum tentu produknya itu akan laris manis di pasaran.

Mengutip dari Tech in Asia (28/08), hal ini sebenarnya sudah pernah ditanyakan oleh para netizen ke Menkominfo Tifatul Sembiring melalui Twitter, sayangnya belum ada tanggapan sampai sekarang.

http://m.merdeka.com/teknologi/inter...rselubung.html
0
2.6K
26
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan