Setelah sekian lama ane bersemayam(?)
di SFTH ini, ane akhirnya berfikiran untuk membuat sebuah cerita yang berasal dari kisah ane sendiri dengan sedikit bumbu karena gak semua dari kisah ini ane masih inget percakapannya. Maklum otak loadingnya lemot
Maaf bila ane pake ID Klonengan daripada menggunakan ID Prime ane karena di ID Prime ane itu terlalu terlihat untuk orang mengorek-orek informasi tentang ane

satu lagi karena ane takut dibully sama temen-temen kalo pake ID Prime ane
Quote:
RULES YANG BERLAKU
1. Diperbolehkan untuk menebak cerita namun tidak diperbolehkan untuk menebak tempa kejadian, nama asli dari tokoh, DLL
2. Dilarang ikut ngebully apalagi Nge-Junk DLL
3. Apabila ada kata yang gak berkenan mohon PM ane
4. Kalopun ada yang kenal sama TS, hargai TS biar privasi tetep terjaga 
5. Bantu komeng agar ane bisa memperbaiki kekurangannya 
=============================================================================================
Quote:
“Untuk senior silahkan berbaris di depan saya. Now!” sahut seorang cewek yang ternyata dia adalah pemimpin dari kelompok senior dan semua mengikuti perintahnya
“Ambil posisi push up dan lakukan push up bersama-sama!” katanya masih dengan tatapan yang sangat tajam dan terlihat sedang emosi
“2 set dimulai dari sekarang!” kata wanita itu lagi dan diikuti dengan push up yang dilakukan oleh senior di depan junior
“satu dua satu (satu)!” “satu dua dua (dua)!” “satu dua tiga (tiga)!” “satu dua empat(empat)!” dan sampai 2 set kemudian. “Lanjut dengan 2 set!” sahut pemimpin senior itu dan semuanya menuruti perkataannya
Baru masuk push up ke 3 set ke 3 dan seorang cowok dan dia pemimpin dari kelompok junior berkata “Junior! Push up 2 set sekarang!” dan semua junior pun mengikuti perintahnya
Masih dalam posisi push up, tiba-tiba ada teriakan dari seorang Pembina dari senior junior itu dan semua berhenti push up namun posisi masih telentang
“Kalian!” sahut suaranya yang menggelegar
“Masih untung kalian mendapatkan kepercayaan dari sekolah untuk melakukan acara ini! Saya tau kalian semua capek dengan acara ini! Tapi saya hanya meminta bantuan kalian sedikit untuk membantu dan apa yang kalian lakukan untuk membantu lainnya tidaklah dapat menjadi contoh untuk lainnya!” dan tidak ada dari kami yang berani menjawab pertanyaannya.
“Saya hanya meminta bantuan untuk kalian mengangkat 40 kursi dari aula ke lapangan basket! Tapi apa yang kalian lakukan?! Kalian semuanya melakukannya dengan tidak ikhlas! Kalian memberikan lebih dari yang dibutuhkan! Kalian memang capek tapi mereka semua lebih capek untuk acara besok! Apa kalian mengerti?!” katanya
“Kalian bisu atau apa?! Kalau dikasih pertanyaan itu dijawab bukannya diam saja!” sahutnya lagi dan tidak ada jawaban yang keluar dari senior maupun junior. Semua sibuk merenung apa yang dikatakan oleh Pembina tersebut
quote diatas adalah salah satu bagian dari cerita yang akan ane ceritakan dalam cerita ini
