- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Komnas HAM Temui Belasan Relawan Prabowo yang Jadi Korban Kericuhan


TS
didududi
Komnas HAM Temui Belasan Relawan Prabowo yang Jadi Korban Kericuhan
Jakarta - Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) menemui belasan relawan Prabowo-Hatta yang menjadi korban kericuhan pada 21 Agustus 2014 lalu. Para relawan langsung mencurahkan hal-hal yang mereka alami sore itu.
Pertemuan ini dimulai sekitar pukul 12.00 WIB di Rumah Polonia, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2014). Perwakilan dari Komnas HAM adalah Komisioner Natalius Pigai bersama dua rekannya. Sementara dari para relawan diwakilkan oleh Wakil Ketua Umum PBB Adityawarman Thaha.
Kemudian satu per satu relawan yang menunjukkan balutan perban di pelipis kanan, pipi kanan, lengan kiri dan kakinya langsung bercerita. Seperti yang diceritakan oleh Asep Setyadi, menurutnya massa Prabowo-Hatta tidak bergerak sendiri-sendiri.
"Kami ini ormas dan tidak ada perlawanan. Kita menghalau teman-teman jangan sampai menyerang. Hanya di depan kami langsung tembakan gas air mata," kata Asep.
Cerita Asep disambung oleh wanita bernama Saisaroh. Menurut wanita asal Banten ini, ia tengah berupaya melarikan diri saat kericuhan pecah di Bundaran Patung Kuda. Namun sebuah gas air mata tebal merasuk wajahnya.
"Saya langsung tergeletak di jalan, terinjak-injak. Entah siapa yang menginjak. Saya minta tolong kepada polisi tapi tidak digubris. Lalu ada yang bawa saya ke ambulans dilarikan ke RS Budi Kemulyaan. Kalau telat 5 menit mungkin saya sudah lewat," kata Saisaroh.
Lalu ada Rian yang bercerita dirinya terjatuh dari Unimog setelah terkena peluru karet di bagian pinggang. Ia pun terinjak-injak. Lalu kisah Rian dilanjutkan oleh Muscipto yang menunjukkan perban putih di pipi kanannya. Muscipto menjelaskan perban itu menutup luka robek akibat terkena peluru gas air mata.
"Darah saya ke mana-mana, pipi saya robek dan bolong. Data Djoko Santoso menasehati saya agar dirawat di RSPAD Gatot Subroto," ujar Muscipto.
Sedikitnya, belasan relawan menceritakan apa yang mereka alami dan asal luka yang diperban di tubuh mereka. Mereka juga membantah pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman yang menyatakan tidak ada penggunaan peluru karet oleh polisi saat itu. Natalius pun mendengarkan dengan seksama.
http://news.detik.com/read/2014/08/2...rban-kericuhan
Komen:
Yg dibold, yg ngeerusak kawat duri sapa? Polisi? Jokowi? Yg mencoba majuin unimog sapa?
Yg merah: temen ente mana semua? Kok ga minta bantuan sama temen ente? Ga setiakawan nih
Bayaran udah dikasih kan?
Pertemuan ini dimulai sekitar pukul 12.00 WIB di Rumah Polonia, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2014). Perwakilan dari Komnas HAM adalah Komisioner Natalius Pigai bersama dua rekannya. Sementara dari para relawan diwakilkan oleh Wakil Ketua Umum PBB Adityawarman Thaha.
Kemudian satu per satu relawan yang menunjukkan balutan perban di pelipis kanan, pipi kanan, lengan kiri dan kakinya langsung bercerita. Seperti yang diceritakan oleh Asep Setyadi, menurutnya massa Prabowo-Hatta tidak bergerak sendiri-sendiri.
"Kami ini ormas dan tidak ada perlawanan. Kita menghalau teman-teman jangan sampai menyerang. Hanya di depan kami langsung tembakan gas air mata," kata Asep.
Cerita Asep disambung oleh wanita bernama Saisaroh. Menurut wanita asal Banten ini, ia tengah berupaya melarikan diri saat kericuhan pecah di Bundaran Patung Kuda. Namun sebuah gas air mata tebal merasuk wajahnya.
"Saya langsung tergeletak di jalan, terinjak-injak. Entah siapa yang menginjak. Saya minta tolong kepada polisi tapi tidak digubris. Lalu ada yang bawa saya ke ambulans dilarikan ke RS Budi Kemulyaan. Kalau telat 5 menit mungkin saya sudah lewat," kata Saisaroh.
Lalu ada Rian yang bercerita dirinya terjatuh dari Unimog setelah terkena peluru karet di bagian pinggang. Ia pun terinjak-injak. Lalu kisah Rian dilanjutkan oleh Muscipto yang menunjukkan perban putih di pipi kanannya. Muscipto menjelaskan perban itu menutup luka robek akibat terkena peluru gas air mata.
"Darah saya ke mana-mana, pipi saya robek dan bolong. Data Djoko Santoso menasehati saya agar dirawat di RSPAD Gatot Subroto," ujar Muscipto.
Sedikitnya, belasan relawan menceritakan apa yang mereka alami dan asal luka yang diperban di tubuh mereka. Mereka juga membantah pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman yang menyatakan tidak ada penggunaan peluru karet oleh polisi saat itu. Natalius pun mendengarkan dengan seksama.
http://news.detik.com/read/2014/08/2...rban-kericuhan
Komen:
Yg dibold, yg ngeerusak kawat duri sapa? Polisi? Jokowi? Yg mencoba majuin unimog sapa?

Yg merah: temen ente mana semua? Kok ga minta bantuan sama temen ente? Ga setiakawan nih

Bayaran udah dikasih kan?

Diubah oleh didududi 27-08-2014 15:17
0
2K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan