- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PKS: Kita Lihat Konsistensi PDI-P Tolak Kenaikan Harga BBM


TS
bungali35
PKS: Kita Lihat Konsistensi PDI-P Tolak Kenaikan Harga BBM
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq mengatakan, konsistensi PDI Perjuangan bakal diuji di awal pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla nantinya terkait bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, PDI-P selalu menolak kenaikan harga BBM bersubsidi pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kalau PDI-P dari awal sangat menolak, tidak setuju kenaikan BBM, bagaimana dengan situasi sekarang saat pemerintahan Jokowi yang ditopang PDI-P? Akan kita lihat nanti," kata Mahfudz di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Ketua Komisi I DPR RI ini mengatakan, jika PDI-P konsisten dengan sikapnya saat menjadi oposisi, mestinya PDI-P tetap bertahan dengan tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Kalau mau konsisten harusnya dipertahankan," katanya.
Presiden SBY dan Jokowi akan melakukan pertemuan di Bali pada hari ini untuk membahas masalah transisi pemerintahan. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengaku akan membahas masalah BBM bersubsidi. Jokowi ingin agar anggaran subsidi BBM dikurangi. Konsekuensinya, harga BBM bersubsidi naik.
Sejumlah kalangan meminta agar Presiden segera mengatasi krisis BBM dengan menaikkan harga BBM.
PT Pertamina mengumumkan, setelah mendapat arahan dari pemerintah, mereka menormalkan pasokan BBM ke masyarakat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di sejumlah daerah.
Akan tetapi, langkah ini tidak menghilangkan ancaman krisis BBM karena alokasi kuota BBM bersubsidi yang mencapai 46 juta kiloliter akan segera habis apabila tidak ada langkah strategis.
PDI-P sempat menentang ketika pemerintah hendak menaikkan harga BBM bersubsidi (baca: Ini Alasan PDI-P Menolak Opsi Pemerintah soal Kenaikan Harga BBM dan PDI-P Lobi Partai Lain Tolak Harga BBM Naik).
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp 6.500 untuk jenis premium dan Rp 5.500 untuk solar per liter pada 22 Juni 2013 (baca: Sah, Harga Premium Jadi Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500 Per Liter).
(PKS seperti selalu benar saja bukankah partai ini juga konsisten mencari kambing hitam dan dalih kalau melakukan kesalahan? ) "Kalau mau konsisten harusnya dipertahankan," katanya. gw setuju dengan kata anda yg selalu konsisten menusuk dari belakang atau pura-pura bego dan lugu padahal luar biasa )
"Kalau PDI-P dari awal sangat menolak, tidak setuju kenaikan BBM, bagaimana dengan situasi sekarang saat pemerintahan Jokowi yang ditopang PDI-P? Akan kita lihat nanti," kata Mahfudz di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Ketua Komisi I DPR RI ini mengatakan, jika PDI-P konsisten dengan sikapnya saat menjadi oposisi, mestinya PDI-P tetap bertahan dengan tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Kalau mau konsisten harusnya dipertahankan," katanya.
Presiden SBY dan Jokowi akan melakukan pertemuan di Bali pada hari ini untuk membahas masalah transisi pemerintahan. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengaku akan membahas masalah BBM bersubsidi. Jokowi ingin agar anggaran subsidi BBM dikurangi. Konsekuensinya, harga BBM bersubsidi naik.
Sejumlah kalangan meminta agar Presiden segera mengatasi krisis BBM dengan menaikkan harga BBM.
PT Pertamina mengumumkan, setelah mendapat arahan dari pemerintah, mereka menormalkan pasokan BBM ke masyarakat. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di sejumlah daerah.
Akan tetapi, langkah ini tidak menghilangkan ancaman krisis BBM karena alokasi kuota BBM bersubsidi yang mencapai 46 juta kiloliter akan segera habis apabila tidak ada langkah strategis.
PDI-P sempat menentang ketika pemerintah hendak menaikkan harga BBM bersubsidi (baca: Ini Alasan PDI-P Menolak Opsi Pemerintah soal Kenaikan Harga BBM dan PDI-P Lobi Partai Lain Tolak Harga BBM Naik).
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp 6.500 untuk jenis premium dan Rp 5.500 untuk solar per liter pada 22 Juni 2013 (baca: Sah, Harga Premium Jadi Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500 Per Liter).
(PKS seperti selalu benar saja bukankah partai ini juga konsisten mencari kambing hitam dan dalih kalau melakukan kesalahan? ) "Kalau mau konsisten harusnya dipertahankan," katanya. gw setuju dengan kata anda yg selalu konsisten menusuk dari belakang atau pura-pura bego dan lugu padahal luar biasa )
0
1.9K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan