- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sekilas tentang Kota Madya Pare-Pare (Sulawesi Selatan)


TS
Rz.Reza
Sekilas tentang Kota Madya Pare-Pare (Sulawesi Selatan)
Sejarah Kota Pare-Pare :
Diawal perkembangannya dataran tinggi yang sekarang ini, yang disebut Kota Parepare, dahulunya adalah merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring tempat tumbuhnya semak-semak tersebut secara liar dan tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.
Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai karena hobbynya memancing. Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki.
Dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini”. Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.
Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah Belanda bermarkas untuk melebarkan sayapnya dan merambah seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Hal ini yang berpusat di Parepare untuk wilayah Ajatappareng.
Pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda), dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan “Afdeling Parepare” yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare.
Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber. Disamping adanya aparat pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi.
Struktur pemerintahan ini, berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II yaitu pada saat terhapusnya Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1942.
Pada zaman kemerdekaan Indonesia tahun 1945, struktur pemerintahan disesuaikan dengan undang-undang no. 1 tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Dan selanjutnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948, dimana struktur pemerintahannya juga mengalami perubahan, yaitu di Daerah hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) dan tidak ada lagi semacam Asisten Residen atau Ken Karikan.
Pada waktu status Parepare tetap menjadi Afdeling yang wilayahnya tetap meliputi 5 Daerah seperti yang disebutkan sebelumnya. Dan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, maka ke empat Onder Afdeling tersebut menjadi Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Sidenreng Rappang, Enrekang dan Pinrang, sedang Parepare sendiri berstatus Kota Praja Tingkat II Parepare. Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.
Didasarkan pada tanggalpelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.
Sebelum anda memasuki kota ini, anda akan menjumpai tugu selamat datang.
Dikota inilah lahir seorang anak bangsa yang pernah menjadi Presiden RI yang ke III :
yaitu (PROF.DR.ING.H.BAHARUDDIN JUSUF HABIBIE)


Mungkin banyak orang yang tidak terlalu tau dengan kota ini, dan begitu banyak orang yang tidak mengingkan ditempatkan dikota ini, saya tidak tau mengapa orang itu sangat takut ditempatkan dikota ini. dulu waktu saya masih pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), kebanyakan orang-orang dikampus sana sangat takut dengan nama-nama kota yang dobel, baik itu BAU_BAU atau PARE-PARE.. dia mungkin selalu beranggapan kota PARE-PARE itu adalah kota yang sangat kecil, atau tinggal dipedalaman gitu.. padahal sebenarnya anggapan itu sebenarnya sangat-sangat saya tidak setuju dengan mereka, karena saya sendiri mengetahui bagaimana keindahan kota ini, dan dikota ini juga saya dilahirkan.
disini saya dapat gambarkan :
1. kota pare-pare itu seperti apa ? Kota pare-pare itu adalah kota yang bisa dikatakan kota kota terbesar ke 2 di Propinsi Sulawesi Selatan. kenapa saya mengatakan seperti itu, dikarenakan dari penanaan kotanya aja dapat kita liat, pare-pare itu adalah Kota Madya, bukan sebuah Kabupaten.
2. Jarak dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan (Makassar) itu -/+ 145 km, yang dapat ditempu dengan jalur darat. dimana dari makassar menuju kota madya pare-pare itu kalian akan melalu 3 (tiga) kabupaten, diantaranya : kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kebupaten Barru dan Akhirnya Kota Madya Pare-Pare.
mungkin diantara agan yang belum tau kota ini, disini saya berikan beberapa Foto tentang kota ini :
Mohon Maaf Apabila Treadnya berantakan gan.. Soalnya baru pertama kali bikin Tread..
Mari Kita Lestarikan Kebudayaan Indonesia...
Makasih.
Diawal perkembangannya dataran tinggi yang sekarang ini, yang disebut Kota Parepare, dahulunya adalah merupakan semak-semak belukar yang diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring tempat tumbuhnya semak-semak tersebut secara liar dan tidak teratur, mulai dari utara (Cappa Ujung) hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.
Lontara Kerajaan Suppa menyebutkan, sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan Istana dan pergi ke selatan mendirikan wilayah tersendiri pada tepian pantai karena hobbynya memancing. Wilayah itu kemudian dikenal sebagai kerajaan Soreang, kemudian satu lagi kerajaan berdiri sekitar abad XV yakni Kerajaan Bacukiki.
Dalam satu kunjungan persahabatan Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566) berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai seorang raja yang dikenal sebagai ahli strategi dan pelopor pembangunan, Kerajaan Gowa tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “Bajiki Ni Pare” artinya “Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini”. Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi termasuk orang-orang melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa.
Melihat posisi yang strategis sebagai pelabuhan yang terlindungi oleh tanjung di depannya, serta memang sudah ramai dikunjungi orang-orang, maka Belanda pertama kali merebut tempat ini kemudian menjadikannya kota penting di wilayah bagian tengah Sulawesi Selatan. Di sinilah Belanda bermarkas untuk melebarkan sayapnya dan merambah seluruh dataran timur dan utara Sulawesi Selatan. Hal ini yang berpusat di Parepare untuk wilayah Ajatappareng.
Pada zaman Hindia Belanda, di Kota Parepare, berkedudukan seorang Asisten Residen dan seorang Controlur atau Gezag Hebber sebagai Pimpinan Pemerintah (Hindia Belanda), dengan status wilayah pemerintah yang dinamakan “Afdeling Parepare” yang meliputi, Onder Afdeling Barru, Onder Afdeling Sidenreng Rappang, Onder Afdeling Enrekang, Onder Afdeling Pinrang dan Onder Afdeling Parepare.
Pada setiap wilayah/Onder Afdeling berkedudukan Controlur atau Gezag Hebber. Disamping adanya aparat pemerintah Hindia Belanda tersebut, struktur Pemerintahan Hindia Belanda ini dibantu pula oleh aparat pemerintah raja-raja bugis, yaitu Arung Barru di Barru, Addatuang Sidenreng di Sidenreng Rappang, Arung Enrekang di Enrekang, Addatung Sawitto di Pinrang, sedangkan di Parepare berkedudukan Arung Mallusetasi.
Struktur pemerintahan ini, berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II yaitu pada saat terhapusnya Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1942.
Pada zaman kemerdekaan Indonesia tahun 1945, struktur pemerintahan disesuaikan dengan undang-undang no. 1 tahun 1945 (Komite Nasional Indonesia). Dan selanjutnya Undang-undang Nomor 2 Tahun 1948, dimana struktur pemerintahannya juga mengalami perubahan, yaitu di Daerah hanya ada Kepala Daerah atau Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) dan tidak ada lagi semacam Asisten Residen atau Ken Karikan.
Pada waktu status Parepare tetap menjadi Afdeling yang wilayahnya tetap meliputi 5 Daerah seperti yang disebutkan sebelumnya. Dan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan dan pembagian Daerah-daerah tingkat II dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan, maka ke empat Onder Afdeling tersebut menjadi Kabupaten Tingkat II, yaitu masing-masing Kabupaten Tingkat II Barru, Sidenreng Rappang, Enrekang dan Pinrang, sedang Parepare sendiri berstatus Kota Praja Tingkat II Parepare. Kemudian pada tahun 1963 istilah Kota Praja diganti menjadi Kotamadya dan setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.
Didasarkan pada tanggalpelantikan dan pengambilan sumpah Walikotamadya Pertama H. Andi Mannaungi pada tanggal 17 Februari 1960, maka dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970 ditetapkan hari kelahiran Kotamadya Parepare tanggal 17 Februari 1960.
Sebelum anda memasuki kota ini, anda akan menjumpai tugu selamat datang.
Dikota inilah lahir seorang anak bangsa yang pernah menjadi Presiden RI yang ke III :
yaitu (PROF.DR.ING.H.BAHARUDDIN JUSUF HABIBIE)


Mungkin banyak orang yang tidak terlalu tau dengan kota ini, dan begitu banyak orang yang tidak mengingkan ditempatkan dikota ini, saya tidak tau mengapa orang itu sangat takut ditempatkan dikota ini. dulu waktu saya masih pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), kebanyakan orang-orang dikampus sana sangat takut dengan nama-nama kota yang dobel, baik itu BAU_BAU atau PARE-PARE.. dia mungkin selalu beranggapan kota PARE-PARE itu adalah kota yang sangat kecil, atau tinggal dipedalaman gitu.. padahal sebenarnya anggapan itu sebenarnya sangat-sangat saya tidak setuju dengan mereka, karena saya sendiri mengetahui bagaimana keindahan kota ini, dan dikota ini juga saya dilahirkan.
disini saya dapat gambarkan :
1. kota pare-pare itu seperti apa ? Kota pare-pare itu adalah kota yang bisa dikatakan kota kota terbesar ke 2 di Propinsi Sulawesi Selatan. kenapa saya mengatakan seperti itu, dikarenakan dari penanaan kotanya aja dapat kita liat, pare-pare itu adalah Kota Madya, bukan sebuah Kabupaten.
2. Jarak dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan (Makassar) itu -/+ 145 km, yang dapat ditempu dengan jalur darat. dimana dari makassar menuju kota madya pare-pare itu kalian akan melalu 3 (tiga) kabupaten, diantaranya : kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kebupaten Barru dan Akhirnya Kota Madya Pare-Pare.
mungkin diantara agan yang belum tau kota ini, disini saya berikan beberapa Foto tentang kota ini :
Spoiler for "Patung Adipura Kota Pare-Pare :":
Spoiler for "Patung Kapal Pinisi :":
Spoiler for "Taman Kota :":
Spoiler for "Keindahan Laut Kota Pare-Pare :":
Spoiler for "Pare-Pare Malam Hari :":
Spoiler for "Pusat Kuliner :":
Spoiler for "Mesjid Agung Kota Pare-Pare :":
Spoiler for "Lapangan Andi Makkasau :":
Spoiler for "Pantai Lumpue :":
Spoiler for "Tugu Korban 40.000 jiwa :":
Spoiler for "Pelabuhan :":
Spoiler for "Disini ada KFC, Planet Surf dan Es teler 77 lho gan.. hehehehe":
Spoiler for "Ini adalah Club di pare-pare :":
Spoiler for "Bank Mandiri :":
Spoiler for "Sedikit Tambahan :":
Spoiler for "ini yang ditunggu oleh masyarakat sulawesi sealatan, akhirnya terjawab sudah, akhirnya pembangunan bisa nyampai kebagian Indonesia timur, dan Semoga Indonesia Bagian Timur Tidak ketinggalan jauh oleh daerah lain :":
Mohon Maaf Apabila Treadnya berantakan gan.. Soalnya baru pertama kali bikin Tread..
Mari Kita Lestarikan Kebudayaan Indonesia...
Makasih.
Polling
0 suara
Sekilas tentang Kota Madya Pare-Pare
Diubah oleh Rz.Reza 26-08-2014 14:45
0
16.4K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan