- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ngeri Membayangkan Indonesia 20 Tahun Yang Akan Datang


TS
agamrfo
Ngeri Membayangkan Indonesia 20 Tahun Yang Akan Datang

Quote:
Assalamu'alaikum wr. wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua...
Salam Sejahtera bagi kita semua...




Spoiler for dijamin kagak repost :




Quote:
Ada yang bertanya, apa yang harus dibayangkan kalau kita tidak tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari? 5 tahun, 10 tahun apalagi 20 tahun yang akan datang? Benar, semua orang di dunia ini tidak ada yang tahu, apa yang bakal terjadi di negeri ini ditahun 2031 nanti. Jangankan tahun 2031, apa yang bakal terjadi di tahun 2015, tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi. Karena, apa yang akan terjadi nanti merupakan kekuasaan Sang Penguasa alam semesta ini.

Tetapi, bagaimana Indonesia 20 tahun yang akan datang dapat kita prediksi, diperkirakan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat sekarang ini. Namun, karena masih berbentuk prediksi dan belum menjadi kenyataan, kemungkinan lainpun masih bisa terjadi.

Pembaca lalu bertanya, apa yang ada bayangkan?
Saya menjawab, 20 tahun yang datang Indonesia bakal dilanda bencana. Indoensia remuk, hancur berkeping-keping. Korupsi merajalela, siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang memiliki uang, bisa mendapatkan segala-galanya, dia menguasai negeri yang sekarat, negeri tanpa bentuk, wabah penyakit menebar dari sabang hingga merauke. Maksiat, perjudian, narkoba bukan lagi barang haram. Tidak akan heran lagi jika melihat laki-laki dan perempuan berciuman mesra di tepi jalan, bahkan bersenggama di ruang terbuka. Adat istiadat, agama, yang selama ini menjadi filter dalam menjalani kehidupan tidak lagi berfungsi dengan baik. Semua sibuk mengurusi dirinya sendiri-sendiri, menjadi manusia yang individualistis. Apakah ada membayangkan hal yang sama?

Lalu, pertanyaan kembali muncul. Sengeri itukah yang ada bayangkan?
Sekali lagi saya tegaskan bahwa itu hanya bayangan saya 20 tahun yang akan datang. Berdasarkan apa yang telah terjadi saat sekarang ini.

Saya mengajak pembaca ikut membayangkan Indonesia 20 tahun yang akan datang. Di mana, pada masa itu negeri ini bakal dipimpin dan dikelola oleh generasi penerus yang ada pada masa sekarang. Mulai dari kepala sekolah dan guru, Rektor dan dosen, menteri, Ketua KPK, PNS hingga seorang presiden, generasi sekaranglah yang akan meneruskan pembangunan negeri ini 20 tahun yang akan datang. Bukan SBY, bukan Amin Rais, bukan Megawati, bukan Prabowo atau generasi yang sudah berusia tua, tetapi generasi muda.

Ngeri sekali membayangkannya, jika masa depan Indonesia dipimpin oleh generasi bermental rapuh! Generasi yang sekian lama telah meninggalkan akar budayanya sendiri yang adi luhung. Sebagi contoh, dengan sangat mudah mengakses pelajar yang (maaf) melakukan hubungan intim layaknya suami isteri. Silahkan ada ketik kata kunci “ABG” atau “cewek SMA” atau “mahasiswi” di google.com, semua yang muncul konten berbau pornografi. Inikah generasi penerus bangsa ini?

Beberapa survey menyebutkan, berciuman bibir bukan merupakan hal yang tabu lagi dikalangan remaja. Bahkan, beberapa remaja menyebut jika tidak berciuman saat pacaran dianggap tidak gaul. Hingga akhirnya berujung ke perbuatan yang tidak patut dilakukan oleh mereka yang belum sah menjadi suami-istri.

Beberapa penangkapan karena kasus narkoba, sebagai pengedar atau pemakai, banyak melibatkan pelajar sebagai generasi penerus. Pada awalnya si remaja hanya mejadi korban penyalahgunaan narkoba, lalu karena kecanduan dan sudah tidak memiliki uang untuk membeli barang haram tersebut, akhirnya nekad menjadi pengedar hanya untuk bisa menikmati narkoba.

Di samping itu, akibat pergaulan bebas dan menggunakan narkoba, semakin terbuka lebarnya peluang penyebaran virus yang hingga saat ini belum ada obatnya, yaitu HIV/AIDS. Menggunakan jarum suntik bergantian, melakukan hubungan seks secara bebas tanpa menggunakan pengaman, sangat beresiko terjangkit HIV/AIDS. Contoh kasus, di Kabupaten saya, Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dari tahun 2003 hingga saat ini sudah 200 orang lebih tertular HIV/AIDS. Data tersebut merupakan data yang tercatat dan diketahui, bagaimana dengan yang tidak terdata atau tercatat pihak terkait? Bisa dibayangkan jika 200 orang ini saja menularkan masing-masing 1 orang, maka penderita menjadi 400 orang dan begitu seterusnya. Jika diestimasikan dalam satu tahun, sudah berapa orang yang tertular virus HIV/AIDS?
Pencegahan Dini

Seperti saya katakan sejak awal, apa yang saya kemukakan hanyalah sebuah prediksi. Karena itu, masih ada kesempatan agar prediksi tersebut tidak menjadi kenyataan. Untuk itu harus segera dilakukan upaya pencegahan sejak dini. Agar Indonesia 20 tahun yang akan datang menjadi negara yang kuat, negara yang mensejahterakan masyarakatnya dan disegani negara-negara asing.

Peran orang tua sangat penting, mendidik dan mebina anak-anaknya agar tidak terjerumus kepada prilaku yang negatif. Artinya, komunikasi antara orang tua dan anak harus terjalin dengan baik. Orang tua harus mampu menjadi tempat berlindung serta menjadi tempat si anak mencurahkan isi hatinya. Selain itu, orang tua juga harus tahu dengan siapa, kemana anak bermain.

Masyarakat harus bisa memantau dan mengawasi aktivitas remaja. Jika terjadi aktivitas yang menyimpang sesegera mungkin harus dicegah, sehingga ruang gerak untuk melakukan aktivitas menyimpangpun semakin sempit.

Dampak kecanggihan teknologi, akses untuk menerima hal-hal yang bisa merusak moralpun semakin mudah. Hampir semua orang memiliki handphone, dengan handphone, informasi sangat mudah untuk diakses. Hampir semua handphone menyediakan fasilitas internet dengan biaya murah. Untuk mengindari penyalahgunaan teknologi perlu ada filter diri. Yakni penanaman nilai-nilai agama, baik di rumah, di sekolah atau di lingkungan masyarakat. Guru atau orang tua sesekali waktu harus melakukan razia terhadap handphone anak, tas anak dan lemari anak.

Tetapi, bagaimana Indonesia 20 tahun yang akan datang dapat kita prediksi, diperkirakan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat sekarang ini. Namun, karena masih berbentuk prediksi dan belum menjadi kenyataan, kemungkinan lainpun masih bisa terjadi.

Pembaca lalu bertanya, apa yang ada bayangkan?
Saya menjawab, 20 tahun yang datang Indonesia bakal dilanda bencana. Indoensia remuk, hancur berkeping-keping. Korupsi merajalela, siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang memiliki uang, bisa mendapatkan segala-galanya, dia menguasai negeri yang sekarat, negeri tanpa bentuk, wabah penyakit menebar dari sabang hingga merauke. Maksiat, perjudian, narkoba bukan lagi barang haram. Tidak akan heran lagi jika melihat laki-laki dan perempuan berciuman mesra di tepi jalan, bahkan bersenggama di ruang terbuka. Adat istiadat, agama, yang selama ini menjadi filter dalam menjalani kehidupan tidak lagi berfungsi dengan baik. Semua sibuk mengurusi dirinya sendiri-sendiri, menjadi manusia yang individualistis. Apakah ada membayangkan hal yang sama?

Lalu, pertanyaan kembali muncul. Sengeri itukah yang ada bayangkan?
Sekali lagi saya tegaskan bahwa itu hanya bayangan saya 20 tahun yang akan datang. Berdasarkan apa yang telah terjadi saat sekarang ini.

Saya mengajak pembaca ikut membayangkan Indonesia 20 tahun yang akan datang. Di mana, pada masa itu negeri ini bakal dipimpin dan dikelola oleh generasi penerus yang ada pada masa sekarang. Mulai dari kepala sekolah dan guru, Rektor dan dosen, menteri, Ketua KPK, PNS hingga seorang presiden, generasi sekaranglah yang akan meneruskan pembangunan negeri ini 20 tahun yang akan datang. Bukan SBY, bukan Amin Rais, bukan Megawati, bukan Prabowo atau generasi yang sudah berusia tua, tetapi generasi muda.

Ngeri sekali membayangkannya, jika masa depan Indonesia dipimpin oleh generasi bermental rapuh! Generasi yang sekian lama telah meninggalkan akar budayanya sendiri yang adi luhung. Sebagi contoh, dengan sangat mudah mengakses pelajar yang (maaf) melakukan hubungan intim layaknya suami isteri. Silahkan ada ketik kata kunci “ABG” atau “cewek SMA” atau “mahasiswi” di google.com, semua yang muncul konten berbau pornografi. Inikah generasi penerus bangsa ini?

Beberapa survey menyebutkan, berciuman bibir bukan merupakan hal yang tabu lagi dikalangan remaja. Bahkan, beberapa remaja menyebut jika tidak berciuman saat pacaran dianggap tidak gaul. Hingga akhirnya berujung ke perbuatan yang tidak patut dilakukan oleh mereka yang belum sah menjadi suami-istri.

Beberapa penangkapan karena kasus narkoba, sebagai pengedar atau pemakai, banyak melibatkan pelajar sebagai generasi penerus. Pada awalnya si remaja hanya mejadi korban penyalahgunaan narkoba, lalu karena kecanduan dan sudah tidak memiliki uang untuk membeli barang haram tersebut, akhirnya nekad menjadi pengedar hanya untuk bisa menikmati narkoba.

Di samping itu, akibat pergaulan bebas dan menggunakan narkoba, semakin terbuka lebarnya peluang penyebaran virus yang hingga saat ini belum ada obatnya, yaitu HIV/AIDS. Menggunakan jarum suntik bergantian, melakukan hubungan seks secara bebas tanpa menggunakan pengaman, sangat beresiko terjangkit HIV/AIDS. Contoh kasus, di Kabupaten saya, Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dari tahun 2003 hingga saat ini sudah 200 orang lebih tertular HIV/AIDS. Data tersebut merupakan data yang tercatat dan diketahui, bagaimana dengan yang tidak terdata atau tercatat pihak terkait? Bisa dibayangkan jika 200 orang ini saja menularkan masing-masing 1 orang, maka penderita menjadi 400 orang dan begitu seterusnya. Jika diestimasikan dalam satu tahun, sudah berapa orang yang tertular virus HIV/AIDS?
Pencegahan Dini

Seperti saya katakan sejak awal, apa yang saya kemukakan hanyalah sebuah prediksi. Karena itu, masih ada kesempatan agar prediksi tersebut tidak menjadi kenyataan. Untuk itu harus segera dilakukan upaya pencegahan sejak dini. Agar Indonesia 20 tahun yang akan datang menjadi negara yang kuat, negara yang mensejahterakan masyarakatnya dan disegani negara-negara asing.

Peran orang tua sangat penting, mendidik dan mebina anak-anaknya agar tidak terjerumus kepada prilaku yang negatif. Artinya, komunikasi antara orang tua dan anak harus terjalin dengan baik. Orang tua harus mampu menjadi tempat berlindung serta menjadi tempat si anak mencurahkan isi hatinya. Selain itu, orang tua juga harus tahu dengan siapa, kemana anak bermain.

Masyarakat harus bisa memantau dan mengawasi aktivitas remaja. Jika terjadi aktivitas yang menyimpang sesegera mungkin harus dicegah, sehingga ruang gerak untuk melakukan aktivitas menyimpangpun semakin sempit.

Dampak kecanggihan teknologi, akses untuk menerima hal-hal yang bisa merusak moralpun semakin mudah. Hampir semua orang memiliki handphone, dengan handphone, informasi sangat mudah untuk diakses. Hampir semua handphone menyediakan fasilitas internet dengan biaya murah. Untuk mengindari penyalahgunaan teknologi perlu ada filter diri. Yakni penanaman nilai-nilai agama, baik di rumah, di sekolah atau di lingkungan masyarakat. Guru atau orang tua sesekali waktu harus melakukan razia terhadap handphone anak, tas anak dan lemari anak.

Terakhir, perhatikan perubahan perilaku pada anak.
sumur
Kalau bermanfaat untuk agan boleh dong ane ditimpuk 
tapi jangan ditimpuk pake ini

Assalamu'alaikum wr. wb.

tapi jangan ditimpuk pake ini


Assalamu'alaikum wr. wb.
Quote:
kunjungin thread ane yang lainnya
masihkah tertarik ikut pemilu 2014
Hittler diklaim meninggal di Brazil
8 rekor dicetak negara jerman dalam 1 pertandingan Piala Dunia 2014
[Langkah-Langkah] Seni Hidup Tanpa Stress Dengan Memanfaatkan Diri Sendiri
Beginilah Perasaan Pria Setelah Putus Dari Pacarnya HT#1
Api, Air, Bumi, Udara, 4 Elemen Utama Keseimbangan
Merdeka?? (Renungan 69th Kemerdekaan RI)

Diubah oleh agamrfo 10-08-2014 08:51
0
19K
Kutip
92
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan