Kaskus

News

zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Antar Arwah Leluhur, Umat Konghucu Bakar Replika Kapal
SOLO (KRjogja.com) - Umat Konghucu serta masyarakat Tionghoa di Solo, antarkan kembali leluhur mereka yang telah meninggal dunia ke akherat, dengan membakar replika kapal sepanjang 3 meter. Sebelumnya, mereka melakukan ritual sembahyang King Ho Ping dengan aneka sesaji berupa makanan dan minuman serta buah-buahan dipimpin Bunsu Aji Chandra, di Klentheng Tri Pusaka.

Sesuai tradisi masyarakat Tionghoa, jelas Bunsu Aji Chandra, pada bulan ke tujuh Imlek berdasar perhitungan penaggalan China, pintu akherat dibuka guna memberi kesempatan para leluhur yang telah meniggal dunia kembali menemui kerabat selama satu bulan penuh. Saat arwah leluhur kembali ke dunia inilah, tambahnya, menjawab wartawan usai sembahyang King Ho Ping, Minggu (24/8/2014), sanak famili yang masih menjalani tugas hidup di dunia melakukan penghormatan sekaligus mengenang para leluhur.

Penghormatan diantaranya dalam bentuk persembahyangan serta penyediaan sesaji berupa aneka jenis makanan, minuman serta buah-buahan. Sembahyang dimulai pada pertengahan bulan ke tujuh Imlek yang tahun ini jatuh pada 10 Agustus lalu, jelas Aji Chandra, berupa ritual Jit Gwe Poa. "Kemudian pada akhir bulan ke tujuh Imlek yang jatuh pada Minggu (24/8/2014), dilakukan ritual King Ho Ping, yaitu mengantar arwah leluhur kembali ke akherat," ujarnya, sembari menyebutkan, hal itu disimbolkan dengan pembakaran replika kapal sebagai kendaraan ke alam sana.

Bulan ke tujuh Imlek, di kalangan umat Konghucu, ditempatkan sebagai bulan persembahyangan, sehingga mereka yang masih memegang teguh tradisi, pantang mengadakan perhelatan, seperti mantu, hajatan, pesta dan sebagainya. Tak sekadar menyambut ataupun mengenang arwah leluhur Jit Gwee Poa maupun King Ho Ping, juga untuk membantu jalan ke surga kepada arwah para leluhur yang mungkin masih menghadapi masalah di akherat.

Menjawab pertanyaan jenis sesaji, Aji Chandra menyebutkan, ada beberapa jenis makanan, buah-buahan yang tidak boleh ditinggalkan, diantaranya pisang, jeruk, ikan bandeng, panggang ayam, serta kepala babi. Masing-masing elemen sesaji wajib tersebut memiliki makna dan simbol baik bagi ahli aris yang masih hidup maupun para leluhur.

Kalaupun saat berlangsung sembahyang King Ho Ping sesaji yanag disuguhkan sangat beragam, menurut Aji, menyesuikan dengan musim serta kesukaan leluhur semasa masih hidup. Bahkan untuk leluur yang semasa hidup vegetarian, ditempatkan altar khusus yang menyajikan sesaji aneka jenis buah-buahan, tanpa daging.(Hut)

http://krjogja.com/read/227718/antar...plika-kapal.kr

lestarikan tradisi gan
0
7.4K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan