- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mau Hafal Al-Quran Tanpa Menghafal? Coba Gan!


TS
dhyhaw
Mau Hafal Al-Quran Tanpa Menghafal? Coba Gan!
Quote:

Quote:
Mukoddimah
Disini ane hanya ingin berbagi Ilmu untuk kebaikan. Dimana pada bulan Ramadhan kemaren ane seperti kena cambuk yang membuat ane sadar akan pentingnya Menghafal Al-Quran. Cambuk itu berupa program Acara TV Swasta yang mengangankat tema Hafidz dan Hafidzoh cilik yang dengan merdu dan lancar mengalunkan satu per satu ayat Al-Quran yang membuat hati kecil ane bergetar hebat. Sadar bahwa ane telah lama DILUPAKAN oleh Al-Quran.
waktu ane di Islamic Boarding School ane rajin menghafal Al-Quran. Tapi setelah ane lulus, ane tidak pernah lagi menambah hafalan ane. bahkan sekedar mengulangpun ane sudah tidak pernah.
Melalui Trid Ini, semoga kita bisa lebih semangat lagi untuk membaca dan terlebih menghafalkan Al-Quran.
Amin Ya Robbal Alamin
waktu ane di Islamic Boarding School ane rajin menghafal Al-Quran. Tapi setelah ane lulus, ane tidak pernah lagi menambah hafalan ane. bahkan sekedar mengulangpun ane sudah tidak pernah.
Melalui Trid Ini, semoga kita bisa lebih semangat lagi untuk membaca dan terlebih menghafalkan Al-Quran.
Amin Ya Robbal Alamin
Quote:
Metode atau tips yang akan ane sampaikan menggantimetode menghafal Al-Quran dengan membaca secara berulang-ulang.
metode ini disampaikan oleh Bang Rahmat Hidayat (27), murid dari Ust. Muhammad Rum, Lc, Al-Hafiz, di Dayah Tinggi Al-Quran, Japakeh, Banda Aceh.
metode ini disampaikan oleh Bang Rahmat Hidayat (27), murid dari Ust. Muhammad Rum, Lc, Al-Hafiz, di Dayah Tinggi Al-Quran, Japakeh, Banda Aceh.
Berikut Langkah-langkahnya :
Quote:
Quote:
1. Jadikan Satu Mushaf Al-Quran Sebagai Teman Sejati.
Usahakan tidak gonta-ganti mushaf anda. karena tampilan yang sama dapat membantu anda dalam mengingat ayat awal dan akhir yang sudah anda baca.
Quote:
Quote:
2. Bacalah Ayat Yang Ingin Dihafal 20 kali Sebelum Tidur.
Jangan Dihafal! Namun membacanya juga harus dengan konsentrasi. Ulangi lagi gan, pas waktu subuh. kalau bisa sesekali ditutup mushaf Al-Qurannya, Insyaallah lidah dan mulut kita bisa melafadzkannya dengan sendirinya.
Quote:
Quote:
3. Sempatkan Membaca 3 Ayat yang Sudah Dihafal Sebelum Beraktifitas.
Jika ada waktu luang juga usahakan juga melakukan hal yang sama. supaya kita semakin terbiasa dalam melafadzkannya dan tidak lupa pada ayat sebelumnya.
Quote:
Quote:
4. Lafadzkan Ayat yang Sudah Kita Hafal saat Sholat Sunnah
Berdasarkan pengalaman ane, ketika dalam sholat sunnah dan ane membaca surat yang ane hafalin. tiba-tiba putus ditengah jalan, alias ane lupa. tenang saja, hasil ane tanya-tanya dan brosing internet, kalau ente lupa bisa langsung dilanjut rukuk atau diganti surat yang lain.
Quote:
Quote:
5. Dengarlah Audio Murattal
Pilih salah satu model qori(pembaca Al-Quran) yang agan suka dan mudah ditiru. Pasang di ganget agan dan dengarkan berulang-ulang
Quote:
Quote:
6. Tulis Ayat Yang Ingin Kita Hafal
Itu akan banyak membantu bagi agan yang bertipe kinestetik. tulislah 20 kali persatu ayat yang ingin agan hafal.
Quote:
Quote:
7. Pahami Arti Ayatnya
Sekarangkan sudah banyak Al-Quran yang ada terjemahannya. ketika kita baca Al-Quran baca juga arti perkatanya. soalnya asli ini bener-bener memudahkan ente buat mengingat ditambah lagi ente secara tidak sadar juga belajar bahasa arab
Quote:
Quote:
8. Cari Mitra atau Pembimbing Untuk Menyimak
Nah temen kita yang menyimak ini akan memperbaik atau menandai kesalahan-kesalahan. Inget gan, panjang pendek dalam bahasa arab itu dapat merubah arti katanya.
Quote:
Ane Juga Menambahkan gan, Menurut ane percakapan antara murid dan ustadnya ini menohok-nohok hati ane supaya ane sadar .
mohon disimak :
mohon disimak :
Spoiler for Percakapan:
Berikut ini saya tuliskan cuplikan percakapan antara murid dengan ustadznya.
Murid : Ustadz, hari ini saya hafalan halaman 14
Ustadz : Monggo silakan
Murid : (Mulai menghafal-ta’awudz-basmallah-membaca surat Al-Baqoroh ayat 94 sd 101).
Ustadz : Hmm… ini hafalan baru atau lama?
Murid : Hafalan lama Ustadz, saya hanya mengulang hafalan saja.
Ustadz : Kalau hafalan baru harusnya halaman berapa?
Murid : Halaman 18 Ustadz, hehehe (sambil nyengir)
Ustadz : Kenapa sekarang mengulang hafalan halaman 14?
Murid : (Masih sambil cengar-cengir) Hafalan-hafalan saya yang sebelumnya pada hilang Ustadz, makanya saya memantapkan lagi dengan mengulang menghafalnya.
Ustadz : Kenapa bisa begitu? Kamu sibuk kuliah ya? Atau ada kesibukan yang lain sehingga tidak sempat hafalan?
Murid : (Merenung sejenak-berpikir) Ndak juga Ustadz
Ustadz : Atau jarang di-muroja’ah 1) ya? Jarang dibaca kembali hafalan-hafalannya?
Murid : (nyengir lagi) Iya Ustadz, saya jarang muroja’ah. Mungkin karena saya futur. Jadi sewaktu menghafal, sudah berulang-ulang dibaca tapi susah sekali masuknya. Kalau mau hafalan dan muroja’ah, seringkali kalah dengan tilawah 2), apalagi ada target tilawah.
Ustadz : Hmm.. begitu. Saya jelaskan sedikit. Pada dasarnya menghafalkan Al-Qur’an itu hukumnya fardu kifayah, sama dengan hukum shalat jenazah. Dimana ketika ada seorang muslim yang telah mengerjakannya, maka gugurlah kewajibannya. Namun ada banyak sekali keuntungan bagi seorang yang menghafalkan Al-Qur’an. Sangat sayang jika kita melewatkan ibadah yang satu ini-hafalan. Salah satu keuntungan menjadi penghafal Al-Qur’an adalah dikumpulkan bersama para penghafal Al-Qur’an di surga. Di surga, manusia akan dikelompokkan berdasarkan hafalannya 3). Naah.. Menjaga hafalan yang telah kita miliki hukumnya wajib, sedangkan tilawah hukunya sunnah.
Murid : (Berpikir. Berkata dalam hati, “Dikelompokkan berdasarkan hafalan kita di surga? Waduuh, hafalanku masih sedikit. Gimana ini..? berarti harus produktif untuk menghafal. Hmm..”)
Ooo.. begitu Ustadz. Berarti lebih diprioritaskan muroja’ah daripada tilawah?
Ustadz : Insya Allah begitu. Muroja’ah Insya Allah akan memiliki pahala yang sama dengan tilawah, bahkan lebih banyak, karena kita melakukannya dengan berulang-ulang. Namun, bukan berarti dengan menghafal qur’an kita tidak tilawah sama sekali. Kita harus seimbang antara tilawah dengan muroja’ah. Strategi setiap orang berbeda-beda. Terserah kamu bagaimana menyusun strateginya.
Murid : Hmm.. iya Ustadz. Kalau Ustadz sendiri, bagaimana strategi menghafalnya?
Ustadz : Hafalan qur’an itu harus senantiasa dibaca berulang-ulang. Ketika shalat, surat-surat yang telah kita hafal dibaca. Jadi, waktu shalat sunnah maupun wajib, bacaan surat pendeknya tidak hanya surat-surat pendek seperti Al-Ma’un, Al-Fiil, An-Nashr, Al-‘Ashr, Al-Lahab, terlebih tiga surat terakhir Al-Qur’an-Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Surat-surat itu pantasnya dibaca anak TK dan SD. Selayaknya, dengan bertambahnya umur, bertambah pula ilmu dan pemahaman kita, termasuk di dalamnya hafalan qur’an kita.
Murid : (menyimak-sambil berkata dalam hati “Haduuh.. Mak tjlep.. tjlep. Tertohok banget”)
Ustadz : (Melanjutkan)
Selain mengerjakan hal-hal yang wajib, kita juga harus mengerjakan yang disunnahkan Allah, yaitu perbuatan yang dicontohkan Rasulullah saw. Naah, dalam sehari, kita tidak hanya shalat fardhu yang lima waktu itu saja kan? Ada shalat rawatib (sebelum subuh, sebelum & sesudah dhuhur, sebelum ashar, sesudah magrib, dan sebelum & sesudah isya’), shalat dhuha, shalat tahajud, shalat witir, dan shalat-shalat sunnah yang lain. Jadi strateginya, ketika shalat-shalat sunnah itulah hafalan qur’an yang kita miliki dibaca. Misalnya ketika shalat lail, dimana jumlah raka’atnya tidak dibatasi, kita bisa memantapkan bacaan qur’an kita untuk surat-surat juz 30. Ketika shalat dhuha, bacaan surat Al-Baqoroh yang dimiliki bisa juga dibaca semampunya. Di sisi lain, kita pun harus membaca ulang hafalan qur’an kita setiap harinya. Misalnya sekarang, kamu sudah punya hafalan 18 halaman juz 1. Naah.. itu tinggal dibagi aja, setiap setelah sholat, tilawahnya diganti muroja’ah 3-4 halaman.
Murid : Tapi Ustadz, terkadang, ketika sedang shalat dan saya membaca surat yang telah saya hafalkan, seringkali hafalan itu putus di tengah jalan. Bingung melanjutkannya. Akhirnya saya berganti surat-surat pendek yang lebih saya hafal. Bagaimana Ustadz?
Ustadz : Iya tidak apa-apa. Membaca surat-surat Al-Qur’an ketika shalat hukumnya sunnah. Jika lupa, bisa langsung dilanjutkan ruku’, kalau mau mengganti surat lain yang lebih dihafal juga tidak masalah. Langkah selanjutnya setelah shalat adalah segera membuka Al-Qur’an dan membaca surat yang tadi lupa bacaannya. Hal ini harus segera dilakukan untuk menghindari menumpuknya hafalan surat yang terbengkalai karena kita jarang melakukan muro’jaah.
Murid : Iya Ustadz.***
Catatan Kaki:
1) Muroja'ah = mengulang kembali hafalan
2) Tilawah = mengaji Al-Qur'an
3) Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa, Dari ‘Abdillah bin ‘Amr nin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda: Akan dikatakan kepada Shohib Al-Qur’an, penghafal Al-Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkanlah sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al-Qur’an di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu di di surge sesuai dengan jumlah ayat/akhir ayat hafalan yang pernah engkau baca”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Murid : Ustadz, hari ini saya hafalan halaman 14
Ustadz : Monggo silakan
Murid : (Mulai menghafal-ta’awudz-basmallah-membaca surat Al-Baqoroh ayat 94 sd 101).
Ustadz : Hmm… ini hafalan baru atau lama?
Murid : Hafalan lama Ustadz, saya hanya mengulang hafalan saja.
Ustadz : Kalau hafalan baru harusnya halaman berapa?
Murid : Halaman 18 Ustadz, hehehe (sambil nyengir)
Ustadz : Kenapa sekarang mengulang hafalan halaman 14?
Murid : (Masih sambil cengar-cengir) Hafalan-hafalan saya yang sebelumnya pada hilang Ustadz, makanya saya memantapkan lagi dengan mengulang menghafalnya.
Ustadz : Kenapa bisa begitu? Kamu sibuk kuliah ya? Atau ada kesibukan yang lain sehingga tidak sempat hafalan?
Murid : (Merenung sejenak-berpikir) Ndak juga Ustadz
Ustadz : Atau jarang di-muroja’ah 1) ya? Jarang dibaca kembali hafalan-hafalannya?
Murid : (nyengir lagi) Iya Ustadz, saya jarang muroja’ah. Mungkin karena saya futur. Jadi sewaktu menghafal, sudah berulang-ulang dibaca tapi susah sekali masuknya. Kalau mau hafalan dan muroja’ah, seringkali kalah dengan tilawah 2), apalagi ada target tilawah.
Ustadz : Hmm.. begitu. Saya jelaskan sedikit. Pada dasarnya menghafalkan Al-Qur’an itu hukumnya fardu kifayah, sama dengan hukum shalat jenazah. Dimana ketika ada seorang muslim yang telah mengerjakannya, maka gugurlah kewajibannya. Namun ada banyak sekali keuntungan bagi seorang yang menghafalkan Al-Qur’an. Sangat sayang jika kita melewatkan ibadah yang satu ini-hafalan. Salah satu keuntungan menjadi penghafal Al-Qur’an adalah dikumpulkan bersama para penghafal Al-Qur’an di surga. Di surga, manusia akan dikelompokkan berdasarkan hafalannya 3). Naah.. Menjaga hafalan yang telah kita miliki hukumnya wajib, sedangkan tilawah hukunya sunnah.
Murid : (Berpikir. Berkata dalam hati, “Dikelompokkan berdasarkan hafalan kita di surga? Waduuh, hafalanku masih sedikit. Gimana ini..? berarti harus produktif untuk menghafal. Hmm..”)
Ooo.. begitu Ustadz. Berarti lebih diprioritaskan muroja’ah daripada tilawah?
Ustadz : Insya Allah begitu. Muroja’ah Insya Allah akan memiliki pahala yang sama dengan tilawah, bahkan lebih banyak, karena kita melakukannya dengan berulang-ulang. Namun, bukan berarti dengan menghafal qur’an kita tidak tilawah sama sekali. Kita harus seimbang antara tilawah dengan muroja’ah. Strategi setiap orang berbeda-beda. Terserah kamu bagaimana menyusun strateginya.
Murid : Hmm.. iya Ustadz. Kalau Ustadz sendiri, bagaimana strategi menghafalnya?
Ustadz : Hafalan qur’an itu harus senantiasa dibaca berulang-ulang. Ketika shalat, surat-surat yang telah kita hafal dibaca. Jadi, waktu shalat sunnah maupun wajib, bacaan surat pendeknya tidak hanya surat-surat pendek seperti Al-Ma’un, Al-Fiil, An-Nashr, Al-‘Ashr, Al-Lahab, terlebih tiga surat terakhir Al-Qur’an-Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Surat-surat itu pantasnya dibaca anak TK dan SD. Selayaknya, dengan bertambahnya umur, bertambah pula ilmu dan pemahaman kita, termasuk di dalamnya hafalan qur’an kita.
Murid : (menyimak-sambil berkata dalam hati “Haduuh.. Mak tjlep.. tjlep. Tertohok banget”)
Ustadz : (Melanjutkan)
Selain mengerjakan hal-hal yang wajib, kita juga harus mengerjakan yang disunnahkan Allah, yaitu perbuatan yang dicontohkan Rasulullah saw. Naah, dalam sehari, kita tidak hanya shalat fardhu yang lima waktu itu saja kan? Ada shalat rawatib (sebelum subuh, sebelum & sesudah dhuhur, sebelum ashar, sesudah magrib, dan sebelum & sesudah isya’), shalat dhuha, shalat tahajud, shalat witir, dan shalat-shalat sunnah yang lain. Jadi strateginya, ketika shalat-shalat sunnah itulah hafalan qur’an yang kita miliki dibaca. Misalnya ketika shalat lail, dimana jumlah raka’atnya tidak dibatasi, kita bisa memantapkan bacaan qur’an kita untuk surat-surat juz 30. Ketika shalat dhuha, bacaan surat Al-Baqoroh yang dimiliki bisa juga dibaca semampunya. Di sisi lain, kita pun harus membaca ulang hafalan qur’an kita setiap harinya. Misalnya sekarang, kamu sudah punya hafalan 18 halaman juz 1. Naah.. itu tinggal dibagi aja, setiap setelah sholat, tilawahnya diganti muroja’ah 3-4 halaman.
Murid : Tapi Ustadz, terkadang, ketika sedang shalat dan saya membaca surat yang telah saya hafalkan, seringkali hafalan itu putus di tengah jalan. Bingung melanjutkannya. Akhirnya saya berganti surat-surat pendek yang lebih saya hafal. Bagaimana Ustadz?
Ustadz : Iya tidak apa-apa. Membaca surat-surat Al-Qur’an ketika shalat hukumnya sunnah. Jika lupa, bisa langsung dilanjutkan ruku’, kalau mau mengganti surat lain yang lebih dihafal juga tidak masalah. Langkah selanjutnya setelah shalat adalah segera membuka Al-Qur’an dan membaca surat yang tadi lupa bacaannya. Hal ini harus segera dilakukan untuk menghindari menumpuknya hafalan surat yang terbengkalai karena kita jarang melakukan muro’jaah.
Murid : Iya Ustadz.***
Catatan Kaki:
1) Muroja'ah = mengulang kembali hafalan
2) Tilawah = mengaji Al-Qur'an
3) Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa, Dari ‘Abdillah bin ‘Amr nin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda: Akan dikatakan kepada Shohib Al-Qur’an, penghafal Al-Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkanlah sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al-Qur’an di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu di di surge sesuai dengan jumlah ayat/akhir ayat hafalan yang pernah engkau baca”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Semoga Trid ini bisa mengingatkan hati ane khususnya, dan juga pembaca semua supaya kita senantiasa untuk selalu bersemangat dalam menghafalkan Al-Quran.
Sekali lagi inti dari metode ini adalah membaca secara berulang-ulang. ketika agan sudah membaca secara berulang-ulang secara tidak sadar ataupun sadar ente akan hafal sendiri.
Apalagi kalau ente gabungin sama metode
One Day One Ayat
Sekali lagi inti dari metode ini adalah membaca secara berulang-ulang. ketika agan sudah membaca secara berulang-ulang secara tidak sadar ataupun sadar ente akan hafal sendiri.
Apalagi kalau ente gabungin sama metode
One Day One Ayat
Spoiler for ODOA:

Quote:
Quote:
One Day One Ayat
Disamping metode diatas, ente juga bisa gabungin dengan metode ODOA biar tambah JOsh! ODOA adalah teknik menghafal Al-Quran dengan cara satu hari satu ayat. Ane nyoba ini gan, asli kagak berat buat ngejalaninnya. yang berat adalah keistiqomahannya. teknik ODOA tidak hanya menekankan pada menghafal satu ayat per hari, namun harus memahami arti dan makna yang terkandung didalam ayat tersebut. sehingga waktu kita terisi dengan manfaat yang lebih.
Prosedur pelaksanaan ODOA dapat menggunakanmetode dibawah ini :
Quote:
Talaqqi atau Musyafahah
metode ini sama seperti Rasulullah mengajarkan Al-Quran kepada para sahabat. Yaitu Rasulullah membacakan ayat Al-Quran didepan para sahabat, kemudian para sahabat mengulanginya kembali. Dengan begitu para sahabat dapat mengucapkan ayat Al-Quran secara fasih dan benar juga dapat menghafalnya. metode ini mempunyai 2 bentuk:
a. Audio--> menghafal dengan cara mendengar, hal ini biasanya diterapkan bagi kita yang memiliki tipe auditori(cerdas pendengaran). caranya bisa kita mendengar murottal dari gatget kita secara berulang-ulang atau melalui pembimbing kita..
b. Murottal-->menghafal dengan murottal atau membaca secara lisan dapat berguna untuk melatih lisan kita dalam mengucap ayat Al-Quran.
Namun 2 bentuk diatas tidak dapat dipisahkan satu dengan yg lainnya. kedua bentuk itu harus disatukan agar penyerapan memori kita dapat lebih baik.
Trid ini masih banyak kekurangan dan salahnya
CMIIW
dan
Mohon Tambahannya jika berkenan
CMIIW
dan
Mohon Tambahannya jika berkenan
Spoiler for SUmur:
Majalah Ummi (No.5|XXVI|Mei 2014|1435 H| halaman 82
dirubah sesuai waktu dan kebutuhan
dirubah sesuai waktu dan kebutuhan
Diubah oleh dhyhaw 20-08-2014 13:44




4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
9.9K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan