Sementara banyak perempuan mendambakan payudara yang padat dan berisi, sebagian justru mati-matian menjaganya agar tidak tumbuh terlalu besar. Bahkan yang terlanjur membesar rela mengecilkannya dengan operasi. Contohnya para atlet.

Sebagian atlet putri meyakini bahwa pertumbuhan payudara adalah ancaman serius bagi keberlangsungan karir olarhaganya. Payudara besar dianggap mengganggu performa fisik, memicu sakit punggung dan menjadikan pemiliknya kurang lincah bergerak.

Atlet senam kelas dunia banyak yang mengurangi makan dan berlebihan dalam latihan. Tujuannya tidak lain untuk menunda pubertas, sehingga payudaranya tidak cepat membesar, demikian yang ditulis oleh Joan Ryan dalam bukunya "Little Girls in Pretty Boxes". Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ukuran payudara pada atlet maraton putri mempengaruhi keluhan nyeri punggung. Payudara berukuran cup A memiliki berat rata-rata 0,195 kg dan tiap tambahan ukuran cup beratnya bertambah rata-rata 0,1996 kg.Sebagian atlet juga menjalani operasi untuk mengecilkan payudara demi prestasi berolahraganya. Harganya tentu tidak murah dan prosedurnya pun tidak mudah. Oleh karenanya para ahli kurang menganjurkan, khususnya bagi atlet putri yang masih berusia muda.Yang paling sering menjadi bahan pembicaraan adalah para atlet renang putri. "Mengapa atlet renang putri payudaranya rata semua?". Dalam cabang renang, payudara merupakan salah satu penghambat terbesar untuk melaju di dalam air.

Sebagian atlet juga menjalani operasi untuk mengecilkan payudara demi kesuksesan karir berolahraganya. Harganya tentu tidak murah dan prosedurnya pun tidak mudah. Oleh karenanya para ahli kurang menganjurkan, khususnya bagi atlet putri yang masih berusia muda.

"Penting untuk dicatat bahwa operasi pengecilan payudara tidak akan cocok untuk tiap orang. Ini adalah prosedur yang cocoknya untuk perempuan pasca menopause. Jadi atlet yang sangat muda contohnya, mungkin tidak cocok," kata Dr Puneet Gupta dari The Private Clinic of Harley Street.