- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PTPN X Ekspor Cerutu Cigarillos ke Cina


TS
bagaswara
PTPN X Ekspor Cerutu Cigarillos ke Cina

Quote:
Potensi bisnis cerutu berukuran kecil atau cigarillos semakin besar. Selain Eropa yang selama ini menjadi pasar utama, Cina pun mulai dilirik. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X berencana meningkatkan ekspor cigarillos ke Cina.
Kepala Divisi Tembakau PTPN X Guntaryo Tri Indarto mengatakan produksi cerutu kecil itu dipasarkan ke Eropa sekitar 240 juta batang. Ekspor ke Eropa ditujukan, antara lain, ke Swiss, Jerman, Denmark, Belanda, Spanyol, Italia, dan Prancis. Adapun ke pasar Cina, PTPN mengirim 10 juta batang.
"Nah, Cina ini potensial. Sekitar 30 persen penduduknya adalah perokok, seiring kemajuan ekonomi di sana. Ada tren pengalihan dari produksi cerutu besar (big cigar) ke cerutu berukuran kecil (cigarillos). Ini perubahan gaya hidup," ujar Guntaryo, Senin, 18 Agustus 2014.
PTPN X setiap tahunnya mengekspor 250 juta batang cigarillos. Angka ini naik lima kali lipat dibanding saat memulai produksinya pada 2009 sebesar 50 juta batang.
Di Cina, banyak konsumen yang meminta cerutu kecil dikemas dalam kotak dari seng. “Kalau ke Eropa cuma pakai kertas," tuturnya. PTPN akan mengintensifkan pemasaran ke Cina. Selama ini pengiriman dilakukan melalui perantara agen pedagang.
Ketua Konsorsium Pemasaran Tembakau Besuki Sugiyanto mengungkapkan tantangan ekspor ke Cina adalah monopoli perdagangan tembakau. Sistem ini dikelola oleh State Tobacco Monopoly Administration (STMA). “Selama ini hanya agen-agen perdagangan tembakau lokal yang diperbolehkan memasarkan produk di negara tersebut,” katanya.
Untuk memasuki pasar Cina, kerja sama harus dijalin antar-pemerintah atau secara government-to-government (G2G), bukan lagi secara business-to-business (B2B),” ia memaparkan.
Besuki mengaku pihaknya terus menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membantu pemasaran ke Cina. “Jika bisa memasarkan secara langsung tanpa melalui agen, tentu harga pembelian semakin baik, sehingga petani yang menjadi mitra kami bisa kian sejahtera," katanya.
Selain memproduksi tembakau dan produk tembakau untuk pasar ekspor, PTPN X juga menggarap tembakau untuk pasar lokal, terutama tembakau Virginia yang selama ini masih banyak diimpor oleh Indonesia.
Total pendapatan PTPN X dari bisnis tembakau ini mencapai Rp 300,99 miliar, atau tumbuh 13,5 persen dibandingkan pada tahun 2012 sebesar Rp 265,12 miliar. Angka Rp 300,99 miliar itu terdiri atas penjualan tembakau untuk ekspor sebesar Rp 266,51 miliar dan tembakau lokal Rp 34,48 miliar.
Selain mengembangkan produksi tembakau, PTPN X juga menggarap bisnis jasa cutting bobbin alias pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu, yang bekerja sama dengan Burger Soehne Ag Burg (BSB) Swiss. Pada 2013, PTPN X mampu mencapai kinerja jasa potong daun tembakau pembungkus cerutu sebesar 7,16 juta potong, meningkat 6 persen dibandingkan 2012 sebesar 6,73 juta potong. Dari bisnis jasa potong tembakau ini, PTPN X meraup pendapatan Rp 22,98 miliar.
PTPN X menggarap lahan tembakau sebesar 1.300 hektare. Lahan itu terdiri atas tiga kebun, yaitu Kebun Ajung Gayasan dan Kebun Kertosari di Kabupaten Jember (Jawa Timur), serta Kebun Kebonarum/Gayamprit/Wedhibirit di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Ketiga kebun tembakau tersebut membudidayakan sejumlah jenis tembakau, antara lain TBN, VBN, FIK, BESNO, dan VNO. Produksi daun hijau PTPN X pada 2013 sebesar 21.187 ton, meningkat dibandingkan sebelumnya sebesar 19.028 ton. Adapun produksi kering rompos sebesar 1.650 ton.
sumber: TEMPO
Kepala Divisi Tembakau PTPN X Guntaryo Tri Indarto mengatakan produksi cerutu kecil itu dipasarkan ke Eropa sekitar 240 juta batang. Ekspor ke Eropa ditujukan, antara lain, ke Swiss, Jerman, Denmark, Belanda, Spanyol, Italia, dan Prancis. Adapun ke pasar Cina, PTPN mengirim 10 juta batang.
"Nah, Cina ini potensial. Sekitar 30 persen penduduknya adalah perokok, seiring kemajuan ekonomi di sana. Ada tren pengalihan dari produksi cerutu besar (big cigar) ke cerutu berukuran kecil (cigarillos). Ini perubahan gaya hidup," ujar Guntaryo, Senin, 18 Agustus 2014.
PTPN X setiap tahunnya mengekspor 250 juta batang cigarillos. Angka ini naik lima kali lipat dibanding saat memulai produksinya pada 2009 sebesar 50 juta batang.
Di Cina, banyak konsumen yang meminta cerutu kecil dikemas dalam kotak dari seng. “Kalau ke Eropa cuma pakai kertas," tuturnya. PTPN akan mengintensifkan pemasaran ke Cina. Selama ini pengiriman dilakukan melalui perantara agen pedagang.
Ketua Konsorsium Pemasaran Tembakau Besuki Sugiyanto mengungkapkan tantangan ekspor ke Cina adalah monopoli perdagangan tembakau. Sistem ini dikelola oleh State Tobacco Monopoly Administration (STMA). “Selama ini hanya agen-agen perdagangan tembakau lokal yang diperbolehkan memasarkan produk di negara tersebut,” katanya.
Untuk memasuki pasar Cina, kerja sama harus dijalin antar-pemerintah atau secara government-to-government (G2G), bukan lagi secara business-to-business (B2B),” ia memaparkan.
Besuki mengaku pihaknya terus menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membantu pemasaran ke Cina. “Jika bisa memasarkan secara langsung tanpa melalui agen, tentu harga pembelian semakin baik, sehingga petani yang menjadi mitra kami bisa kian sejahtera," katanya.
Selain memproduksi tembakau dan produk tembakau untuk pasar ekspor, PTPN X juga menggarap tembakau untuk pasar lokal, terutama tembakau Virginia yang selama ini masih banyak diimpor oleh Indonesia.
Total pendapatan PTPN X dari bisnis tembakau ini mencapai Rp 300,99 miliar, atau tumbuh 13,5 persen dibandingkan pada tahun 2012 sebesar Rp 265,12 miliar. Angka Rp 300,99 miliar itu terdiri atas penjualan tembakau untuk ekspor sebesar Rp 266,51 miliar dan tembakau lokal Rp 34,48 miliar.
Selain mengembangkan produksi tembakau, PTPN X juga menggarap bisnis jasa cutting bobbin alias pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu, yang bekerja sama dengan Burger Soehne Ag Burg (BSB) Swiss. Pada 2013, PTPN X mampu mencapai kinerja jasa potong daun tembakau pembungkus cerutu sebesar 7,16 juta potong, meningkat 6 persen dibandingkan 2012 sebesar 6,73 juta potong. Dari bisnis jasa potong tembakau ini, PTPN X meraup pendapatan Rp 22,98 miliar.
PTPN X menggarap lahan tembakau sebesar 1.300 hektare. Lahan itu terdiri atas tiga kebun, yaitu Kebun Ajung Gayasan dan Kebun Kertosari di Kabupaten Jember (Jawa Timur), serta Kebun Kebonarum/Gayamprit/Wedhibirit di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Ketiga kebun tembakau tersebut membudidayakan sejumlah jenis tembakau, antara lain TBN, VBN, FIK, BESNO, dan VNO. Produksi daun hijau PTPN X pada 2013 sebesar 21.187 ton, meningkat dibandingkan sebelumnya sebesar 19.028 ton. Adapun produksi kering rompos sebesar 1.650 ton.
sumber: TEMPO
Quote:
Pendapatan PTPN X dari Tembakau Tumbuh 13,5 Persen
Total pendapatan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dari bisnis tembakau mencapai Rp 300,99 miliar atau tumbuh 13,5 persen dibanding pada 2012 sebesar Rp 265,12 miliar. Perolehan itu didapat dari penjualan tembakau untuk ekspor sebesar Rp266,51 miliar dan tembakau lokal Rp 34,48 miliar.
“Kami menggarap lahan tembakau seluas 1.300 hektare,” ujar Kepala Divisi Tembakau PTPN X (Persero) Guntaryo Tri Indarto, Jumat, 15 Agustus 2014. Lahan itu terdiri atas tiga kebun, yakni Kebun Ajung Gayasan dan Kebun Kertosari di Kabupaten Jember, Jawa Timur, serta Kebun Kebonarum di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tiga kebun tembakau itu menjadi lokasi budi daya sejumlah jenis tembakau, yakni TBN, VBN, FIK, BESNO, dan VNO.
Produksi daun hijau PTPN X pada 2013 sebesar 21.187 ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya 19.028 ton. Sedangkan produksi kering rompos sebesar 1.650 ton.
Selain mengembangkan produksi tembakau, PTPN X juga menggarap bisnis jasa cutting bobbin alias jasa pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu yang bekerja sama dengan Burger Soehne Ag Burg (BSB), Swiss. Pada 2013, PTPN X mampu mencapai kinerja jasa potong daun tembakau pembungkus cerutu sebesar 7,16 juta potong, meningkat 6 persen dibanding 2012 sebesar 6,73 juta potong. Dari bisnis jasa potong tembakau ini, PTPN X meraup pendapatan Rp 22,98 miliar.
sumber: TEMPO
Total pendapatan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dari bisnis tembakau mencapai Rp 300,99 miliar atau tumbuh 13,5 persen dibanding pada 2012 sebesar Rp 265,12 miliar. Perolehan itu didapat dari penjualan tembakau untuk ekspor sebesar Rp266,51 miliar dan tembakau lokal Rp 34,48 miliar.
“Kami menggarap lahan tembakau seluas 1.300 hektare,” ujar Kepala Divisi Tembakau PTPN X (Persero) Guntaryo Tri Indarto, Jumat, 15 Agustus 2014. Lahan itu terdiri atas tiga kebun, yakni Kebun Ajung Gayasan dan Kebun Kertosari di Kabupaten Jember, Jawa Timur, serta Kebun Kebonarum di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tiga kebun tembakau itu menjadi lokasi budi daya sejumlah jenis tembakau, yakni TBN, VBN, FIK, BESNO, dan VNO.
Produksi daun hijau PTPN X pada 2013 sebesar 21.187 ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya 19.028 ton. Sedangkan produksi kering rompos sebesar 1.650 ton.
Selain mengembangkan produksi tembakau, PTPN X juga menggarap bisnis jasa cutting bobbin alias jasa pemotongan daun tembakau menjadi pembungkus cerutu yang bekerja sama dengan Burger Soehne Ag Burg (BSB), Swiss. Pada 2013, PTPN X mampu mencapai kinerja jasa potong daun tembakau pembungkus cerutu sebesar 7,16 juta potong, meningkat 6 persen dibanding 2012 sebesar 6,73 juta potong. Dari bisnis jasa potong tembakau ini, PTPN X meraup pendapatan Rp 22,98 miliar.
sumber: TEMPO
wahh cigarillos yang biasa ada di warung2? keren juga nih sampai ke eskpor, baru cina doang atau sudah ke negara lainnya?

tambahan gambar2
Quote:
Pabrik Dua Abad Ini Ekspor Jutaan Batang Cerutu
sumber: TEMPO
Spoiler for cigarilos:
Spoiler for cigarilos:
Spoiler for cigarilos:
Spoiler for cigarilos:
Spoiler for cigarilos:
sumber: TEMPO
0
10.2K
Kutip
62
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan