- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"PANENERGI" Memerdekakan Energi - Memanen Energi dari Desa.


TS
rinaldy59
"PANENERGI" Memerdekakan Energi - Memanen Energi dari Desa.

Festival residensi dua tahunan yang bernama Jatiwangi Residency Festival (JRF). Dalam JRF tahun 2014 ini mereka tertarik melakukan diplomasi publik untuk kemerdekaan energi lewat sebuah proyek bernama Panenergi: Memanen Energi Desa.
Kami ingin merdeka dari kungkungan energi konservatif yang tidak efektif dan polutif dengan cara berjuang menemukan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Hilangnya rasa khawatir akan habisnya bahan bakar di dunia adalah satu kebebasan baru bagi zaman ini, termasuk Jatiwangi. Karena wilayah kami merupakan daerah pusat industri genteng, bahkan yang terbesar se-Asia Tenggara. Ditambah dengan kenyataan bahwa dalam rencana tata ruang kabupaten Majalengka, Jatiwangi akan dijadikan sentra industri tekstil. Situasi ini tentu akan menggiring kita pada satu proyeksi bahwa tempat kami akan menjadi wilayah dengan konsumsi energi yang besar baik sekarang ataupun di masa depan. Apakah saat ini pemanfaatan energi sudah optimal? Mengingat keberadaan energi erat kaitannya dengan kerentanan dalam masyarakat, seperti naiknya harga BBM dapat memicu ketidakstabilan harga dan mempengaruhi harga bahan pokok.
Tidak hanya itu, gelombang ekonomi global yang datang dengan cepat memungkinkan Jatiwangi akan terus tergoyah secara budaya. Tidak ada pilihan lain selain mengkonsumsi semua yang datang dari ‘luar’. Anak-anak sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bermainnya di depan layar virtual; video game atau internet. Mereka lebih banyak mengkonsumsi energi daripada mengeluarkan energi. Dalam satu bulan ada 300 motor yang dibeli dari satu produsen. Sudah efektifkah energi yang dikonsumsi oleh warga setiap hari?
Berangkat dari kenyataan diatas, maka kami tertarik melakukan penelusuran sumber-sumber energi baru di wilayah kami sebagai upaya mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga Jatiwangi tetap kokoh secara budaya, ekonomi dan hati. Sekalipun perubahan datang bagai badai. Upaya ini kami namakan “Panenergi”. Sebuah proyek penyelidikan dan pengelolaan energi terbarukan untuk masa depan Jatiwangi. Karena secara geografis Jatiwangi merupakan wilayah yang memiliki kontur landskap datar. Kondisi ini memungkinkan desa kami memiliki sumber energi terbarukan yang cukup besar, diantaranya: sinar matahari yang sangat terik dan angin yang kencang.
Kami tergerak untuk mengolah dan menemukan cara-cara sederhana yang mudah diakses oleh warga pedesaan dalam pemberdayaan energi serta dapat menjadi motivasi bagi desa lainnya dengan menyebarkan temuan-temuan dari aktivitas Panenergi agar dapat diaplikasikan di tempat lainnya baik di seluruh Indonesia maupun di belahan dunia lainnya.
Tidak hanya itu, gelombang ekonomi global yang datang dengan cepat memungkinkan Jatiwangi akan terus tergoyah secara budaya. Tidak ada pilihan lain selain mengkonsumsi semua yang datang dari ‘luar’. Anak-anak sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bermainnya di depan layar virtual; video game atau internet. Mereka lebih banyak mengkonsumsi energi daripada mengeluarkan energi. Dalam satu bulan ada 300 motor yang dibeli dari satu produsen. Sudah efektifkah energi yang dikonsumsi oleh warga setiap hari?
Berangkat dari kenyataan diatas, maka kami tertarik melakukan penelusuran sumber-sumber energi baru di wilayah kami sebagai upaya mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga Jatiwangi tetap kokoh secara budaya, ekonomi dan hati. Sekalipun perubahan datang bagai badai. Upaya ini kami namakan “Panenergi”. Sebuah proyek penyelidikan dan pengelolaan energi terbarukan untuk masa depan Jatiwangi. Karena secara geografis Jatiwangi merupakan wilayah yang memiliki kontur landskap datar. Kondisi ini memungkinkan desa kami memiliki sumber energi terbarukan yang cukup besar, diantaranya: sinar matahari yang sangat terik dan angin yang kencang.
Kami tergerak untuk mengolah dan menemukan cara-cara sederhana yang mudah diakses oleh warga pedesaan dalam pemberdayaan energi serta dapat menjadi motivasi bagi desa lainnya dengan menyebarkan temuan-temuan dari aktivitas Panenergi agar dapat diaplikasikan di tempat lainnya baik di seluruh Indonesia maupun di belahan dunia lainnya.

Petisi di ketik di rumah sejarah kalijati tanggal 07-08-2014. Rumah yg dipakai oleh Belanda sewaktu merundingkan kekuasaan penjajahan Indonesia untuk diserahkan kepada Jepang
sumber


tien212700 memberi reputasi
1
1.1K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan