“Jilboobs” itulah sebuah istilah yang belakangan ini cukup ramai diperbincangkan di media sosial dan beberapa situs berita. Istilah yang lahir dari plesetan kata “jilbab”, dipadukan dengan kata slank dalam bahasa Inggris. JILBAB + BOOBS jadilah JILBOOBS. "Jilboobs" ini digunakan untuk menyebutkan model pakaian yang ketat, transparan dan membentuk lekukan tubuh, sehingga menonjolkan bagian menonjol dan menampakkan lekuk dari tubuh pemakainya. Belum lagi bawahnya yang sering memakai celana jeans atau celana panjang yang ketat. Sangat miris memang, para jilboobs berkeliaran dimana-mana menonjolkan lekuk badan mereka untuk menarik lawan jenis dengan menggunakan baju seksi hingga menonjolkan lekuk tubuh mereka. Mereka berjilbab tapi telanjang, kelihatannya memakai pakaian penutup tapi lekuk tubuhnya terlihat jelas semua. Mereka yang memakainya nggak merasa kalau cara berjilbab mereka salah. Seolah-olah tidak menghiraukan jika pakaian yang membentuk lekuk tubuh itu jelas dilarang dipakai dalam agama islam.

Tidak sedikit muncul kritikan tentang istilah “jilboobs” ini. Hal tersebut sangat wajar karena menyebutkan jilbab kemudian digandengkan dengan kata kotor, untuk membelokkan maksudnya kepada maksud lain yang buruk justru merendahkan syara itu sendiri. Bahkan bisa jadi merupakan pelecehan terhadap syariah Islam.

"Jilbab adalah istilah syariat Islam terhadap pakaian muslimah ketika keluar rumah yang merupakan kewajiban bagi perempuan yang telah dewasa. Jilbab adalah sebutan Alquran untuk baju kurung atau jubah yang menutup seluruh aurat sampai mata kaki. Sudah ada penjelasan fiqih secara rinci. Prinsip dasarnya jilbab menutupi semuanya kecuali wajah dan telapak tangan, tidak membentuk lekuk badan.Adapun kerudung, Alquran menyebutnya khimar adalah penutup kepala sampai dengan batas dadanya dan tidak berbentuk punuk unta untuk kepalanya.

Dalam Islam, sudah diterangkan secara jelas,bagaimana hukumnya jika mengenakan jilbab dengan pakaian yang ketat, seperti dijelaskan pada sebuah hadis yang artinya :

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

Menyikapi fenomena “Jilboobs” ini seorang muslim tentu tidak layak latah mengikuti sesuatu yang salah, menyebut-nyebutnya, meramaikannya, dan menyebarkannya. Sejatinya,istilah ini menghina syariat islam. Karena jilbab adalah istilah yang khas dan milik Islam, bahkan ada dalam Alquran.

Maka, tinggalkan penggunaan istilah dan penggandengan jilbab dengan kata-kata lain semisal 'jilbab-gaul' apalagi dengan kata-kata seronok semacam 'jilboobs'. Motivasi berhijab semata-mata perintah Allah, tentu apa yang dikehendaki oleh Allah. Apalagi Syariat berjilbab adalah kewajiban masing-masing individu muslimah. Namun demikian, pelaksanaannya secara sempurna dan mudah bisa terwujud bila negara memiliki visi sejalan untuk pelaksanaan syariat secara kaffah. Di sinilah pentingnya penegakan khilafah untuk mewujudkan pelaksanaan syariat secara kaffah

http://www.suara-islam.com/read/inde...-Syariat-Islam



Lho kok malah istilah jilboobsnya yang dituduh menghina syariat islam? Sementara pelaku jilboobs dengan bebasnya berkeliaran mengekspose pelecehan syariat islam