Sunyi Sepi Dingin
Entah berapa kali aku menggoreskan tinta.
Untuk menggambarkan kesepian.
Entah berapa lama aku mendayung sampan dalam kelam.
Untuk merasakan kesunyian.
Hanya syair ungkapan jiwa yang dingin.
Menjelaskan hati sunyi.
Aku tak sendiri.
Pohon pun merasakan sepi.
Tik..Tik..Tik..
Cipratan air membuat hati menangis.
Ada apakah gerangan?
Hanya Sunyi,Sepi,Dingin.
Spoiler for Sobat~:
Sobat. ||
Sapalah jiwa yang kesepian. ||
Ajaklah dia bermain permainan dunia. ||
Kenalkan ia pada alunan masalah. ||
Ciptakanlah senyum tak berujung padanya. ||
Sobat. ||
Jiwanya sangat rapuh. ||
Jagalah dia,jangan sampai terjatuh. ||
Bangunkan dia dari mimpi berkepanjangan. ||
Aku ingin melihatnya tersenyum indah. ||
Sobat. ||
Saat ku tak ada,kau lah pendampingnya. ||
Ibarat ketua yang di wakili oleh wakil ketua. ||
Ibarat jendral yang di wakili kopral. ||
Kuserahkan jiwanya padamu. ||
Jangan sampai membuatnya jatuh. ||
Spoiler for Puisi Kecilku~:
Malam ini dingin yah, mungkin karna hangatnya candamu telah pergi.
Lepas landas dari ingatanku.
Malam ini sepi yah, mungkin karna suaramu hilang.
Berhenti menggema hingga lorong telingaku terasa kosong.
Malam ini bodoh yah, mungkin karna aku tenggelam dalam rasa.
Namun menolak untuk menyelamatkan diri.
Malam ini kasihan yah, karna aku hanya bisa memikirkanmu tanpa jeda.
Berharap bisa berhenti, namun hilang kendali.
Malam ini aneh yah,mungkin karna yang biasanya ada jadi tak ada.
Malam ini aku ingin berucap terima kasih.
Telah menjadi gambar dan inspirasi dalam melodi dan lirikku.
Telah menjadi suara di dinginnya rongga hatiku.
Telah melengkapiku dengan keberadaanmu.
Maaf.
Maaf bila aku bising dan membuatmu penat.
Maaf bila aku mempunyai keburukkan buatmu sesak.
Maafkan aku, malamku, dan puisi kecilku ini.
Karna kami hanya sama - sama merindukanmu.