Siapa yang tidak tahu jembatan sirotol
mustaqim? Hampir dipastikan umat muslim
mengetahui cerita “keangkeran jembatan
tersebut”. Bagaimana tidak angker, kalau di
bawah jembatan tersebut terdapat neraka
yang sangat panas.
Dalam keyakinan umat muslim, semua manusia
akan melewati jembatan tersebut setelah
kiamat kelak. Tidak ada orang yang bisa
selamat melewati jembatan tersebut kecuali
dengan amal baiknya. Konon diceritakan bahwa
shirotol mustaqim sangat kecil dan digambarkan bagai sehelai rambut yang dibelah menjadi tujuh dan tajamnya melebihi dari sebilah pedang.
Cerita tersebut sering kita dengar dan bahkan
sejak kecil. Cerita yang mungkin baru kita
dengar adalah ternyata di bawah jembatan itu
ada seorang manusia yang sangat mulia yaitu
Nabi Muhammad saw. Apakah Nabi tidak bisa
melewati jembatan tersebut sehingga terjatuh
ke dalam neraka?
Cerita ini diperoleh dari keterangan seorang
peceramah pada acara maulid Nabi di daerah
Condet Balekambang Jakarta Timur.
Penceramah bercerita, pada suatu ketika
Aisyah, istri Rasulallah, bertanya kepada
rasulallah dengan air mata menetes, “ya
Rasulullah dimana kami dapat menjumpaimu
kelak di akhirat?” Rasullalah pun menjawab
dengan tenang “Aku dapat dijumpai di bawah
jembatan sirotol mustaqim” beliau melanjutkan
“jika aku tidak ada disana, cari aku di tempat
timbangan amal baik buruk manusia”.
Aisyah pun mengernyitkan dahinya seraya
bertanya “mengapa Rasulullah ada di kedua
tempat tersebut?” Rasulullah pun menjelaskan,
umatku akan melewati jembatan sirotol
mustaqim dan banyak yang tidak bisa
melewatinya sehingga terjatuh ke dalam api
neraka, meskipun aku sudah melarang untuk
jatuh tetapi mereka banyak yang berjatuhan.
Aku tidak bisa membiarkan mereka terpanggang panasnya api neraka, aku meraih meraka satu persatu untuk menolongnya.” Aisyah mendapat penjelasan Rasulullah seperti
itu semakin tak tahan air matanya keluar,
begitu besar kecintaan dan kepedulian
Rasulullah kepada ummatnya.
Aisyah pun bertanya lagi, lalu mengapa Rasulullah berada pada tempat timbangan amal baik buruk
manusia? Rasulullah pun melanjutkan
penjelasannya. “Aku berada di tempat itu
untuk melihat timbangan amal baik-buruk
umatku, jika ada umatku yang timbangan amal buruknya lebih berat ketimbang amal baiknya, aku akan menyimpan kartu di timbangan amal baiknya hingga amal baiknya lebih berat”.
Mendengar penjelasan Rasulullah tersebut,
Aisyah secara kritis bertanya “apa yang
Rasulallah tambahkan dalam timbangan amal baik umat tersebut?”. Rasulullah pun kembali
menjelaskan “aku menambahkan apa yang telah umatku lakukan yaitu mengucapkan shalawat
kepadaku. Apa yang mereka ucapkan aku kembalikan kepada mereka".
yuk gan mari kita bertaubat atau berbuat amal baik dan jauhi segala larangan Allah S.W.T
[url= m.kompasiana.com/post/read/444973/3/menunggu-di-bawah-shirotol-mustaqimï]sumber[/url]