- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
Kesalahan fatal saat awal saya memulai berjualan makanan


TS
denyrosadi
Kesalahan fatal saat awal saya memulai berjualan makanan
Resiko usaha adalah merugi dan bila terus merugi maka terpaksa harus ditutup (dibaca: suntik mati). Bulan April ini, 2 tahun yang lalu, kami sukses menutup salah satu usaha kecil kami yaitu Jamur Crispy yg kami namai Jamur Stroberi. Beberapa alat masaknya pun masih kami simpan, hanya saja boothnya sudah hancur terkena panas dan hujan. Kerugianpun hanya beberapa belas juta. Menyadari bahwa yg kita miliki semuanya berasal dari Alloh, seketika Alloh mengambilnya pun, saya sejatinya siap.
Benar-benar rugi kalau dalam berbisnis tidak ada yg bisa dipelajari, tapi kami belajar dari hal-hal yg menyebabkan kegagalan-kegagalan kami ini. Kesalahan yg kami pelajari ialah: Sebagai referensi buat pribadi dan teman-teman yg mungkin sedang memulai usaha. Sekali lagi tidak ada penyesalan, hanya sedikit galau saja. Hahaha…
Kesalahan pertama, salah memilih lokasi. Booth pertama kami tempatkan dalam sekolah islam yg cukup bergengsi di timur Bekasi, awalnya laris manis karena saya dan isteri ikut serta membantu berjulan, beberapa waktu kemudian penjualan menurun, karena type pembeli anak-anak yg tidak sabar menunggu, sehingga beralih mencari jajanan yg lain.
Kesalahan kedua, salah memberi nama. Jamur ini sedianya sudah dirintis oleh Bulik saya di Blitar, Jawa Timur, dengan nama Wisata Jamur Kharisma, kami modifikasi disana-sini kemudian kami beri nama Jamur Stroberi. Entah kenapa nama itu, tetapi kami tidak menjual jamur yg ada di pohon buah stroberi, yg kami jual Jamur Tiram.
Kesalahan ketiga, asal saja merekrut karyawan. Kompetensi karyawan yg nantinya memasak jamur tidak kami persiapkan saat itu, seorang teman mengenalkan adiknya ke saya, dan didasari rasa ingin menolong akhirnya saya terima, tapi disitulah awal terjadinya malapetaka, soal takaran air, transportasi, belanja bahan baku dan akhirnya mengalah dengan kondisi itu, akhirnya kami juga yg handle.
Kesalahan keempat, saya berdagang bukan sebagai pedagang tetapi sebagai follower. Saya mempraktekkan ilmu yg saya peroleh secara instant melalui diskusi-diskusi. Dan merangkum sendiri usaha mereka yg sukses itu dalam pemahaman yg begitu simple, tanpa melihat dan memperhitungkan feasibily study, menjalani prosesnya yang berliku-liku selama bertahun-tahun. Dan parahnya saya, saya berharap usaha ini dapat ROI dalam waktu singkat. Usaha harus didasari pengin/ minat kita, tanpa itu usaha menjadi mayat hidup. Isteri saya concern di bisnis produksi flanel dan saya sibuk ditempat kerja. Hasilnya bisnis ini menjadi kurang perhatian, kurang kemesraan pemikiran yg biasa sy curahkan, bisnis ini akhirnya menuju jurang kebangkrutan.

Benar-benar rugi kalau dalam berbisnis tidak ada yg bisa dipelajari, tapi kami belajar dari hal-hal yg menyebabkan kegagalan-kegagalan kami ini. Kesalahan yg kami pelajari ialah: Sebagai referensi buat pribadi dan teman-teman yg mungkin sedang memulai usaha. Sekali lagi tidak ada penyesalan, hanya sedikit galau saja. Hahaha…
Kesalahan pertama, salah memilih lokasi. Booth pertama kami tempatkan dalam sekolah islam yg cukup bergengsi di timur Bekasi, awalnya laris manis karena saya dan isteri ikut serta membantu berjulan, beberapa waktu kemudian penjualan menurun, karena type pembeli anak-anak yg tidak sabar menunggu, sehingga beralih mencari jajanan yg lain.
Kesalahan kedua, salah memberi nama. Jamur ini sedianya sudah dirintis oleh Bulik saya di Blitar, Jawa Timur, dengan nama Wisata Jamur Kharisma, kami modifikasi disana-sini kemudian kami beri nama Jamur Stroberi. Entah kenapa nama itu, tetapi kami tidak menjual jamur yg ada di pohon buah stroberi, yg kami jual Jamur Tiram.
Kesalahan ketiga, asal saja merekrut karyawan. Kompetensi karyawan yg nantinya memasak jamur tidak kami persiapkan saat itu, seorang teman mengenalkan adiknya ke saya, dan didasari rasa ingin menolong akhirnya saya terima, tapi disitulah awal terjadinya malapetaka, soal takaran air, transportasi, belanja bahan baku dan akhirnya mengalah dengan kondisi itu, akhirnya kami juga yg handle.
Kesalahan keempat, saya berdagang bukan sebagai pedagang tetapi sebagai follower. Saya mempraktekkan ilmu yg saya peroleh secara instant melalui diskusi-diskusi. Dan merangkum sendiri usaha mereka yg sukses itu dalam pemahaman yg begitu simple, tanpa melihat dan memperhitungkan feasibily study, menjalani prosesnya yang berliku-liku selama bertahun-tahun. Dan parahnya saya, saya berharap usaha ini dapat ROI dalam waktu singkat. Usaha harus didasari pengin/ minat kita, tanpa itu usaha menjadi mayat hidup. Isteri saya concern di bisnis produksi flanel dan saya sibuk ditempat kerja. Hasilnya bisnis ini menjadi kurang perhatian, kurang kemesraan pemikiran yg biasa sy curahkan, bisnis ini akhirnya menuju jurang kebangkrutan.


0
2.7K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan