- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Apakah Umat Islam Di Negeri Ini Telah Merdeka?


TS
lanangonjagat
Apakah Umat Islam Di Negeri Ini Telah Merdeka?
Apakah umat Islam di negeri ini telah merdeka? Merdeka dengan pengertian yang sebenarnya, sebagaimana diungkapkan oleh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Azh Zhilaal, yakni bebas atau merdekanya manusia dari perbudakan sesama manusia, dan mengembalikan manusia kepada ubudiyatullah (penghambaan hanya kepada Allah) saja, dengan jalan menjadikan syariat Allah SWT., sebagai hukum yang berkuasa dan melenyapkan undang-undang hukum buatan thoghut.
Apakah umat Islam di negeri ini telah merdeka? Merdeka dalam arti kata bebas darikeruntuhan akhlak dan kemurkaan Allah. Bebas dari syirik, kekufuran, kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah SWT.
Pada hakikatnya kemerdekaan yang hakiki adalah jika manusia bebas atau merdeka dari hawa nafsunya yang senantiasa memaksanya untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat Allah SWT. Allah SWT., berfirman :
Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naazi’aat:37-39).
Dalam Tafsir Fathul Qadir Imam As-Syaukani mengatakan; orang yang melampaui batas adalah yang melampaui batas dalam kekufuran dan maksiat kepada Allah. Lebih mendahulukan dunia ketimbang akhirat. Sedangkan Imam Al-Baidhawi menyatakan, maksud ayat di atas adalah; adapun orang yang melampaui batas hingga dia kufur serta memilih kehidupan dunia dan tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat dan membersihkan diri dari hawa nafsu maka tempat kembalinya adalah neraka.
Adapun umat yang merdeka adalah umat yang menata kehidupannya sesuai dengan aturan dari Allah SWT., sebagaimana yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, masyarakat atau umat di masa Nabi SAW., adalah umat jahiliyah, yang menata masyarakatnya di atas bangunan kesukuan, jahiliyah, budaya warisan leluhur nenek moyang kafir Quraisy yang penuh tahayul, dan khurafat, dimana semua itu akhirnya berubah menjadi tatanan masyarakat yang Islami.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mencela persatuan yang dilandasi fanatisme golongan, baik itu persamaan bangsa, suku, atau warna kulit.
“Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan).” (HR Abu Dawud 4456)
Juga sabda Beliau SAW.,:
“Barangsiapa berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah, maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [963]).
Seruan Islam Universal, Untuk Seluruh Umat Manusia
Islam telah mengharamkan seruan fanatisme golongan atau kebangsaan. Seruan Islam adalah seruan yang bersifat universal, untuk seluruh umat manusia, dimana semua manusia berkedudukan sama di mata Allah SWT, dan hanya taqwa sajalah yang membedakan siapa yang lebih mulia di sisi-Nya.
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berkabilah-kabilah supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang palingbertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat (49) : 13)
Rosulullah SAW bersabda :
“Wahai sekalian manusia, kalian adalah umat yang satu. Bapak kalian adalah satu (Nabi Adam as) Tidak ada kemuliaan orang Arab terhadap orang ‘ajam (bukan Arab) tidak ada kemuliaan orang kulit putih atas orang kulit hitam. Yang menbedakan diantara kalian adalah karena taqwa.”
Adapun negara yang merdeka adalah negara yang bebas dari penjajahan, baik secara fisik, politik, ekonomi juga budaya. Negara tersebut betul-betul merdeka secara hakiki, bebas menjalankan aturan Allah SWT., aman, tentram, dan damai serta dapat memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakatnya.
“…Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:55)
Ibnu Katsir mengatakan; ayat ini adalah janji dari Allah kepada Rasulullah saw. bahwa Dia akan menjadikan umatnya sebagai penguasa di muka bumi. Yakni umat Islam akan menjadi pemimpin atas bangsa-bangsa lain. Saat itulah seluruh negri akan mendapatkan kesejahteraan dan semua manusia tunduk kepada mereka. Tidak ada lagi ketakutan seperti yang selama ini menerpa kaum Muslimin, baik di negeri ini maupun di seluruh dunia.
Maka, kembali pertanyaan di atas kita ajukan, apakah umat Islam di negeri ini telah merdeka?
Wallahu a’lam bis showab!
M Fachry
Apakah umat Islam di negeri ini telah merdeka? Merdeka dalam arti kata bebas darikeruntuhan akhlak dan kemurkaan Allah. Bebas dari syirik, kekufuran, kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah SWT.
Pada hakikatnya kemerdekaan yang hakiki adalah jika manusia bebas atau merdeka dari hawa nafsunya yang senantiasa memaksanya untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat Allah SWT. Allah SWT., berfirman :
Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naazi’aat:37-39).
Dalam Tafsir Fathul Qadir Imam As-Syaukani mengatakan; orang yang melampaui batas adalah yang melampaui batas dalam kekufuran dan maksiat kepada Allah. Lebih mendahulukan dunia ketimbang akhirat. Sedangkan Imam Al-Baidhawi menyatakan, maksud ayat di atas adalah; adapun orang yang melampaui batas hingga dia kufur serta memilih kehidupan dunia dan tidak mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat dan membersihkan diri dari hawa nafsu maka tempat kembalinya adalah neraka.
Adapun umat yang merdeka adalah umat yang menata kehidupannya sesuai dengan aturan dari Allah SWT., sebagaimana yang dibangun Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, masyarakat atau umat di masa Nabi SAW., adalah umat jahiliyah, yang menata masyarakatnya di atas bangunan kesukuan, jahiliyah, budaya warisan leluhur nenek moyang kafir Quraisy yang penuh tahayul, dan khurafat, dimana semua itu akhirnya berubah menjadi tatanan masyarakat yang Islami.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mencela persatuan yang dilandasi fanatisme golongan, baik itu persamaan bangsa, suku, atau warna kulit.
“Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan).” (HR Abu Dawud 4456)
Juga sabda Beliau SAW.,:
“Barangsiapa berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah, maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [963]).
Seruan Islam Universal, Untuk Seluruh Umat Manusia
Islam telah mengharamkan seruan fanatisme golongan atau kebangsaan. Seruan Islam adalah seruan yang bersifat universal, untuk seluruh umat manusia, dimana semua manusia berkedudukan sama di mata Allah SWT, dan hanya taqwa sajalah yang membedakan siapa yang lebih mulia di sisi-Nya.
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berkabilah-kabilah supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang palingbertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat (49) : 13)
Rosulullah SAW bersabda :
“Wahai sekalian manusia, kalian adalah umat yang satu. Bapak kalian adalah satu (Nabi Adam as) Tidak ada kemuliaan orang Arab terhadap orang ‘ajam (bukan Arab) tidak ada kemuliaan orang kulit putih atas orang kulit hitam. Yang menbedakan diantara kalian adalah karena taqwa.”
Adapun negara yang merdeka adalah negara yang bebas dari penjajahan, baik secara fisik, politik, ekonomi juga budaya. Negara tersebut betul-betul merdeka secara hakiki, bebas menjalankan aturan Allah SWT., aman, tentram, dan damai serta dapat memberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakatnya.
“…Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur:55)
Ibnu Katsir mengatakan; ayat ini adalah janji dari Allah kepada Rasulullah saw. bahwa Dia akan menjadikan umatnya sebagai penguasa di muka bumi. Yakni umat Islam akan menjadi pemimpin atas bangsa-bangsa lain. Saat itulah seluruh negri akan mendapatkan kesejahteraan dan semua manusia tunduk kepada mereka. Tidak ada lagi ketakutan seperti yang selama ini menerpa kaum Muslimin, baik di negeri ini maupun di seluruh dunia.
Maka, kembali pertanyaan di atas kita ajukan, apakah umat Islam di negeri ini telah merdeka?
Wallahu a’lam bis showab!
M Fachry
Diubah oleh lanangonjagat 17-08-2014 21:12
0
2.2K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan