Siapa yang tak kenal Benyamin Sueb yang biasa disapa Bang Ben, pria asli Kemayoran ini merupakan penyanyi, comedian, maupun sutradara kebanggaan Indonesia. Pria yang meninggal di Jakarta pada 5 September 1995 di usia ke 56 tahun ini telah menorehkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.

Celetukan-celetukan khas-nya seperti "muke lu jauh" atau "kingkong lu lawan" selalu dikenang sepanjang massa dan hingga kini masih melekat di masyarakat. Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah ini kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, Bang Ben mulai ngamen keliling kampung dari usia 3 tahun dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya. Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai "imbalan".

Seiring berjalan waktu, Bang Ben mendapat kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Betawi (1976) semakin mengangkat ketenarannya. Dalam film Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Dalam dunia musik, Bang Ben adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Violis dan komponis musik ini pantas digelar Sang Maestro. Pria kelahiran Jakarta, 6 Juni 1939 ini mulai bermain biola sejak berusia enam tahun. Idris Sardi memang terlahir dari keluarga yang berdarah seni. Kakeknya adalah pemain musik di Keraton Yogyakarta. Ayahnya, M. Sardi, seorang pemain biola ternama yang membuat beberapa illustrator film Indonesia. Sementara ibunya, Hadidjah, merupakan bintang film (Rencong Aceh).

Idris kecil berkesempatan belajar biola kepada Nicolai vorfolomeyeff saat berusia delapan tahun. Idris Sardi yang masih duduk kelas III SD diterima Nicolai sebagai mahasiswa luar biasa Akademi Musik Indonesia (AMI) Yogyakarta.

Ketika usianya sepuluh tahun, Idris berkesempatan ikut konser Akademi Musik Indonesia di Gedung Negara, Yogyakarta. Pada penampilan pertamanya itu, Idris masih mengenakan celana pendek. Ia mendapat sambutan hangat sehingga banyak penonton dan guru yang mengantre untuk menyalaminya. Sadar akan bakatnya anakanya, sang ayah semakin mendorong dan mendukung Idris Sardi.

Idris Sardi kemudian mengenyam pendidikan di Sekolah Musik Indonesia (SMIND) Yogyakarta. Idris yang belum lagi lulus SMP diterima masuk SMIND. Di sekolah tersebut, Idris dipercaya sebagai Concert Master dan memimpin siswa yang usianya lebih tua darinya.

Selain Nicola Varvolomejeff, Idris belajar biola dari George Setet (1952-1954) dan Hendri Tordasi (1954). Keduanya merupakan pemain biola asal Hongaria.

Idris Sardi semakin terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Salah satu murudnya, Fayza Maylaffayza berpendapat bahwa gesekan Idris Sardi mengandung kekuatan irama yang sukar diikuti.

Pasti sebagian dari Anda ada yang pro dan kontra mengenai legenda dangdut yang satu. Tetapi kenyataan dan pengaruhnya di Indonesia tak bisa dipungkiri. Ya, Raden Oma Irama yang akrab disapa Rhoma Irama ini adalah musisi yang merakyatkan musik dangdut di Indonesia, maka ia pun dijuluki "Raja Dangdut".

Pada tahun 70an, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Tak hanya dunia musik, Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Iwan Fals merupakan seorang penyanyi beraliran balada dan country yang boleh dibilang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lagu-lagunya dikenal bernada sosial dan kritikan.

Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, pramuriaku), atau bencana besar yang melanda Indonesia, mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.

Kharisma seorang penyanyi yang bernama asli Virgiawan Listanto ini sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals dan masih aktif hingga kini.

Pria yang lahir di Surakarta, 31 Desember 1966 ini merupakan seorang penyanyi campursari dari Jawa Tengah asli. Didi Kempot merupakan putra dari pelawak terkenal dari kota Solo bernama Ranto Edi Gudel (Almarhum) yang lebih dikenal dengan nama mbah Ranto. Dia bersaudara dengan Mamiek Podang, pelawak senior Srimulat.

Didi Kempot dikenal sebagai musisi yang membuat musik campur sari terdengar merakyat, diterima dan disukai oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya mempengaruhi telinga bangsa Indonesia, Didi juga berhasil membawa musik khas asal Jawa ini terkenal dan sering diundang untuk tampil di beberapa negara, salah satunya adalah Belanda