- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[NGAKAKKKK!!!] Ikut Aksi di MK, Buruh: Ini Sengketa Pilpres? Bukannya soal Gaji?


TS
lillyapp
[NGAKAKKKK!!!] Ikut Aksi di MK, Buruh: Ini Sengketa Pilpres? Bukannya soal Gaji?
sumpah ngakak 
sumber

Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Pukul 10.00 WIB aktivitas massa di jalanan depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) mulai menunjukkan aksi.
Sang orator sudah mulai menarik urat menyuarakan maksud aksi mereka di depan sejumlah massa pada Jumat (15/8/2014).
Aktivitas tersebut sempat membuat jalan merdeka barat tersendat mulai dari depan gedung MK hingga jalan tepat di depan shelter Trans Jakarta Monas. Padahal massa yang berunjuk rasa tersebut belum menyemut.
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh ormas seperti terlihat penggunaan atribut Pemuda Panca Marga Jakarta, Laskar Merah Putih, FKPPI dan Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI).
Sebagian dari mereka berpakaian berloreng, adapula yang mengenakan kemeja putih. Mereka semua mewarnai jalanan di depan gedung MK yang dijaga dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
"Kami anak-anak veteran pejuang zaman dulu," cetus salah seorang aksi.
Dari ormas Pemuda Panca Marga saja sekitar 800 orang yang ikut melakukan aksi. Sejak pukul 08.00 WIB, mereka sudah dikumpulkan di Tanah Abang sebelum menuju MK.
Teriknya sinar matahari membuat sebagian massa lebih memilih untuk berteduh di bawah pohon, sembari mengipaskan angin segar ke mukanya. Atau mereka lebih memilih mencari minuman untuk menghilangkan rasa dahaga mereka.
Tak hanya penjual minuman yang berkeliling untuk menjajakan dagangannya, bahkan menumpuknya massa menjadi lahan rezeki bagi para penjual lainnya, seperti penjual kacamata, topi, dan handuk kecil. Itu semua yang sekiranya menjadi kebutuhan para pengunjuk rasa yang berada di bawah teriknya matahari.
Pukul 11.25, massa tersebut semakin unjuk gigi. Datang dengan sebuah mobil boks di depan barisan, diikuti ratusan massa yang mengibarkan bendera serta diiringi marching band, mereka berhasil membuat semua mata masyarakat yang berada di jalan Medan Merdeka Barat memalingkan kepala kepada mereka.
Tak henti-hentinya, massa tersebut terus berdatangan. Mereka antara lain berasal dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia.
Deni, 30, seorang buruh dari perusahaan yang bergerak di bidang kabel mengaku ada sekitar 120 rekannya yang ikut dalam aksi tersebut. Ia mengaku berkantor di Karawang. "Kami tadi dua bis, sekitar 120-an lah," cetusnya.
Buruh dari Cikarang dan Tangerang pun turut serta dalam aksi tersebut. "Kami sif malam, makanya kami ke sini," cetus Deni.
Tapi, ia tak menampik jika buruh yang mendapatkan shift pagi pun turut serta dalam aksi tersebut. Ia mengutarakan perusahaannya tersebut mengizinkan dan hal itu legal di perusahaan mereka.
Tetapi, wajah Deni kebingungan saat ditanyakan kaitan antara buruh dan sengketa pemilihan presiden (pilpres) yang sedang berlangsung di MK. "Loh ini sengketa pilpres? Bukannya soal gaji?" cetus Deni spontan.
Ia pun menggaruk kepalanya seraya meminta penjelasan dari temannya yang berada di belakang. Sembari berbisik-bisik, Deni meminta temannya untuk menjawab.
Yudistira, 24, teman Deni tersebut pun akhirnya angkat bicara. Ia menjelaskan kedatangan mereka untuk mendukung Prabowo Subianto yang sedang mengajukan permohonan sengketa PHPU Pilpres ke MK.
Ia mengaku lebih memilih Prabowo untuk menjadi Presiden RI 2014 karena alasan gaji buruh. "Kalau Prabowo yang jadi Presiden, gaji buruh naik setahun sekali," aku Yudistira.
Sementara, sambungnya, kalau Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi presiden, gaji mereka hanya akan naik dua tahun sekali. "Kami inginnya gaji naik setahun sekali," tukasnya.
Sang orator sudah mulai menarik urat menyuarakan maksud aksi mereka di depan sejumlah massa pada Jumat (15/8/2014).
Aktivitas tersebut sempat membuat jalan merdeka barat tersendat mulai dari depan gedung MK hingga jalan tepat di depan shelter Trans Jakarta Monas. Padahal massa yang berunjuk rasa tersebut belum menyemut.
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh ormas seperti terlihat penggunaan atribut Pemuda Panca Marga Jakarta, Laskar Merah Putih, FKPPI dan Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI).
Sebagian dari mereka berpakaian berloreng, adapula yang mengenakan kemeja putih. Mereka semua mewarnai jalanan di depan gedung MK yang dijaga dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
"Kami anak-anak veteran pejuang zaman dulu," cetus salah seorang aksi.
Dari ormas Pemuda Panca Marga saja sekitar 800 orang yang ikut melakukan aksi. Sejak pukul 08.00 WIB, mereka sudah dikumpulkan di Tanah Abang sebelum menuju MK.
Teriknya sinar matahari membuat sebagian massa lebih memilih untuk berteduh di bawah pohon, sembari mengipaskan angin segar ke mukanya. Atau mereka lebih memilih mencari minuman untuk menghilangkan rasa dahaga mereka.
Tak hanya penjual minuman yang berkeliling untuk menjajakan dagangannya, bahkan menumpuknya massa menjadi lahan rezeki bagi para penjual lainnya, seperti penjual kacamata, topi, dan handuk kecil. Itu semua yang sekiranya menjadi kebutuhan para pengunjuk rasa yang berada di bawah teriknya matahari.
Pukul 11.25, massa tersebut semakin unjuk gigi. Datang dengan sebuah mobil boks di depan barisan, diikuti ratusan massa yang mengibarkan bendera serta diiringi marching band, mereka berhasil membuat semua mata masyarakat yang berada di jalan Medan Merdeka Barat memalingkan kepala kepada mereka.
Tak henti-hentinya, massa tersebut terus berdatangan. Mereka antara lain berasal dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia.
Deni, 30, seorang buruh dari perusahaan yang bergerak di bidang kabel mengaku ada sekitar 120 rekannya yang ikut dalam aksi tersebut. Ia mengaku berkantor di Karawang. "Kami tadi dua bis, sekitar 120-an lah," cetusnya.
Buruh dari Cikarang dan Tangerang pun turut serta dalam aksi tersebut. "Kami sif malam, makanya kami ke sini," cetus Deni.
Tapi, ia tak menampik jika buruh yang mendapatkan shift pagi pun turut serta dalam aksi tersebut. Ia mengutarakan perusahaannya tersebut mengizinkan dan hal itu legal di perusahaan mereka.
Tetapi, wajah Deni kebingungan saat ditanyakan kaitan antara buruh dan sengketa pemilihan presiden (pilpres) yang sedang berlangsung di MK. "Loh ini sengketa pilpres? Bukannya soal gaji?" cetus Deni spontan.
Ia pun menggaruk kepalanya seraya meminta penjelasan dari temannya yang berada di belakang. Sembari berbisik-bisik, Deni meminta temannya untuk menjawab.
Yudistira, 24, teman Deni tersebut pun akhirnya angkat bicara. Ia menjelaskan kedatangan mereka untuk mendukung Prabowo Subianto yang sedang mengajukan permohonan sengketa PHPU Pilpres ke MK.
Ia mengaku lebih memilih Prabowo untuk menjadi Presiden RI 2014 karena alasan gaji buruh. "Kalau Prabowo yang jadi Presiden, gaji buruh naik setahun sekali," aku Yudistira.
Sementara, sambungnya, kalau Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi presiden, gaji mereka hanya akan naik dua tahun sekali. "Kami inginnya gaji naik setahun sekali," tukasnya.
sumber


anasabila memberi reputasi
1
4.4K
Kutip
68
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan