- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penemuan Hebat Yang Tidak Disengaja


TS
fahriadam
Penemuan Hebat Yang Tidak Disengaja
Asalamualaikum gan.. udah lama ga ngepost nih hehe
Lanjut ke trit ane yang keempat nih gan semoga gak repost yah, kalo repost tolong diberitahu hehe. Semoga bermanfaat, dan menghibur. Selamat menikmati
Penemuan Hebat Yang Tidak Disengaja
Semoga bermanfaat gan sekian dari ane wasalamualaikum WR WB.
jangan lupa gan
sama 
tapi jangan

Lanjut ke trit ane yang keempat nih gan semoga gak repost yah, kalo repost tolong diberitahu hehe. Semoga bermanfaat, dan menghibur. Selamat menikmati

Penemuan Hebat Yang Tidak Disengaja
Spoiler for buka:
Spoiler for 1:
1. Sakarin (Saccharin)

Sakarin atau zat pemanis buatan ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli kimia asal Russia bernama Constantin Fahlberg (1850-1910).
Suatu hari pada tahun 1879 setelah bekerja seharian di dalam laboratoriumnya, ia lupa untuk mencuci tangan. Hari itu dia “bermain-main” dengan bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka meneliti kegunaannya.
Saat tiba makan malam di rumah, dia menyadari bahwa kue rolls yang dia santap sebagai makan malam berasa lebih manis dan lain dari biasanya. Ditanyakan kepada istrinya apakah dia memberikan gula ke kuenya, yang dijawab tidak oleh sang istri. Kue-kue rolls tersebut berasa normal seperti biasa bagi lidah istrinya.
Lalu Fahlberg menyadari bahwa rasa manis tersebut berasal dari tangannya, dan keesokan harinya dia kembali ke laboratoriumnya dan mulai meneliti lebih lanjut sampai menemukan sakarin.
Kini sakarin diklaim dapat membahayakan organ tubuh karena mengandung zat yang dapat memicu dan meyebabkan kanker. Namun pada kenyataanya bahan kimia ini sudah tersebar di hampir setiap makanan siap saji seantero dunia atau lebih dari 6000 merk makanan dan minuman, bahkan juga dicampur pada gula organik alami.

Sakarin atau zat pemanis buatan ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli kimia asal Russia bernama Constantin Fahlberg (1850-1910).
Suatu hari pada tahun 1879 setelah bekerja seharian di dalam laboratoriumnya, ia lupa untuk mencuci tangan. Hari itu dia “bermain-main” dengan bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka meneliti kegunaannya.
Saat tiba makan malam di rumah, dia menyadari bahwa kue rolls yang dia santap sebagai makan malam berasa lebih manis dan lain dari biasanya. Ditanyakan kepada istrinya apakah dia memberikan gula ke kuenya, yang dijawab tidak oleh sang istri. Kue-kue rolls tersebut berasa normal seperti biasa bagi lidah istrinya.
Lalu Fahlberg menyadari bahwa rasa manis tersebut berasal dari tangannya, dan keesokan harinya dia kembali ke laboratoriumnya dan mulai meneliti lebih lanjut sampai menemukan sakarin.
Kini sakarin diklaim dapat membahayakan organ tubuh karena mengandung zat yang dapat memicu dan meyebabkan kanker. Namun pada kenyataanya bahan kimia ini sudah tersebar di hampir setiap makanan siap saji seantero dunia atau lebih dari 6000 merk makanan dan minuman, bahkan juga dicampur pada gula organik alami.

Spoiler for 2:
Alat Pendeteksi Smartdust

Smartdust adalah sebuah alat pendeteksi mikroelektrik-mekanis yang dapat mendeteksi berbagai macam hal seperti cahaya, temperatur, getaran, magnet, dan lain-lain.
Smartdust ditemukan saat seorang siswa doktoral University of California bernama Jamie Link, ia merusakkan sebuah chip silikon yang sedang ia pelajari.
Beberapa saat kemudian ia mulai menyadari bahwa chip tersebut ternyata masih dapat berfungsi sebagai sensor, walaupun telah berubah menjadi kepingan-kepingan kecil.
Sensor-sensor yang berupa serpihan kecil inilah yang kelak dinamakan smartdust dan sangat berguna sebagai alat deteksi hal yang tidak dapat dideteksi oleh sensor konvensional, seperti mengukur kemurnian air laut dan mendeteksi partikel-partikel berbahaya yang ada di udara.
Kini, smartdust di klaim dapat dipergunakan oleh orang atau lembaga yang berpihak kepada kejahatan atau bahkan militer yang dapat disalah-gunakan untuk memantau tiap individu hingga peperangan.

Smartdust adalah sebuah alat pendeteksi mikroelektrik-mekanis yang dapat mendeteksi berbagai macam hal seperti cahaya, temperatur, getaran, magnet, dan lain-lain.
Smartdust ditemukan saat seorang siswa doktoral University of California bernama Jamie Link, ia merusakkan sebuah chip silikon yang sedang ia pelajari.
Beberapa saat kemudian ia mulai menyadari bahwa chip tersebut ternyata masih dapat berfungsi sebagai sensor, walaupun telah berubah menjadi kepingan-kepingan kecil.
Sensor-sensor yang berupa serpihan kecil inilah yang kelak dinamakan smartdust dan sangat berguna sebagai alat deteksi hal yang tidak dapat dideteksi oleh sensor konvensional, seperti mengukur kemurnian air laut dan mendeteksi partikel-partikel berbahaya yang ada di udara.
Kini, smartdust di klaim dapat dipergunakan oleh orang atau lembaga yang berpihak kepada kejahatan atau bahkan militer yang dapat disalah-gunakan untuk memantau tiap individu hingga peperangan.
Spoiler for 3:
Coca Cola

Penemu Coca-Cola bukanlah seorang pengusaha, penjual permen atau seorang pemimpi yang ingin menjadi kaya dalam bisnis minuman. John Pemberton hanya ingin menyembuhkan sakit kepala. Seorang ahli kimia, Pemberton mencoba menggunakan dua bahan utama dalam obat sakit kepala, yaitu daun koka dan kacang kola. Ketika asisten labnya secara tidak sengaja mencampur dengan dua air karnonasi, lahirlah minuman Coca-Cola.
Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Namun sayangnya, Pemberton meninggal dua tahun kemudian dan tidak pernah melihat campurannya yang sederhana melahirkan kerajaan minuman soda.

Penemu Coca-Cola bukanlah seorang pengusaha, penjual permen atau seorang pemimpi yang ingin menjadi kaya dalam bisnis minuman. John Pemberton hanya ingin menyembuhkan sakit kepala. Seorang ahli kimia, Pemberton mencoba menggunakan dua bahan utama dalam obat sakit kepala, yaitu daun koka dan kacang kola. Ketika asisten labnya secara tidak sengaja mencampur dengan dua air karnonasi, lahirlah minuman Coca-Cola.
Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Namun sayangnya, Pemberton meninggal dua tahun kemudian dan tidak pernah melihat campurannya yang sederhana melahirkan kerajaan minuman soda.

Spoiler for 4:
Panci Anti Lengket(Teflon)

Seorang peneliti di sebuah perusahaan kimia terkenal DuPont bernama Roy Plunkett sedang mencari bahan yang dapat digunakan untuk menggantikan CFC (chlorofluorocarbons, suatu bahan pendingin yang biasa digunakan di lemari es atau AC mobil, biasa disebut juga dengan freon).
Ia memiliki teori jika ia mencampurkan sebuah senyawa bernama TFE dengan hydrochloric acid, ia akan mendapatkan suatu zat pendingin baru yang diinginkan.
Oleh karena itu ia mengumpulkan gas TFE dalam jumlah cukup besar yang kemudian ia pampatkan dan dinginkan dalam temperatur rendah di dalam sebuah kaleng logam laboratorium bersama dengan hydrochloric acid agar bereaksi.
Keesokan harinya saat ia ingin mengamati apa yang terjadi, ia menemui bahwa gas TFE yang ia campurkan di dalam kaleng tersebut telah hilang.
Dengan kecewa dan marah ia membuka tutup kaleng logam dan menggoyang-goyangkannya dengan keras. Dari tutup kaleng tersebut tiba-tiba berjatuhan serpihan-serpihan kecil berwarna putih dan licin.
Serpihan-serpihan putih ini selanjutnya ia berikan kepada peneliti lain di Dupont agar diteliti lebih jauh yang di kemudian hari ternyata menjadi bahan dasar pembuatan panci anti lengket (panci teflon).

Seorang peneliti di sebuah perusahaan kimia terkenal DuPont bernama Roy Plunkett sedang mencari bahan yang dapat digunakan untuk menggantikan CFC (chlorofluorocarbons, suatu bahan pendingin yang biasa digunakan di lemari es atau AC mobil, biasa disebut juga dengan freon).
Ia memiliki teori jika ia mencampurkan sebuah senyawa bernama TFE dengan hydrochloric acid, ia akan mendapatkan suatu zat pendingin baru yang diinginkan.
Oleh karena itu ia mengumpulkan gas TFE dalam jumlah cukup besar yang kemudian ia pampatkan dan dinginkan dalam temperatur rendah di dalam sebuah kaleng logam laboratorium bersama dengan hydrochloric acid agar bereaksi.
Keesokan harinya saat ia ingin mengamati apa yang terjadi, ia menemui bahwa gas TFE yang ia campurkan di dalam kaleng tersebut telah hilang.
Dengan kecewa dan marah ia membuka tutup kaleng logam dan menggoyang-goyangkannya dengan keras. Dari tutup kaleng tersebut tiba-tiba berjatuhan serpihan-serpihan kecil berwarna putih dan licin.
Serpihan-serpihan putih ini selanjutnya ia berikan kepada peneliti lain di Dupont agar diteliti lebih jauh yang di kemudian hari ternyata menjadi bahan dasar pembuatan panci anti lengket (panci teflon).
Spoiler for 5:
Karet Vulkanisir

Selama bertahun-tahun Charles Goodyear berupaya untuk dapat menemukan suatu bahan terbuat dari karet yang tahan akan panas dan dingin.
Belum pernah ada yang dapat memuaskan keinginannya hingga suatu saat ia tanpa sengaja menumpahkan sebuah campuran karet dan belerang (sulfur) ke atas sebuah kompor.
Panas di dalam kompor tersebut membakar hangus campuran karet dan belerangnya, membuatnya keras akan tetapi masih cukup kenyal dan fleksibel.
Bahan inilah yang kini disebut dengan karet vulkanisir dan digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai macam benda berguna seperti ban mobil hingga pesawat terbang dan juga sol sepatu.

Selama bertahun-tahun Charles Goodyear berupaya untuk dapat menemukan suatu bahan terbuat dari karet yang tahan akan panas dan dingin.
Belum pernah ada yang dapat memuaskan keinginannya hingga suatu saat ia tanpa sengaja menumpahkan sebuah campuran karet dan belerang (sulfur) ke atas sebuah kompor.
Panas di dalam kompor tersebut membakar hangus campuran karet dan belerangnya, membuatnya keras akan tetapi masih cukup kenyal dan fleksibel.
Bahan inilah yang kini disebut dengan karet vulkanisir dan digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai macam benda berguna seperti ban mobil hingga pesawat terbang dan juga sol sepatu.
Spoiler for 6:
Plastik

Pada awal abad ke-20, shellac (atau “lak”, semacam bahan seperti plastik keras dan kaku) banyak digunakan dalam industri elektronik untuk membungkus perangkat-perangkat elektronik.
Bahan shellac ini cukup mahal karena terbuat dari semacam serangga yang hanya hidup di Asia Tenggara sehingga harus diimport.
Untuk itu seorang ahli kimia asal Belgia bernama Leo Hendrik Baekeland (1863-1944), pada tahun 1907 melakukan penelitian untuk menciptakan bahan alternatif shellac, karena berpikiran ia akan menghasilkan banyak uang jika dapat menjual bahan tersebut kepada industri elektronik.
Alih-alih, penelitiannya menghasilkan sebuah bahan lentur yang dapat dibentuk dan cukup tahan akan panas. Ia memberi nama bahan ini “Bakelite”.
Segera saja ia menyadari bahan Bakelite ini memiliki banyak sekali kegunaan. Bahan plastik yang kita kenal sekarang dan ada di mana-mana merupakan bahan turunan dari Bakelite ini.

Pada awal abad ke-20, shellac (atau “lak”, semacam bahan seperti plastik keras dan kaku) banyak digunakan dalam industri elektronik untuk membungkus perangkat-perangkat elektronik.
Bahan shellac ini cukup mahal karena terbuat dari semacam serangga yang hanya hidup di Asia Tenggara sehingga harus diimport.
Untuk itu seorang ahli kimia asal Belgia bernama Leo Hendrik Baekeland (1863-1944), pada tahun 1907 melakukan penelitian untuk menciptakan bahan alternatif shellac, karena berpikiran ia akan menghasilkan banyak uang jika dapat menjual bahan tersebut kepada industri elektronik.
Alih-alih, penelitiannya menghasilkan sebuah bahan lentur yang dapat dibentuk dan cukup tahan akan panas. Ia memberi nama bahan ini “Bakelite”.
Segera saja ia menyadari bahan Bakelite ini memiliki banyak sekali kegunaan. Bahan plastik yang kita kenal sekarang dan ada di mana-mana merupakan bahan turunan dari Bakelite ini.
Spoiler for 7:
Radioaktivitas

Pada tahun 1896 seorang ilmuwan Perancis dan seorang pemenang hadiah Nobel bernama Henri Becquerel (1852-1908) memiliki minat sangat besar akan 2 hal yaitu zat penerang alami (natural fluorescence) dan sebuah penemuan baru yang sangat heboh saat itu yaitu Sinar-X atau X-ray.
Ia melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui apakah zat penerang alami dapat menghasilkan sinar-x setelah terjemur di bawah sinar matahari.
Satu hal yang menjadi halangan saat itu adalah sedang berlangsung musim dingin yang artinya dia tidak memiliki sinar matahari cukup banyak untuk melakukan penelitiannya dengan cara dijemur, padahal semua bahan penelitian telah ia siapkan termasuk batu-batu uranium.
Dengan maksud menyimpannya untuk digunakan nanti setelah terdapat sinar matahari cukup banyak, ia membungkus semua bahan penelitiannya tersebut dan memasukkannya ke dalam sebuah lemari.
Saat ia membukanya kembali, Becquerel menemukan batu-batu uraniumnya telah meninggalkan jejaknya di atas sebuah piringan fotografis tanpa harus terkena sinar matahari terlebih dahulu.
Saat itu hal ini merupakan sesuatu yang cukup luar biasa, kemudian bekerja bersama pasangan ilmuwan lainnya, Marie dan Pierre Curie, dia menelitinya lebih lanjut dan menemukan apa yang saat ini kita sebut dengan radioaktifitas.

Pada tahun 1896 seorang ilmuwan Perancis dan seorang pemenang hadiah Nobel bernama Henri Becquerel (1852-1908) memiliki minat sangat besar akan 2 hal yaitu zat penerang alami (natural fluorescence) dan sebuah penemuan baru yang sangat heboh saat itu yaitu Sinar-X atau X-ray.
Ia melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui apakah zat penerang alami dapat menghasilkan sinar-x setelah terjemur di bawah sinar matahari.
Satu hal yang menjadi halangan saat itu adalah sedang berlangsung musim dingin yang artinya dia tidak memiliki sinar matahari cukup banyak untuk melakukan penelitiannya dengan cara dijemur, padahal semua bahan penelitian telah ia siapkan termasuk batu-batu uranium.
Dengan maksud menyimpannya untuk digunakan nanti setelah terdapat sinar matahari cukup banyak, ia membungkus semua bahan penelitiannya tersebut dan memasukkannya ke dalam sebuah lemari.
Saat ia membukanya kembali, Becquerel menemukan batu-batu uraniumnya telah meninggalkan jejaknya di atas sebuah piringan fotografis tanpa harus terkena sinar matahari terlebih dahulu.
Saat itu hal ini merupakan sesuatu yang cukup luar biasa, kemudian bekerja bersama pasangan ilmuwan lainnya, Marie dan Pierre Curie, dia menelitinya lebih lanjut dan menemukan apa yang saat ini kita sebut dengan radioaktifitas.
Spoiler for 8:
Pewarna Kain Sintetis(Mauve)

Pada tahun 1856 seorang ahli kimia berusia 18 tahun bernama William Perkin (1838-1907) berupaya untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan malaria.
Serangkaian penelitian dan percobaan ia lakukan, namun satu-satunya yang ia hasilkan hanyalah sebuah cairan kental yang terlihat tidak mengesankan.
Setelah diamati cairan ini ternyata terlihat cukup bagus dan diketahui kemudian, bahwa ia baru saja menumukan bahan pewarna kain sintetis yang pertama.
Pewarna sintetis yang ia temukan jauh lebih baik daripada pewarna alami yang telah dikenal sebelumnya, karena memiliki warna yang lebih cerah dan tidak luntur saat dicuci.
Selain itu bahan ini ternyata juga memiliki kegunaan lain, seorang ahli bakteri Jerman bernama Paul Ehrlich mengembangkan bahan ini untuk menciptakan imunologi dan kemoterapi.

Pada tahun 1856 seorang ahli kimia berusia 18 tahun bernama William Perkin (1838-1907) berupaya untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan malaria.
Serangkaian penelitian dan percobaan ia lakukan, namun satu-satunya yang ia hasilkan hanyalah sebuah cairan kental yang terlihat tidak mengesankan.
Setelah diamati cairan ini ternyata terlihat cukup bagus dan diketahui kemudian, bahwa ia baru saja menumukan bahan pewarna kain sintetis yang pertama.
Pewarna sintetis yang ia temukan jauh lebih baik daripada pewarna alami yang telah dikenal sebelumnya, karena memiliki warna yang lebih cerah dan tidak luntur saat dicuci.
Selain itu bahan ini ternyata juga memiliki kegunaan lain, seorang ahli bakteri Jerman bernama Paul Ehrlich mengembangkan bahan ini untuk menciptakan imunologi dan kemoterapi.
Spoiler for 9:
Alat Pacu Jantung(Pacemaker)

Alat pacu jantung ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang insinyur bernama Wilson Greatbatch.
Pada awalnya ia sedang bekerja untuk membuat suatu alat pencatat suara jantung.
Namun secara tidak sengaja ia telah salah mengambil sebuah komponen elektronik dari kotak komponennya.
Saat sedang bekerja, ia membutuhkan sebuah komponen elektronik bernama resistor yang seharusnya bernilai hambatan 10,000 ohm (atau 10 kilo ohm).
Namun ternyata ia telah salah mengambil sebuah komponan elektronik bernama resitor tersebut dan memiliki nilai tahanan atau hambatan sebesar 1 megaohm (1 juta ohm).
Hasilnya, sirkuit elektronik yang sedang ia kerjakan berdetak selama 1.8 milidetik, kemudian berhenti sementara selama 1 detik, sebelum mulai berdetak kembali.
Ia perhatikan, pola ini mirip dengan detak jantung manusia, dan dari sinilah alat pacu jantung kemudian ditemukan.

Alat pacu jantung ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang insinyur bernama Wilson Greatbatch.
Pada awalnya ia sedang bekerja untuk membuat suatu alat pencatat suara jantung.
Namun secara tidak sengaja ia telah salah mengambil sebuah komponen elektronik dari kotak komponennya.
Saat sedang bekerja, ia membutuhkan sebuah komponen elektronik bernama resistor yang seharusnya bernilai hambatan 10,000 ohm (atau 10 kilo ohm).
Namun ternyata ia telah salah mengambil sebuah komponan elektronik bernama resitor tersebut dan memiliki nilai tahanan atau hambatan sebesar 1 megaohm (1 juta ohm).
Hasilnya, sirkuit elektronik yang sedang ia kerjakan berdetak selama 1.8 milidetik, kemudian berhenti sementara selama 1 detik, sebelum mulai berdetak kembali.
Ia perhatikan, pola ini mirip dengan detak jantung manusia, dan dari sinilah alat pacu jantung kemudian ditemukan.
Spoiler for 10:
Penisilin(Penicillin)

Penisilin adalah obat antibiotik yang paling banyak dikonsumsi manusia. Tak ada yang mengira bahwa penisilin ditemukan saat Alexander Fleming (1881-1955), seorang biologis dan ahli farmasi, secara tanpa sengaja.
Pada suatu hari, ia meninggalkan peralatan kerjanya yang berupa cawan-cawan kaca begitu saja untuk pergi berlibur.
Keesokan harinya saat kembali, ia menemukan sejumlah jamur (fungus) yang aneh telah ada dan berkembang biak di dalam salah satu cawan kaca.
Jamur inilah yang dikemudian hari setelah melalui penelitian lebih lanjut disebut penisilin, suatu obat antibiotik yang paling banyak digunakan manusia hingga saat ini.

Penisilin adalah obat antibiotik yang paling banyak dikonsumsi manusia. Tak ada yang mengira bahwa penisilin ditemukan saat Alexander Fleming (1881-1955), seorang biologis dan ahli farmasi, secara tanpa sengaja.
Pada suatu hari, ia meninggalkan peralatan kerjanya yang berupa cawan-cawan kaca begitu saja untuk pergi berlibur.
Keesokan harinya saat kembali, ia menemukan sejumlah jamur (fungus) yang aneh telah ada dan berkembang biak di dalam salah satu cawan kaca.
Jamur inilah yang dikemudian hari setelah melalui penelitian lebih lanjut disebut penisilin, suatu obat antibiotik yang paling banyak digunakan manusia hingga saat ini.
Spoiler for 11:
Microwave

Pada tahun 1945 Percy Lebaron Spencer, seorang insinyur dan penemu dari Amerika Serikat, bekerja di pabrik pembuatan magnetron, alat yang digunakan untuk menghasilkan sinyal radio gelombang mikro yang merupakan bentuk awal dari radar. Radar adalah sebuah inovasi luar biasa penting di masa perang, tetapi penggunaan gelombang mikro untuk memasak makanan adalah ketidaksengajaan.
Ketika sedang berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang hidup, Spencer mendapati bahwa batang coklat di sakunya meleleh. Pikirannya yang tajam segera mengerti bahwa itu adalah akibat gelombang mikro. Kemudian dia mencobanya pada biji jagung brondong dan kemudian pada sebutir telur hingga meledak.
Pada tahun 1945, Spencer menciptakan alat untuk memasak makanan dengan menggunakan radiasi gelombang mikro. Raytheon melihat kemungkinan ini, dan setelah memperoleh Amana Refrigeration pada 1965, mampu menjual microwave oven dalam skala besar. Oven microwave pertama disebut Radarange, sampai saat ini, ada lebih dari 200 juta yang digunakan di seluruh dunia.

Pada tahun 1945 Percy Lebaron Spencer, seorang insinyur dan penemu dari Amerika Serikat, bekerja di pabrik pembuatan magnetron, alat yang digunakan untuk menghasilkan sinyal radio gelombang mikro yang merupakan bentuk awal dari radar. Radar adalah sebuah inovasi luar biasa penting di masa perang, tetapi penggunaan gelombang mikro untuk memasak makanan adalah ketidaksengajaan.
Ketika sedang berdiri di dekat sebuah magnetron yang sedang hidup, Spencer mendapati bahwa batang coklat di sakunya meleleh. Pikirannya yang tajam segera mengerti bahwa itu adalah akibat gelombang mikro. Kemudian dia mencobanya pada biji jagung brondong dan kemudian pada sebutir telur hingga meledak.
Pada tahun 1945, Spencer menciptakan alat untuk memasak makanan dengan menggunakan radiasi gelombang mikro. Raytheon melihat kemungkinan ini, dan setelah memperoleh Amana Refrigeration pada 1965, mampu menjual microwave oven dalam skala besar. Oven microwave pertama disebut Radarange, sampai saat ini, ada lebih dari 200 juta yang digunakan di seluruh dunia.
Spoiler for 12:
Velcro

Sejarah penemuan velcro dimulai pada tahun 1941, saat seorang insinyur Swiss bernama George de Mestral pulang bersama anjingnya dari perburuan di gunung Alpen. Waktu itu dia melihat banyak ‘biji’ (seeds) dari buah burdock yang menempel pada pakaiannya dan pada bulu anjingnya. Waktu dia mempelajarinya dibawah mikroskop, nampak beratus-ratus kaitan pada biji ini yang akan ‘menyangkut’ pada setiap benda yang berupa serat-seratan seperti kain, bulu atau rambut. Ide inilah yang memicu de Mestral untuk mengembangkan alat untuk menyatukan dua benda.
Velcro mulai populer setelah NASA memutuskan untuk menggunakannya pada baju astronaut, kemudian diikuti pula oleh industri baju peselancar es (skiers), baju peselam dan peralatan bawah laut lainnya. Saat ini velcro sudah terpasang pada hampir semua peralatan manusia, mulai dari pakaian, sepatu, ikat pinggang, tas, peralatan kedokteran, peralatan militer dan sebagainya. Bahkan untuk peralatan militer sudah dikembangkan jenis velcro yang tidak menimbulkan suara sobekan.

Sejarah penemuan velcro dimulai pada tahun 1941, saat seorang insinyur Swiss bernama George de Mestral pulang bersama anjingnya dari perburuan di gunung Alpen. Waktu itu dia melihat banyak ‘biji’ (seeds) dari buah burdock yang menempel pada pakaiannya dan pada bulu anjingnya. Waktu dia mempelajarinya dibawah mikroskop, nampak beratus-ratus kaitan pada biji ini yang akan ‘menyangkut’ pada setiap benda yang berupa serat-seratan seperti kain, bulu atau rambut. Ide inilah yang memicu de Mestral untuk mengembangkan alat untuk menyatukan dua benda.
Velcro mulai populer setelah NASA memutuskan untuk menggunakannya pada baju astronaut, kemudian diikuti pula oleh industri baju peselancar es (skiers), baju peselam dan peralatan bawah laut lainnya. Saat ini velcro sudah terpasang pada hampir semua peralatan manusia, mulai dari pakaian, sepatu, ikat pinggang, tas, peralatan kedokteran, peralatan militer dan sebagainya. Bahkan untuk peralatan militer sudah dikembangkan jenis velcro yang tidak menimbulkan suara sobekan.
Semoga bermanfaat gan sekian dari ane wasalamualaikum WR WB.
jangan lupa gan


tapi jangan

0
3.8K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan