- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Catatan Dari Penumpang Busway Untuk Mereka


TS
exkribow
Catatan Dari Penumpang Busway Untuk Mereka


Spoiler for Buka:
Setiap jam pulang kerja (apalagi weekend) yang namanya jalanan pasti macet nya nauzubillah

. Apalagi di Jakarta. Maklum kebanyakan pekerja di Jakarta berasal dan tinggal di luar Jakarta. Musabab macet emang banyak banget, volume kendaraan, lampu merah, banyaknya persimpangan, angkot dll.
Awal diberlakukannya TransJakarta / Busway pun diharapkan dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Jadi semakin banyak yang naik kendaraan umum, kemacetan bisa dong ikut berkurang. Tapi tetep aja masih banyak yang lebih milih make kendaraan pribadi. Banyak alasannya, ane kumpulin dari beberapa temen-temen dan keluarga ane pribadi.
1. Lebih nyaman aja, ga desek-desek-an
2. Ya kan punya, sayang kalo ga dipake,
3. Fasilitas kantor bro, ya gw terima2 aja
4. Gw nabung bro beli mobil ini, makanya seneng aja makenya
5. Panas bro
And many more……
Sebenrnya ga masalah kok. Itu hak mereka. Yang kadang jadi masalah adalah (bukan kadang, permasalahannya) ketika mereka yang mengendarai mobil lewatin jalur TransJakarta ini. Malah mereka kadang yang bikin macet makin parah.
Dear kalian yang punya mobil:
Kami belum bisa punya mobil seperti kalian, jadi hargailah kami yang ada di dalam busway. Jangan nambah bikin macet. Kalian enak, punya supir, gak harus desek-desek-an kalian tinggal duduk saja di dalam mobil ber-AC sambil mainin gadget terbaru kalian. Kalian mau buru-buru pulang menemui keluarga kalian? Begitu juga kami. Kami juga punya keluarga sama seperti kalian, mereka juga menunggu kami untuk pulang sama seperti keluarga kalian.
Kalian duduk di mobil sejuk kalian kadang kalian pun bisa tidur jika punya supir, meskipun menghadapi macet berjam-jam. Kami? Kami berdiri berjam-jam. Kami gendong tas berat kami dan beridiri menyeimbangkan tubuh agar tidak jatuh saat bus ngerem mendadak atau. Belum lagi bau-bau keringat dari sesama penumpang setiap pagi. Setiap sore.
Gaji kami belum sebesar kalian yang bisa membeli mobil, atau hargailah mereka yang mempunyai mobil tapi tetap memilih kendaraan umum seperti TransJakarta. Entahlah apa alasan mereka. Tapi dengan memasuki jalur Busway kalian seakan tidak menghargai kami. Kalian tidak sabar? Mau cepat sampai? Begitu juga kami. Jangankan saat masuk ke dalam bis yang kadang kami pasksakan, bersitegang sesama kami pun kerap terjadi. Kalian capek abis kerja? Iya kami juga.
Hargailah kami untuk tidak mengambil jalur busway lagi.
Untuk Pejabat dan Aparat:
Mana janji kalian yang katanya bakalan menindak tegs mereka yang menyerobot jalur Busway? Hai! Kalian digaji dengan uang kami. Bahkan tunjangan kalian pun lebih besar daripada gaji pokok kami. Tapi kenapa kalian kadang malah sibuk sendiri?
Kami memilih kalian, supaya kota kami lebih maju. Kami percaya kalian. Dimana kalian? Jangan hanya jalan protokol saja yang kalian jaga dengan ketat karena sering dilewati orang penting, atau atasan kalian. Setiap tahunnya banyak sekali anak-anak yang ingin menjadi seperti kalian, memakai seragam kalian. Tapi beberapa tahun ke depan, seragam kalian mulai dijahit baru dengan ukurn yang lebih besar dari sebelumnya.
Belum lagi kalian para pejabat. Punya mobil bagus, dapat supir. Tapi kenapa setiap jam pulang kantor kalian ikut meramaikan jalan? Dengan dipandu dan dituntun oleh polisibermotor besar. Mungkin kalau pgi hari kalian begitu kami masih menganggapnya wajar, karena mungkin kalian punya rapat atau pertemuan penting. Sore? Pulang kantor? Kenapa masih saja?
Lupa Iwan Fals pernah benyanyi ‘Wakil Rakyat Seharusnya Merakyat’ coba sesekali ikuti kemacetan. Jadilah bagian dari kami. Jadilah bagian dari pekerja 9-5 dengan gaji ‘cukup’ yang setiap harinya mengemis waktu. Senang saat weekend, dan membenci Senin.



Awal diberlakukannya TransJakarta / Busway pun diharapkan dapat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Jadi semakin banyak yang naik kendaraan umum, kemacetan bisa dong ikut berkurang. Tapi tetep aja masih banyak yang lebih milih make kendaraan pribadi. Banyak alasannya, ane kumpulin dari beberapa temen-temen dan keluarga ane pribadi.
1. Lebih nyaman aja, ga desek-desek-an
2. Ya kan punya, sayang kalo ga dipake,
3. Fasilitas kantor bro, ya gw terima2 aja
4. Gw nabung bro beli mobil ini, makanya seneng aja makenya
5. Panas bro
And many more……
Sebenrnya ga masalah kok. Itu hak mereka. Yang kadang jadi masalah adalah (bukan kadang, permasalahannya) ketika mereka yang mengendarai mobil lewatin jalur TransJakarta ini. Malah mereka kadang yang bikin macet makin parah.
Dear kalian yang punya mobil:
Kami belum bisa punya mobil seperti kalian, jadi hargailah kami yang ada di dalam busway. Jangan nambah bikin macet. Kalian enak, punya supir, gak harus desek-desek-an kalian tinggal duduk saja di dalam mobil ber-AC sambil mainin gadget terbaru kalian. Kalian mau buru-buru pulang menemui keluarga kalian? Begitu juga kami. Kami juga punya keluarga sama seperti kalian, mereka juga menunggu kami untuk pulang sama seperti keluarga kalian.
Kalian duduk di mobil sejuk kalian kadang kalian pun bisa tidur jika punya supir, meskipun menghadapi macet berjam-jam. Kami? Kami berdiri berjam-jam. Kami gendong tas berat kami dan beridiri menyeimbangkan tubuh agar tidak jatuh saat bus ngerem mendadak atau. Belum lagi bau-bau keringat dari sesama penumpang setiap pagi. Setiap sore.
Gaji kami belum sebesar kalian yang bisa membeli mobil, atau hargailah mereka yang mempunyai mobil tapi tetap memilih kendaraan umum seperti TransJakarta. Entahlah apa alasan mereka. Tapi dengan memasuki jalur Busway kalian seakan tidak menghargai kami. Kalian tidak sabar? Mau cepat sampai? Begitu juga kami. Jangankan saat masuk ke dalam bis yang kadang kami pasksakan, bersitegang sesama kami pun kerap terjadi. Kalian capek abis kerja? Iya kami juga.
Hargailah kami untuk tidak mengambil jalur busway lagi.
Untuk Pejabat dan Aparat:
Mana janji kalian yang katanya bakalan menindak tegs mereka yang menyerobot jalur Busway? Hai! Kalian digaji dengan uang kami. Bahkan tunjangan kalian pun lebih besar daripada gaji pokok kami. Tapi kenapa kalian kadang malah sibuk sendiri?
Kami memilih kalian, supaya kota kami lebih maju. Kami percaya kalian. Dimana kalian? Jangan hanya jalan protokol saja yang kalian jaga dengan ketat karena sering dilewati orang penting, atau atasan kalian. Setiap tahunnya banyak sekali anak-anak yang ingin menjadi seperti kalian, memakai seragam kalian. Tapi beberapa tahun ke depan, seragam kalian mulai dijahit baru dengan ukurn yang lebih besar dari sebelumnya.
Belum lagi kalian para pejabat. Punya mobil bagus, dapat supir. Tapi kenapa setiap jam pulang kantor kalian ikut meramaikan jalan? Dengan dipandu dan dituntun oleh polisibermotor besar. Mungkin kalau pgi hari kalian begitu kami masih menganggapnya wajar, karena mungkin kalian punya rapat atau pertemuan penting. Sore? Pulang kantor? Kenapa masih saja?
Lupa Iwan Fals pernah benyanyi ‘Wakil Rakyat Seharusnya Merakyat’ coba sesekali ikuti kemacetan. Jadilah bagian dari kami. Jadilah bagian dari pekerja 9-5 dengan gaji ‘cukup’ yang setiap harinya mengemis waktu. Senang saat weekend, dan membenci Senin.
Spoiler for Please Jangan:

Spoiler for Maaf:
0
3.4K
Kutip
39
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan