- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena Smartphone Supercopy/KW


TS
moetzeckhovia
Fenomena Smartphone Supercopy/KW
Selamat pagi dini hari agan'' semuanya. Masih pada begadang kah??? daripada bengong mau ngapain,liat thread di forum The Lounge penuh spammer,penjual bokep,promo game online hingga pulsa gratis. Nih ane ada topik bahasan mengenai Fenomena Smartphone Supercopy atawa KW yg marak beredar di pasaran,langsung aja gan ke pokok bahasan...

Quote:
Ponsel pintar (smartphone) sudah menjadi kebutuhan hampir setiap orang. Tak heran jika angka penjualan smartphone terus meningkat. Para vendor pun saling bersaing untuk menawarkan produk andalan mereka. Dengan beragam fitur canggih yang ditawarkan, harga smartphone dibanderol sangat tinggi. Versi tiruannya kemudian ramai beredar di pasaran. Yang mengejutkan, smartphone tiruan ini sangat mirip dengan aslinya sehingga muncullah istilah supercopy (replika atau KW super). Pantauan tim Tekno Liputan6.com, smartphone supercopy ini marak dipasarkan di dunia maya oleh sejumlah supplier, mulai dari situs jejaring sosial Facebook, blog yang khusus dibuat untuk menjual smartphone supercopy hingga BlackBerry Messenger. Smartphone supercopy ini cukup diminati konsumen karena harga jualnya lebih murah dibanding aslinya. Apalagi dari penampilan fisik, smartphone supercopy terlihat sama persis dengan aslinya. Beberapa smartphone supercopy yang banyak dijajakan di internet antara lain:
Samsung Galaxy S4
Samsung Galaxy S5
Samsung Galaxy Note 2
Samsung Galaxy Note 3 iPhone 5S
iPhone 5C
BlackBerry Z10
Menurut pengakuan salah satu penjual smartphone supercopy di Jakarta yang kami hubungi melalui chattingan, secara umum smartphone yang banyak dibuat tiruannya adalah smartphone premium yang harganya mahal. Dari sisi fungsi, smartphone supercopy tidak menawarkan semua fitur bawaan yang ditawarkan smartphone aslinya. "Ada beberapa fitur yang hanya bisa digunakan di smartphone aslinya," kata salah seorang pengguna smartphone Galaxy S4 supercopy yang tak mau disebutkan namanya. Di Gorontalo saja, smartphone supercopy Galaxy S4 diklaim laris manis karena harganya yang relatif murah. Dari hasil penjualan Samsung Galaxy S4 replika saja, penjualnya mampu membeli satu unit sepeda motor. Dua brand produsen ponsel asal China juga telah memasarkan smartphone Galaxy S5 supercopy, yaitu HDC Mobile dan Goophone. Di situs resmi keduanya, masing-masing smartphone supercopy itu diberi nama Goophone S5 dan HDC Galaxy S5 N9600. Menurut ulasan yang dilansir laman Gizchina, kedua smartphone itu merupakan tiruan dari Galaxy S5 dengan kualitas terbaik untuk saat ini. Dari segi desain tampilan,kedua smartphone tiruan itu memang sangat mirip dengan Galaxy S5 orisinil. Namun perbedaan terlihat mencolok di sisi spesifikasi dan fitur yang
tersedia di dalamnya.
Samsung Galaxy S4
Samsung Galaxy S5
Samsung Galaxy Note 2
Samsung Galaxy Note 3 iPhone 5S
iPhone 5C
BlackBerry Z10
Menurut pengakuan salah satu penjual smartphone supercopy di Jakarta yang kami hubungi melalui chattingan, secara umum smartphone yang banyak dibuat tiruannya adalah smartphone premium yang harganya mahal. Dari sisi fungsi, smartphone supercopy tidak menawarkan semua fitur bawaan yang ditawarkan smartphone aslinya. "Ada beberapa fitur yang hanya bisa digunakan di smartphone aslinya," kata salah seorang pengguna smartphone Galaxy S4 supercopy yang tak mau disebutkan namanya. Di Gorontalo saja, smartphone supercopy Galaxy S4 diklaim laris manis karena harganya yang relatif murah. Dari hasil penjualan Samsung Galaxy S4 replika saja, penjualnya mampu membeli satu unit sepeda motor. Dua brand produsen ponsel asal China juga telah memasarkan smartphone Galaxy S5 supercopy, yaitu HDC Mobile dan Goophone. Di situs resmi keduanya, masing-masing smartphone supercopy itu diberi nama Goophone S5 dan HDC Galaxy S5 N9600. Menurut ulasan yang dilansir laman Gizchina, kedua smartphone itu merupakan tiruan dari Galaxy S5 dengan kualitas terbaik untuk saat ini. Dari segi desain tampilan,kedua smartphone tiruan itu memang sangat mirip dengan Galaxy S5 orisinil. Namun perbedaan terlihat mencolok di sisi spesifikasi dan fitur yang
tersedia di dalamnya.

Quote:
Dua tahun belakangan ini banyak bermunculan smartphone abal-abal yang sangat mirip dengan aslinya. Saking miripnya, ponsel itu disebut dengan istilah smartphone replika atau supercopy. Menurut pantauan kami, kebanyakan penjual ponsel supercopy biasanya melakukan strategi promosi melalui pesan instan, bisa dari BBM atau WhatsApp yang disebar secara acak. Ada juga yang menjualnya melalui forum jual beli
online.
online.
Quote:
Harga Jauh Lebih Murah
Salah satu penjual yang berhasil tim Tekno Liputan6.com wawancarai adalah Andi (bukan nama sebenarnya). Ia mengaku, smartphone supercopy cukup diminati karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan produk aslinya. Misalnya, Samsung Galaxy S5 yang ditawarkannya hanya seharga Rp 1,5 juta dan Samsung Galaxy Note 3 dibanderol Rp 2,4 juta. Padahal, Samsung secara resmi menjual Galaxy S5 seharga Rp 8,5 juta dan Galaxy Note 3 sekitar Rp 8 juta. "Setiap menawarkan produk yang saya jajakan lewat jalur online, saya kasih tahu kalau barang itu adalah supercopy. Ada beberapa spesifikasi yang
berbeda dengan aslinya," kata Andi melalui pesan instan BBM, Selasa (3/5/2014). Namun karena harga yang ditawarkan lebih murah, ada saja konsumen yang membelinya. "Selain harganya murah, kualitas smartphone supercopy semakin hari semakin mirip aslinya. Makanya banyak konsumen yang mau beli," tambahnya.
Salah satu penjual yang berhasil tim Tekno Liputan6.com wawancarai adalah Andi (bukan nama sebenarnya). Ia mengaku, smartphone supercopy cukup diminati karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan produk aslinya. Misalnya, Samsung Galaxy S5 yang ditawarkannya hanya seharga Rp 1,5 juta dan Samsung Galaxy Note 3 dibanderol Rp 2,4 juta. Padahal, Samsung secara resmi menjual Galaxy S5 seharga Rp 8,5 juta dan Galaxy Note 3 sekitar Rp 8 juta. "Setiap menawarkan produk yang saya jajakan lewat jalur online, saya kasih tahu kalau barang itu adalah supercopy. Ada beberapa spesifikasi yang
berbeda dengan aslinya," kata Andi melalui pesan instan BBM, Selasa (3/5/2014). Namun karena harga yang ditawarkan lebih murah, ada saja konsumen yang membelinya. "Selain harganya murah, kualitas smartphone supercopy semakin hari semakin mirip aslinya. Makanya banyak konsumen yang mau beli," tambahnya.
Quote:
Beda Ponsel Supercopy dengan Yang Asli
Andi membeberkan, perbedaan ponsel supercopy dengan yang asli adalah terletak pada sistem operasi dan prosesor. Kamera yang ada menurutnya sudah cukup bagus, namun foto yang dihasilkan agak terlihat pucat. "Tampilannya sangat mirip, paling perbedaan yang mencolok ada pada sistem operasi, prosesor, dan kamera. Ditambah ada beberapa fitur yang hanya bisa dijalankan pada ponsel versi asli. Ibarat cewek tulen sama banci pasti beda," terang Andi sambil mengirimkan emoticon tertawa. Untuk transaksinya sendiri, Andi baru akan mengirimkan barang kalau ada konsumen yang pesan. "Saya akan kirim barang kalau ada yang pesan. Semua produk yang saya jual disegel," tambah Andi lagi.
Andi membeberkan, perbedaan ponsel supercopy dengan yang asli adalah terletak pada sistem operasi dan prosesor. Kamera yang ada menurutnya sudah cukup bagus, namun foto yang dihasilkan agak terlihat pucat. "Tampilannya sangat mirip, paling perbedaan yang mencolok ada pada sistem operasi, prosesor, dan kamera. Ditambah ada beberapa fitur yang hanya bisa dijalankan pada ponsel versi asli. Ibarat cewek tulen sama banci pasti beda," terang Andi sambil mengirimkan emoticon tertawa. Untuk transaksinya sendiri, Andi baru akan mengirimkan barang kalau ada konsumen yang pesan. "Saya akan kirim barang kalau ada yang pesan. Semua produk yang saya jual disegel," tambah Andi lagi.
Quote:
Tidak Ada Garansi?
Soal garansi, Andi mengatakan hanya memberikan garansi selama satu bulan. "Soal garansi, saya berikan jaminan selama satu bulan Lewat dari itu, jika ponsel yang dibeli tiba-tiba rusak, tidak bisa dikembalikan lagi," imbuhnya dengan tegas. Dikatakannya, ada dua merek ponsel pintar supercopy yang ditawarkannya, yaitu Samsung dan iPhone. Menurutnya, dua merek ponsel besar itu banyak diminati konsumen, mungkin karena Samsung dan iPhone dikenal memiliki kualitas yang bagus. Selain dua besar merek itu, Andy juga mengaku menjual BlackBerry supercopy, berbagai tipe baterai replika, dan ponsel lokal Andromax reject.
Soal garansi, Andi mengatakan hanya memberikan garansi selama satu bulan. "Soal garansi, saya berikan jaminan selama satu bulan Lewat dari itu, jika ponsel yang dibeli tiba-tiba rusak, tidak bisa dikembalikan lagi," imbuhnya dengan tegas. Dikatakannya, ada dua merek ponsel pintar supercopy yang ditawarkannya, yaitu Samsung dan iPhone. Menurutnya, dua merek ponsel besar itu banyak diminati konsumen, mungkin karena Samsung dan iPhone dikenal memiliki kualitas yang bagus. Selain dua besar merek itu, Andy juga mengaku menjual BlackBerry supercopy, berbagai tipe baterai replika, dan ponsel lokal Andromax reject.

Quote:
Peredaran smartphone supercopy alias replika di Indonesia semakin marak. Bahkan tak sedikit konsumen yang berminat untuk membelinya hanya demi prestise semata. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sudah tahu bahwa itu adalah produk replika, namun tetap saja membelinya. Salah satu pembeli ponsel supercopy yang kami wawancarai adalah Rudi. Pria 26 tahun itu mengaku membeli ponsel replika Samsung Galaxy Note 2 dengan harga Rp 2,1 juta rupiah. Vendor Samsung resmi menjual Galaxy Note 2 seharga Rp 5,9 juta, sementara harga bekasnya sekitar Rp 4,7 juta. "Saya beli ponsel replika Samsung Galaxy Note 2 melalui forum jual beli online. Saya memutuskan untuk beli karena hampir mirip dengan versi aslinya dan bisa dipakai buat bergaya. Hanya saja, ada beberapa fitur yang memang cuma bisa dipakai di ponsel versi orisinal," ujar Rudi kepada tim Tekno Liputan6.com di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Timur, Senin malam (2/6/2014). Bukan itu saja, ia bahkan sudah tahu kalau ponsel yang dibelinya tidak ada garansi. "Ponsel yang saya beli tidak ada garansi. Jadi kalau sudah rusak akan jadi barang rongsok. Tapi, ponsel replika saya sudah setahun ini masih awet, cuma baterainya saja yang sudah drop," akunya. Menurut pakar branding Silih Agung Wasesa, peredaran ponsel supercopy tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan gaya hidup masyarakat dalam menggunakan perangkat berteknologi canggih. Terlebih Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan daya konsumtif yang cukup tinggi. "Masyarakat Indonesia dikenal memiliki konsumtif yang tinggi. Konsumen ponsel supercopy umumnya diminati masyarakat kalangan menengah ke bawah atau kondisi finansial yang pas-pasan, tapi menginginkan sesuatu di luar kemampuannya," kata Agung yang kami hubungi melalui saluran telepon. Agung memaparkan, kebanyakan dari mereka yang memberi produk replika butuh pengakuan diri dan ingin dipandang mampu. "Hal itu ada sangkut pautnya dengan harga diri. Mereka yang membeli produk replika dan butuh pengakuan diri mencerminkan harga diri yang rendah," tambah Agung. Untuk itu Agung menyarankan kepada konsumen untuk mulai mengukur kemampuan diri tatkala ingin membeli sesuatu. Terlebih, barang ilegal tidak menyumbang apa pun terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bahkan negara justru dirugikan karena tidak dapat pajak.

Quote:
Ponsel pintar bajakan dengan desain dan bentuk yang sangat menyerupai aslinya marak dijajakan di pasar Tanah Air. Meskipun menyerupai asli, produk tiruan itu tetap memiliki kekurangan bila dibandingkan dengan produk aslinya. Para penjual produk bajakan itu kini semakin marak dan tak segan mencantumkan keterangan bahwa produk mereka merupakan barang bajakan. Label 'supercopy' menjadi petunjuk jelas bahwa produk yang dijajakannya hanya tiruan semata. Meskipun sudah banyak beredar di pasar smartphone Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku bahwa produk itu tak mengikuti proses uji laboratorium uji milik Dirjen Perangkat Pos dan Telekomunikasi (Postel). Pengujian dan sertifikasi Postel ialah standar kelayakan produk yang akan dijual di Indonesia. Bahkan, Pihak Kominfo menyatakan produk itu masuk ke pasar Indonesia sebagai barang ilegal. "Ponsel supercopy itu tidak melalui proses uji di Postel. Mereka masukkan produknya bisa dibilang dengan cara ilegal," ungkap Ismail Chawidu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo. Dihubungi tim Tekno Liputan6.com melalui saluran telepon, Ismail juga mengaku bahwa penjual produk supercopy tersebut bisa terancam hukuman pidana. "Itu kan
tindakan pembajakan dan tentunya ilegal Bahkan, mereka juga ada yang membajak label sertifikasi Postel yang tercantum di handset, dengan begitu jelas si penjual otomatis terancam pidana," tambahnya. Ke depannya, Ismail mengatakan pihaknya akan berusaha menggandeng banyak pihak untuk menekan jumlah peredaran ponsel bajakan yang beredar. Sebab, hal itu dianggap bisa merugikan masyarakat Indonesia. "Semoga nantinya semakin gencar melakukan razia terhadap ponsel bajakan itu. Bagaimanapun, ponsel bajakan yang beredar bebas kan bisa merugikan masyarakat, itu yang kita hindari," pungkas Ismail.
tindakan pembajakan dan tentunya ilegal Bahkan, mereka juga ada yang membajak label sertifikasi Postel yang tercantum di handset, dengan begitu jelas si penjual otomatis terancam pidana," tambahnya. Ke depannya, Ismail mengatakan pihaknya akan berusaha menggandeng banyak pihak untuk menekan jumlah peredaran ponsel bajakan yang beredar. Sebab, hal itu dianggap bisa merugikan masyarakat Indonesia. "Semoga nantinya semakin gencar melakukan razia terhadap ponsel bajakan itu. Bagaimanapun, ponsel bajakan yang beredar bebas kan bisa merugikan masyarakat, itu yang kita hindari," pungkas Ismail.
Quote:
Fenomena smartphone tiruan atau yang populer dengan sebutan supercopy sangat menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Selain harganya yang lebih murah, jenis perangkat tiruan ini diminati oleh pengguna karena memiliki tampilan fisik yang sangat mirip dengan aslinya. Namun bila diperhatikan secara mendalam, ada sejumlah perbedaan fisik yang membedakan antara smartphone asli dan supercopy. Untuk membuktikannya, kita akan menggunakan smartphone Galaxy S4 besutan Samsung sebagai contoh. Sebab, smartphone ini menjadi salah satu perangkat yang versi supercopy-nya paling banyak beredar luas di pasaran. Berikut cara membedakan smartphone Galaxy S4 asli dengan versi tiruannya:
Kotak Kemasan
Laman Android Authority menjelaskan bahwa kotak kemasan atau dus Galaxy S4 asli dibungkus (wraping) oleh plastik berlogo Samsung di seluruh bagiannya, sementara untuk dus versi supercopy tidak. Andai pun ada, wrapping plastik yang digunakan hanya berlogo sebagian, tidak di seluruh bagiannya.
Kotak Kemasan
Laman Android Authority menjelaskan bahwa kotak kemasan atau dus Galaxy S4 asli dibungkus (wraping) oleh plastik berlogo Samsung di seluruh bagiannya, sementara untuk dus versi supercopy tidak. Andai pun ada, wrapping plastik yang digunakan hanya berlogo sebagian, tidak di seluruh bagiannya.

Quote:
Selain itu, kotak kemasan Galaxy S4 asli terbuat dari kertas daur ulang dengan serat halus dan berwarna coklat agak gelap. Sedangkan untuk kotak kemasan versi supercopy tidak menggunakan kertas daur ulang berserat, warnanya pun cenderung pucat atau coklat terlalu gelap. Akun YouTube GadgetToUse juga menyebutkan bahwa kotak kemasan Galaxy S4 asli lebih tebal dibandingkan dengan versi supercopy.
SUMBER
Tak bisa dipungkiri lagi gan bahwa adanya fenomena Smartphone Supercopy atawa KW telah beredar luas di kalangan umum. Selain harga yg lbh murah drpd versi orinya,namun banyak diminati dengan alasan harga diri. Bagaimana menurut agan'' semua. Boleh donk share pendapatnya di mari!!! Sekian trit ane gan!!! Mudah''an berkenan di hati agan'' semua,dan tak lupa ane harap cendolnya juga komennya makasih sukses selalu untuk agan semuanya
Copyright © 2014 moetzeckhovia All Right Reserved

Diubah oleh moetzeckhovia 04-06-2014 01:43
0
21K
Kutip
114
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan