Hai. Sebelumnya perkenalkan aku cewek yang memiliki cita-cita memiliki banyak teman, baik itu yang dari negara sendiri alias Indonesia maupun dari negara mana pun di seluruh dunia. Berawal dari adik kelas yang memperkenalkan aku dengan yang namanya “chatting”. Chatting emang udah aku kenal dari SMP dulu tapi zaman SMP dulu masih alay. Chatting yang dilakukan hanya dengan teman-teman se-SMP doang. Jelas ga seru dong. Nah, di suatu siang di kosan adik kelasku sebut saja Kurcaci sedang asik berbahasa inggris di depan laptop. Dalam hatiku “ngapain nih anak? Bikin cerita?”. Aku perhatikan ekspresinya serius dan kayaknya seru banget. Akhirnya aku nimbrung penasaran sama apa yang sedang dia kerjakan. Ternyata para Kurcaci -karena bukan cuma 1 sedang chattingan sama orang asing. Aku perhatikan cara dia ngobrol di site itu. Mulai dari perkenalan hingga tanya jawab. Situs yang dia buka adalah OMEGLE. Waktu itu aku baru tau ada situs chat semacam itu yang ga perlu daftar-daftar segala atau bikin account dulu. Dalam hati “asik nih, biodata kita ga bakal ketauan, bisa sebagai tempat untuk belajar bahasa inggris juga, secara english aku masih yah standarlah ya.” Aku pun ikutan. Satu hal yang aku dapatkan saat itu adalah hampir sebagian besar peserta chatting di situs itu adalah orang India. Dipikiran aku orang india itu hitam, hidungnya besar, kadang keriting, dan intinya adalah orang indonesia masih lebih mending dibanding dengan orang india. So, setiap awal mula perkenalan dengan stranger (sebutan orang asing di omegle) yang mengaku orang india cuss langsung aku disconnect. Bukannya rasis sih tapi yah mau gimana lagi udah terlanjur punya pikiran buruk sama orang india, kecuali teman sendiri hahaha. Agak ga fair ya bagi mereka yang india. Maaf.
Setelah mengenal chattingan lagi, setiap waktu kosong dan lagi ada hasrat ingin iseng pasti aku buka tuh omegle. Banyak banget sih yang “ga beres” di sana makanya jarang banget ada perbincangan yang awet lama. Karena banyak yang ga beres akhirnya aku mulai jenuh sama yang namanya omegle. Tapi keinginan aku untuk mendapatkan teman dari negara lain masih menggebu-gebu. Akhirnya aku searching di google tempat chatting yang seru semacam omegle. Dan ga nemu yang seseru omegle.

Tiba-tiba aku ingat kalau ada YM (YahooMessenger). Haha telat banget yah. Aku mulai aktifkan YM. Aku bukan tipe orang yang pengen langsung mengungkapkan siapa sebenarnya aku alias lebih suka dengan penyamaran yang menyerempet dengan sisi aslinya. Nah, buat penyamaran aku buat YM palsu. Cari nama yang lumayan indah dan tidak memasang foto. Buka YM terus masuk ke room chat. Ternyata dimana-mana tempat chat sama aja. Sama-sama banyak yang berotak mesum. Kalau udah ada yang mesum-mesum ga jelas, langsung aku endchat.

Setelah beberapa waktu bermain YM, aku ketemu dengan orang bule yang tinggal dan kerja di Singapura. Namanya Daniel siapa gitu. Dia ngakunya orang meksiko yang awalnya tinggal di Amerika terus dikirim tugas kerja di Singapura. Awalnya aku bilang aku hanya ingin mencari teman bukan ngobrol hal-hal yang tidak layak untuk diperbincangkan. Sesuai dengan harapan, ternyata dia juga berpikir hal yang sama denganku. Kami pun berbincang-bincang. Mulai dari perkenalan dan tukaran foto. Aku kirim foto aku yang cantik dong. Hehe. Dia juga kirim foto dia yang detail mukanya sih ga terlalu jelas. Tapi aku liat tubuhnya cukup ideal dan berharap dia punya wajah yang lumayan. Aku minta fotonya lagi yang lebih jelas keliatan mukanya tapi dia bilang foto-foto dia banyak yang ditemannya. Hmmmm mungkin dia bukan tipe cowok yang narsis. Aku chat sama dia hampir satu tahun tapi ga intens. Kadang-kadang aja.

Semakin lama chat tampaknya dia mulai tertarik dengan aku. Dia sering mengundang aku untuk webcam. Aku memberanikan diri webcam. Kenapa aku bilang memberanikan diri? Karena dari pengalaman sebelumnya kalau ada yang minta webcam itu sudah pasti yang aneh-aneh. Akhirnya aku melihat wajahnya dari deket. Yah standar wajah bule tapi lumayanlah dari pada india, ups. Suatu ketika dia bilang kalau dia mau ditugasin kerja di Jakarta dalam waktu dekat. Dia tanya aku ada dimana bisa ketemuan atau ga. Waw. Mati gaya aku. Aku ga mau ketemuan karena takut. Walaupun teman-teman aku sering cerita banyak yang nikah sama bule berawal dari chattingan, tetep aja aku takut dan ga pengen ketemu.

Berbagai alasan aku bilang ke dia kalau kemungkinan besar aku lagi sibuk dan ga bisa ketemuan. Aku bilang mendingan kita ketemuan di Singapura aja kalau aku udah punya uang buat ke sana. Eehhh tiba-tiba dia bilang “’gimana kalau aku bayarin aja tiket ke sini, uang yang kamu punya buat belanja di sini aja”. Bukan seneng bukan apa, aku malah makin takut. Aku bilang ke dia ga mau karena aku takut. Dia meyakinkan aku kalau dia bukan orang jahat dan ga bakal melakukan hal yang macam-macam denganku. Hmmm tetep aja aku ga bakal mau ke sana sendirian. Waktu pun berlalu, aku semakin jarang membuka YM dan akhirnya tuss, hubungan kami terputus.