Jakarta - Saksi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dari Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, memberikan keterangan dalam sidang kedua sengketa Pilpres di gedung Mahkamah Konstitusi. Kedua saksi berulang kali salah memberikan data yang ditanyakan oleh hakim konstitusi.

Saksi tingkat Kecamatan Tanjung Priok Prabowo-Hatta, Nur Wahyudi menyatakan keberatannya karena banyaknya Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) di wilayah Tanjung Priok. Dari hasil permintaan 30 kotak suara, 2 kotak suara akhirnya dibuka untuk melihat dokumen terkait DPKTb.

"Kita bongkar kotak suara 26 dan 125 di kelurahan Sunter Agung. Di TPS 26 DPKTb ada 103 orang ternyata tidak ada autentikasi, hanya fotokopi KTP," ujar Wahyudi di ruang sidang gedung MK, Jalan Merdeka Barat, Jakpus, Jumat (8/8/2014) malam.

Hakim anggota Patrialis Akbar pun menanyakan mengenai data-data pemilih kepada Wahyudi. Namun Wahyudi tidak jelas dalam memberikan data TPS 26 di Sunter Agung.

Awalnya Wahyudi menyatakan DPT di TPS 26 Sunter Agung sebanyak 534, pengguna hak pilih 334, suara sah 135 dan tidak sah 3 suara. Setelah itu ia meralat dan menyatakan jumlah DPT sebanyak 495, pengguna hak pilih 438, suara sah tetap 135, namun tidak mengoreksi jumlah suara tidak sah.

"Kalau lupa bilang lupa, kalau tidak ada data bilang tidak ada data. Jangan dipaksakan, kita hanya ingin mengkonfirmasi keterangan data. Coba jelaskan yang lain karena data-datanya tidak lengkap," tegur Patrialis.

Wahyudi yang menjawab dengan terbata-bata akhirnya meminta kepada Hakim untuk memberikan waktu melengkapi data. Ia menyatakan akan menyampaikan pernyataan lagi setelah kroscek data lebih lanjut.

http://news.detik.com/pemilu2014/rea...ali-ralat-data

liat ini aja udah ngakak



ternyata alasan menggugat karena kalah telak


Baru sadar ternyata di TPS ini udah pemilu ulang (stempel diatas), dan masih mau minta di ulang lagi




UPDATE :

saksi lain lagi yang dibully hakim MK