anim4Avatar border
TS
anim4
TIONGHUA & PRIBUMI
JUST INFORMATION

emoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Please

emoticon-I Love Indonesia (S)




INTERMZO

Etnis Tiong Hua, dimana kita ketahui sebagai salah satu ras/suku terbanyak di dunia. Dimana habitat terbesarnya berada di daratan tiongkok atau kita sering sebut RRC. Bayangkan saja RRC sendiri merupakan negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia, apalagi kalau di tambah para imigran tiong hua dari seluru penjuru dunia. Bayangkan saja hampir di setiap daratan di muka bumi ini terdapat orang tiong hua.
Di sini saya mencoba menceritakan sedikit tentang etnis tionghua yang ada di negeri tercinta Indonesia. Populasi Tionghua tidak begitu banyak, menurut data yang saya peroleh tidak sampai 3 % dari seluruh penduduk indonesia yang mencapai 240 juta penduduk. menurut sumber yang saya dapat, populasi tiong hua di Indonesia terus berkurang, karena suksesnya proses akulturasi melalui perkimpoian/pernikahan.
Sejak Era Gusdur ato presiden ketiga kita, budaya tiong hua sudah menjadi budaya lokal dan di lindungi oleh undang2. Itu berarti orang tiong hua sudah mendapatkan hak dan kewajiban penuh sebagai warga negara Indonesia, tidak ada bedanya dengan penduduk pribumi lain. kedudukan Tiong Hua pun sudah sah menurut hukum. Betapa bahagia nya kami sebagai etnis Tiong Hua yang mendapatkan penyama rataan hak.

LATAR BELAKANG
Migrasi Etnis Tiong Hua ke Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Cerita yang paling terdengar adalah ketika datangnya laksamana cengho ke daratan jawa pada abad ke 15. banyak faktor yang menyebabkan kedatangan etnis Tiong Hua ke Indonesia.
Perdagangan

Sejak jaman dahulu bangsa china sudah terkenal sebagai kaun pedagang, ini merupakan faktor pertama kedatangan bangsa Tiongkok ke Indonesia. Mereka menganggap bahwa indonesia yang saat itu diduduki VOC merupakan area perekonomian yang cukup menjanjikan saat itu. Dengan bahan dagangan sutra sampai porselen mereka mempromosikan barang mereka di Indonesia. Beberapa dari mereka memilih bertahan karena menganganggap indonesia sangat subur dan menjanjikan.
Perbudakan

Sejak jaman belanda, bangsa China sudah dibawa ke Indonesia sebagai budak-budak penjajah. Mereka mayoritas dipekerjakan di perkebunan dan pertambangan. Sebagai contoh adalah suku dayak di kalimantan, mereka merupakan etnis Tiong Hua yang menjadi korban perbudakan yang lari dan ditinggalkan begitu saja oleh belanda. Selain itu etnis Tiong Hua di Pulau Bangka dan cina benteng, termasuk korban perbudakan di jaman itu sampai mereka pun tidak tahu lagi asal mereka dari daratan China mana dan kebanyakan dari mereka sudah berakulturasi dengan penduduk lokal.
Perang Candu

Yah mungkin tidak banyak yang tau mengenai hal ini, waktu Tiongkok dijajah oleh bangsa Inggris, para penjajah menggunakan trik ini guna merusak generasi bangsa Tiongkok yang saat itu sangat memegang teguh budaya. Kejadian ini memicu ketakutan beberapa rakyat yang ngeri dengan kebiadaban penjajah dan ngeri generasi penerus mereka rusak oleh candu, sampai pada akhirnya menuntut mereka bermigrasi keluar dari tiongkok.
Komunis

Ini merupakan puncak migrasi besar-besaran warga tiongkok keseluruh penjuru dunia, terutama ke bagisan asia tenggara. Peralihan dari nasionalis menjadi komunis menjadi ke piluan bangsa China. Begitu kejamnya kaum komunis yang saat itu sedang membangun jati diri bangsa. wajib militer sampai pengambilan harta warga china menjadi alasan kuat mereka untuk lari dari negara tersebut, ditambah lagi kaum komunis begitu strict kepada setiap warganya.

KEHIDUPAN SELAMA DI INDONESIA
Kehidupan etnis Tiong Hua di Indonesia mengalami pasang surut dari tindakan rasis sampai perlakuan yang tidak humanis. Sekarang dapat dikatakan etnis Tionghua sudah menemukan titik terang dalam kehidupan berbangsa di Indonesia.
Puncak kesuraman tindakan rasis yang di alami etnis Tiong Hua adalah pada saat tragedi 1998. Kejadian itu meninggalkan bekas mendalam bagi seluruh Indonesia. Pembunuhan, Pemerkosaan, Penjarahan, Pengusiran sampai penculikkan terjadi saat pecahnya kerusuhan 1998 dan akhirnya meruntuhkan era pak Harto atau yang sering kita sering sebut Orde baru.

Di sini saya coba memberikan sedikit penjelasan mengapa saat tragedi itu etnis Tiong Hua begitu disalahkan, padahal sebenarnya tidak ada kaitan antara krisis itu dan etnis Tiong Hua yang saat itu. Ini seperti hanya pencarian kambing hitam oleh penguasa saat itu.
Banyak orang tidak begitu mengetahui bagaimana etnis Tiong Hua berjuang keras di tanah yang bukan tanah leluhur mereka. caci maki sampai tindakan fisik terkadang di terima etnis tionghua.
Berdagang sebenarnya bukanlah keinginan murni kaum Tiong Hua pada awalnya di Indonesia, namun karena kondisi yang memaksa saat itu, mereka memilih profesi sebagai pedagang. Pada saat itu etnis Tiong Hua begitu dibatasi ruang geraknya karena banyaknya status WNA pada saat itu. Untuk pengajuan sebagai WNI sangat sulit sehingga menyebabkan etnis tiong hua tidak bisa bekerja dimana-mana apalagi menjadi aparat negara, itu hal yang paling tidak mungkin saat itu.
Dan sekarang ketika kami sukses sebagai pedagang, kami tetap di irikan, dituding ini itu.
Etnis Tiong Hua tidak seperti yang dibayangkan se negatif itu oleh beberapa kalangan. Kondisi lah yang membuat mereka membatasi diri dari lingkungan kaum pribumi. trauma masa lalu seperti mendarah daging sampai waktu yang lama, namun baiknya kondisi sekarang jauh berubah. Jauh lebih baik dibanding era orde baru.

ORANG TIONG HUA SUKA MENYOGOK
Ini merupakan kondisi yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini memang benar terjadi sampai saat ini. Sistem upeti memang sejak dahulu kala menjadi sistem pelicin bagi aktifitas orang Tiong Hua. Tanpa disadari sebenarnya suap menyuap ini terbentuk karena dorongan dari kaum pribumi.
Sebagai cerita, jaman dulu orang Tiong Hua sering kali mengalami penodongan dijalan2, sampai akhirnya itu bukan lagi jadi penodongan karena itu rutin diberikan sebagai uang keamanan dan modus lainnya ke penodongt, berjalannya waktu si penodong tersebut terjalin ikatan emosional dengan orang Tiong Hua tersebut, Sampai pada akhirnya si penodong siap memasang badan dan membantu melobi beberapa pihak pribumi untuk melicinkan bisnis etnis Tiong Hua.

ORANG TIONG HUA TIDAK MAU BERGAUL DENGAN PRIBUMI
Ini hal yang mudah dipatahkan. Sebenarnya Trauma masa lalu lah yang membuat orang tua Tiong Hua membatasi anak mereka bergaul dengan kaum pribumi. Karena dulu banyak sekali perlakuan negatif yang didapat orang Tiong Hua dari kaum pribumi. Contoh kecil saja, ketika etnis Tiong Hua Imlek, banyak sekali preman yang minta uang dengan alasan bagi angpao yang merupakan tradisi orang Tiong Hua. Namun ketika perayaan hari raya kaum pribumi, orang Tiong Hua lagi-lagi dimintain uang dengan alasan THR buat mereka (What's? lo gawe kagak, tapi minta THR ke gue). kalau tidak di beri lagi-lagi etnis Tiong Hua mendapat ancaman ini itu sampai pembunuhan.

Akhir cerita etnis Tiong Hua di Indonesia sekarang mengarah ke arah yang lebih baik. Sungguh Berterima kasih kepada pak Gusdur yang membantu proses demokrasi khususnya bagi hak-hak kaum Tiong Hua

Semoga ke depannya hubungan kita sebagai orang Indonesia terjalin lebih baik. Ingat tulisan Bhineka Tunggal Ika dibawah cengkraman lambang negara kita Burung Garuda.

Salam emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)emoticon-I Love Indonesia (S)
Diubah oleh anim4 07-08-2014 11:21
0
35.5K
276
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan