- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
BUKTI TERBARU KEPUTUSAN JOKOWI MASIH DIBAYANGI MEGAWATI (SINI MASUK MEV!!)


TS
donseller
BUKTI TERBARU KEPUTUSAN JOKOWI MASIH DIBAYANGI MEGAWATI (SINI MASUK MEV!!)
Jokowi Janji Tak Berada di bawah Bayang Megawati
http://www.solopos.com/2014/07/22/ha...egawati-521083
Rini Mariani Soemarno Soewandi (lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958; umur 56 tahun) adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional. (wikipedia)
Jokowi janji akan berbicara terkait kasus BLBI jika jadi Presiden
http://www.jpnn.com/read/2014/07/17/...Jadi-Presiden-


http://www.solopos.com/2014/07/22/ha...egawati-521083
Rini Mariani Soemarno Soewandi (lahir di Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958; umur 56 tahun) adalah Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong. Sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional. (wikipedia)
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keberadaan Rini M Soemarno sebagai Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK, akan menjadi ancaman bagi kekuatan solidaritas politik dan integritas moral Presiden terpilih Jokowi.
Pasalnya, Rini Soemarno, bukanlah figur yang mampu mengkonsolidasikan dan merepresentasikan politik bersih yang menjadi harapan rakyat.
Menurut Pengurus DPP Partai NasDem Despen Ompusunggu, penunjukan Rini Soemarno memimpin aktivitas Kantor Transisi, justru menjadi beban dan melemahkan Jokowi secara moral politik.
Menurutnya, mantan istri Didik Soewandi ini punya beban politik masa lalu, terkait dugaan keterlibatan Rini dalam kasus korupsi penerbitan SKL (Surat Keterangan Lunas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara triliunan rupiah.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang dulu dipanggil Rini M.S Soewandi, juga sempat diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset pabrik guna RNI (Rajawali Nusantara Indonesia).
Bahkan dalam kasus pembelian pesawat Sukhoi, Rini yang pernah menjabat Presdir Astra Internasional, disebut DPR melakukan pelanggaran UU Pertahanan dan UU APBN.
Sehingga secara moral, Adik mantan Dirut Pertamina dan Dirut Petral Ari Soemarno ini, bakal menjadi beban tersendiri bagi Jokowi.
Sementara dalam waktu yang sangat singkat, kantor transisi punya tugas sangat berat dan sangat strategis, untuk merancang road map perjalanan bangsa yang kini menghadapi multi masalah ini ke depan.
Termasuk melakukan perundingan dengan Pemerintahan SBY-Boediono, guna mewujudkan janji politik Jokowi-JK yang dituangkan dalam visi-misi atau kerap disebut Nawa Cita, lalu mencari figur para menteri profesional dan berintegritas moral, guna memenuhi harapan rakyat yang begitu besar terhadap Jokowi-JK.
"Saya juga mengajak, agar semua komponen pendukung Jokowi-JK yang selama ini iklas dan tulus meneteskan keringat tanpa bayaran, jangan lepas tangan pasca pemilihan presiden. Justru perjalanan ke depan, Jokowi membutuhkan dukungan kekuatan penuh, guna mewujudkan cita-cita perubahan," ujarnya dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Rabu (6/8/2014).
"Jangan sampai anasir-anasir politik, justru membajak kemenangan dan mensabotase politik akal sehat dan revolusi mental yang digelorakan Jokowi," tegas Despen.
Politisi Partai NasDem ini juga menyebutkan, pembentukan Kantor Transisi Jokowi-JK serta penunjukan para personilnya, seharusnya bisa memberikan kesan pertama yang baik dan cespleng kepada rakyat Indonesia.
Terkait, komitmen dan konsistensi Jokowi untuk membangun harapan dan solidaritas bangsa, serta mampu menjadi jembatan bagi segala kepentingan nasional, untuk persiapan pemerintahan baru.
"Namun kenyataannya, penunjukan Rini Soemarno dan personilnya menjalankan Kantor Transisi di rumah mewah Jalan Situbondo Nomor 10, yang disebut seharga 85 miliar rupiah itu, justru menimbulkan sinisme dan keraguan publik terhadap perubahan," ungkap Despen Ompusunggu.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...an-bagi-jokowi
Pasalnya, Rini Soemarno, bukanlah figur yang mampu mengkonsolidasikan dan merepresentasikan politik bersih yang menjadi harapan rakyat.
Menurut Pengurus DPP Partai NasDem Despen Ompusunggu, penunjukan Rini Soemarno memimpin aktivitas Kantor Transisi, justru menjadi beban dan melemahkan Jokowi secara moral politik.
Menurutnya, mantan istri Didik Soewandi ini punya beban politik masa lalu, terkait dugaan keterlibatan Rini dalam kasus korupsi penerbitan SKL (Surat Keterangan Lunas) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara triliunan rupiah.
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang dulu dipanggil Rini M.S Soewandi, juga sempat diperiksa penyidik Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset pabrik guna RNI (Rajawali Nusantara Indonesia).
Bahkan dalam kasus pembelian pesawat Sukhoi, Rini yang pernah menjabat Presdir Astra Internasional, disebut DPR melakukan pelanggaran UU Pertahanan dan UU APBN.
Sehingga secara moral, Adik mantan Dirut Pertamina dan Dirut Petral Ari Soemarno ini, bakal menjadi beban tersendiri bagi Jokowi.
Sementara dalam waktu yang sangat singkat, kantor transisi punya tugas sangat berat dan sangat strategis, untuk merancang road map perjalanan bangsa yang kini menghadapi multi masalah ini ke depan.
Termasuk melakukan perundingan dengan Pemerintahan SBY-Boediono, guna mewujudkan janji politik Jokowi-JK yang dituangkan dalam visi-misi atau kerap disebut Nawa Cita, lalu mencari figur para menteri profesional dan berintegritas moral, guna memenuhi harapan rakyat yang begitu besar terhadap Jokowi-JK.
"Saya juga mengajak, agar semua komponen pendukung Jokowi-JK yang selama ini iklas dan tulus meneteskan keringat tanpa bayaran, jangan lepas tangan pasca pemilihan presiden. Justru perjalanan ke depan, Jokowi membutuhkan dukungan kekuatan penuh, guna mewujudkan cita-cita perubahan," ujarnya dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Rabu (6/8/2014).
"Jangan sampai anasir-anasir politik, justru membajak kemenangan dan mensabotase politik akal sehat dan revolusi mental yang digelorakan Jokowi," tegas Despen.
Politisi Partai NasDem ini juga menyebutkan, pembentukan Kantor Transisi Jokowi-JK serta penunjukan para personilnya, seharusnya bisa memberikan kesan pertama yang baik dan cespleng kepada rakyat Indonesia.
Terkait, komitmen dan konsistensi Jokowi untuk membangun harapan dan solidaritas bangsa, serta mampu menjadi jembatan bagi segala kepentingan nasional, untuk persiapan pemerintahan baru.
"Namun kenyataannya, penunjukan Rini Soemarno dan personilnya menjalankan Kantor Transisi di rumah mewah Jalan Situbondo Nomor 10, yang disebut seharga 85 miliar rupiah itu, justru menimbulkan sinisme dan keraguan publik terhadap perubahan," ungkap Despen Ompusunggu.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...an-bagi-jokowi
Jokowi janji akan berbicara terkait kasus BLBI jika jadi Presiden
http://www.jpnn.com/read/2014/07/17/...Jadi-Presiden-
Quote:
RMOL.Rini Mariani Soemarno Soewandi dikenal dekat dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kedekatan Rini mulai terbangun sejak ia diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Megawati jadi Presiden.
Hingga sekarang, setelah Mega tak lagi menjadi Presiden, Rini tetap dekat dengan putri kandung Presiden RI pertama tersebut. Rini, bahkan disebut-sebut, sebagai salah satu orang yang suaranya didengar Mega.
Kini, disaat PDIP bersama empat partai lainnya, Partai NasDem, PKB, Hanura dan PKPB, sedang berjibaku menghadapi pemilihan presiden dengan mengusung duet Jokowi-JK, Rini tetap dipercaya Mega. Kabarnya, segala hal yang terkait dengan logistik atau dana pemenangan dikendalikan mantan petinggi Astra Grup tersebut.
Namun kini meruap kabar tak sedap, pengelolaan logistik pemenangan Jokowi-JK, tersendat-sendat ditangan Rini. Dana pemenangan kabarnya tak cepat turun. Keluhan pun muncul diam-diam terhadap kondisi tersebut. Jokowi-JK pun, sekarang lebih banyak mengandalkan jejaring relawan yang lebih banyak bergerak dengan dana sendiri.
Kritikan pun mulai muncul kepada Rini. Situasi ini membuat kerja tim pemenangan menjadi terganggu. Banyak pertanyaan yang kemudian muncul, mempertanyakan komitmen Rini dalam memenangkan Jokowi. Apalagi, Rini sering disebut-sebut adalah orang di PDIP yang tak terlalu sreg dengan pilihan Jokowi menggandeng JK, sebagai cawapresnya.
Rini kabarnya mengusulkan nama Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, nama Rini sendiri sempat disebut-sebut masuk dalam bursa cawapres Jokowi. Tapi, Jokowi lebih condong memilih JK. Pilihan itu yang kabarnya membuat Rini kecewa. Cerita itu sempat merebak di kalangan internal PDI-P, menjelang deklarasi duet pasangan Jokowi-JK.
Apalagi kini muncul cerita lain tentang Rini. Kabarnya, dulu ketika Megawati akan menghadapi Pilpres 2014, Rini adalah orang yang mencomblangi Prabowo mendekat ke Mega. Atau dalam kata lain, Rini yang membuka jalan kedekatan Mega dengan Prabowo, hingga dua elit partai itu sepakat berduet dalam Pilpres 2009, meski kemudian kalah dari pasangan SBY-Boediono.
Adakah riak itu benar adanya?
Namun yang pasti salah seorang anggota tim sukses Jokowi-JK yang bertanggung jawab dengan urusan relawan, Eva Kusuma Sundari, mengungkapkan, bahwa dirinya kerap kewalahan dengan permintaan dari para relawan yang meminta bantuan.
Bantuan yang diminta, tak semuanya bisa dipenuhi, terutama alat peraga kampanye. Eva pun, mengakui kewalahan.
Mengenai adanya riak di tim logistik Jokowi-JK, Eva tak begitu tahu persisnya. Termasuk isu Rini yang tak maksimal mengatur logistik kampanye Jokowi-JK.
"Aku tidak bagian logistik, enggak tahu persisnya. Tapi memang permintaan alat kampanye bertubi-tubi. Aku yang di segmen relawan kewalahan mendapat permintaan," kata Eva (Sabtu, 21/6). [zul]
http://www.rmol.co/read/2014/06/21/1...Dipertanyakan-
Hingga sekarang, setelah Mega tak lagi menjadi Presiden, Rini tetap dekat dengan putri kandung Presiden RI pertama tersebut. Rini, bahkan disebut-sebut, sebagai salah satu orang yang suaranya didengar Mega.
Kini, disaat PDIP bersama empat partai lainnya, Partai NasDem, PKB, Hanura dan PKPB, sedang berjibaku menghadapi pemilihan presiden dengan mengusung duet Jokowi-JK, Rini tetap dipercaya Mega. Kabarnya, segala hal yang terkait dengan logistik atau dana pemenangan dikendalikan mantan petinggi Astra Grup tersebut.
Namun kini meruap kabar tak sedap, pengelolaan logistik pemenangan Jokowi-JK, tersendat-sendat ditangan Rini. Dana pemenangan kabarnya tak cepat turun. Keluhan pun muncul diam-diam terhadap kondisi tersebut. Jokowi-JK pun, sekarang lebih banyak mengandalkan jejaring relawan yang lebih banyak bergerak dengan dana sendiri.
Kritikan pun mulai muncul kepada Rini. Situasi ini membuat kerja tim pemenangan menjadi terganggu. Banyak pertanyaan yang kemudian muncul, mempertanyakan komitmen Rini dalam memenangkan Jokowi. Apalagi, Rini sering disebut-sebut adalah orang di PDIP yang tak terlalu sreg dengan pilihan Jokowi menggandeng JK, sebagai cawapresnya.
Rini kabarnya mengusulkan nama Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, nama Rini sendiri sempat disebut-sebut masuk dalam bursa cawapres Jokowi. Tapi, Jokowi lebih condong memilih JK. Pilihan itu yang kabarnya membuat Rini kecewa. Cerita itu sempat merebak di kalangan internal PDI-P, menjelang deklarasi duet pasangan Jokowi-JK.
Apalagi kini muncul cerita lain tentang Rini. Kabarnya, dulu ketika Megawati akan menghadapi Pilpres 2014, Rini adalah orang yang mencomblangi Prabowo mendekat ke Mega. Atau dalam kata lain, Rini yang membuka jalan kedekatan Mega dengan Prabowo, hingga dua elit partai itu sepakat berduet dalam Pilpres 2009, meski kemudian kalah dari pasangan SBY-Boediono.
Adakah riak itu benar adanya?
Namun yang pasti salah seorang anggota tim sukses Jokowi-JK yang bertanggung jawab dengan urusan relawan, Eva Kusuma Sundari, mengungkapkan, bahwa dirinya kerap kewalahan dengan permintaan dari para relawan yang meminta bantuan.
Bantuan yang diminta, tak semuanya bisa dipenuhi, terutama alat peraga kampanye. Eva pun, mengakui kewalahan.
Mengenai adanya riak di tim logistik Jokowi-JK, Eva tak begitu tahu persisnya. Termasuk isu Rini yang tak maksimal mengatur logistik kampanye Jokowi-JK.
"Aku tidak bagian logistik, enggak tahu persisnya. Tapi memang permintaan alat kampanye bertubi-tubi. Aku yang di segmen relawan kewalahan mendapat permintaan," kata Eva (Sabtu, 21/6). [zul]
http://www.rmol.co/read/2014/06/21/1...Dipertanyakan-
Jadi inget lagunya Rini Idol
Aku bukan BONEKA... BONEKA...
Aku bukan BONEKA... BONEKA...






tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
5.4K
Kutip
102
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan