- Beranda
- Komunitas
- News
- Entrepreneur Corner
[B]==[ YANG TERLUPAKAN ENTREPRENEUR ]==!![/B]


TS
deejay.mike
[B]==[ YANG TERLUPAKAN ENTREPRENEUR ]==!![/B]
![[B]==[ YANG TERLUPAKAN ENTREPRENEUR ]==!![/B]](https://s.kaskus.id/images/2014/08/05/7021949_20140805012709.png)
SEMOGA MENJADI CERMINAN BAGI KITA SEMUA
Dunia Entrepreneur memang sangatlah menarik, bisa dibilang menjadi Trend bagi anak muda 2014 yang berpikir jauh ke depan.
Banyak dari kita yang berhasil dan tidak jarang juga yang gagal.
Kalau berhasil yaa Alhamdullilah, tetapi kalau gagal ? Banyak dari kita menjadi stress bahkan gila ! ( Untung TS termasuk yang sukses )
Kegagalan yang kita alama kadang kala menjadi bahan untuk bersikap menyalahkan keadaan, menyalahkan orang, menyalahkan ini itu bla bla bla... Intinya kita bukan intropeksi diri malah terus saja membuat alasan.
Keadaan seperti ini patut untuk "DIHINDARI", maka dari itu saya coba berbagi pengalaman baik untuk EP yang sukses maupun yang gagal !
Singkat cerita, saya percaya agan-agan EP di Kaskus sangatlah berpengalaman dan sangat memahami betul strategi bisnis dll. Jadi tidak usah saya sebutkan satu per satu. Tetapi sayangnya, ada 1 ( satu ) yang sering TERLUPAKANoleh agan-agan EP yang sukses atau belum sukses ! Apa itu ?
Banyak dari kita yang berhasil dan tidak jarang juga yang gagal.
Kalau berhasil yaa Alhamdullilah, tetapi kalau gagal ? Banyak dari kita menjadi stress bahkan gila ! ( Untung TS termasuk yang sukses )
Kegagalan yang kita alama kadang kala menjadi bahan untuk bersikap menyalahkan keadaan, menyalahkan orang, menyalahkan ini itu bla bla bla... Intinya kita bukan intropeksi diri malah terus saja membuat alasan.
Keadaan seperti ini patut untuk "DIHINDARI", maka dari itu saya coba berbagi pengalaman baik untuk EP yang sukses maupun yang gagal !
Singkat cerita, saya percaya agan-agan EP di Kaskus sangatlah berpengalaman dan sangat memahami betul strategi bisnis dll. Jadi tidak usah saya sebutkan satu per satu. Tetapi sayangnya, ada 1 ( satu ) yang sering TERLUPAKANoleh agan-agan EP yang sukses atau belum sukses ! Apa itu ?
Spoiler for BACA !!:
MANFAAT SEDEKAH
Manfaat sedekah menurut al-Qur’an, Hadis,Dan pendapat Ulama
Sedekah memiliki keutamaan banyak sekali. Beberapa ayat al-Quran, Hadis dan pendapat ulama akan kutipan berikut ini:
1. Amal Menuju bahagia di akhirat
Allah Swt, berfirman:
“Apa yang di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.an-Nahl:96)
2. Penghapus dosa
Allah Swt. Berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Ankabut:7)
Rasulullah bersaabda:
“bersedekahlah kalian meskipun hanya sebiji kurma, sebab sedekah mampu memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan dan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Ahmad)
3. Disediakan surga
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang membangun masjid dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan membangun baginya sebuah rumah di surga.” (HR Ibnu Majah)
Alah Swt. Berfirman:
“dan bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran:133-134)
4. Penolak bala’
Rasulullah bersabda:
“Bersegeralah untuk bersedekah sebab yang namanya bala’ tidak akan pernah mendahului sedekah.”
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda:
Mulai pagi harimu dengan sedekah, barang siapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah, ia tidak akan terkena sasaran bala’.”
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan bahwa sedekah itu mampu menolak berbagai bencana meskipun pelakunya orang kafir. Ibrahim al-Nakha’I juga berkata, “Sedekah mampu menangkal berbagai macam bencana walaupun pelakunya orang yang zalim.”
5. Menghindarkan kematian buruk
Rasulullah saw bersabda, “Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.”
Imam Ja’far Shadiq berkata, pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah SAW., lalu ia mengucapkan, “Assamu’alaika (kematian atasmu).” Rasulullah Saw menjawab, “Alaika (atasmu).” Lalu para sahabat berkata, “ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapam kematian.” Nabi saw bersabda, “Demikian juga jawabanku.”
Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang yahudi itu pergi mencari kayu bakar, lalu ia membawa kayu bakar yang banyak.”
Rasulullah Saw belum meninggalkan tempat itu. Lalu orang yahudi itu lewat lagi (belum mati). Maka, Rasulullah Saw bersabda kepadanya, “letakkan kayu bakarmu.”
Ternyata, di dalam kayu bakar itu ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Rasulullah saw lalu bersabda, “Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan?”
Ia menjawab, “Aku tidak punya pekerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan kepada orang miskin.”
Maka, Rasulullah Saw bersabda, “sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.”
6. Bertambahnya rezeki
Rasulullah Saw bersabda:
“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.”
7. Bertambah rasa keimanan
Imam Ja’far Shadiq berkata:
“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya.”
8. Panjagaan Allah sepanjang hari
Imam Ja’far Shadiq berkata:
“Awali pagi harimu dengan sedekah dan gemarlah bersedekah. Tidak ada seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu.”
9. Mengubah takdir
Rasulullah Saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib:
“wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturrahmi dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).”
10. Mensucikan jiwa
Allah berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Taubah:103)
Manfaat sedekah menurut al-Qur’an, Hadis,Dan pendapat Ulama
Sedekah memiliki keutamaan banyak sekali. Beberapa ayat al-Quran, Hadis dan pendapat ulama akan kutipan berikut ini:
1. Amal Menuju bahagia di akhirat
Allah Swt, berfirman:
“Apa yang di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.an-Nahl:96)
2. Penghapus dosa
Allah Swt. Berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS.al-Ankabut:7)
Rasulullah bersaabda:
“bersedekahlah kalian meskipun hanya sebiji kurma, sebab sedekah mampu memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan dan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Ahmad)
3. Disediakan surga
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang membangun masjid dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan membangun baginya sebuah rumah di surga.” (HR Ibnu Majah)
Alah Swt. Berfirman:
“dan bersegeralah kamu kepada ampunan Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran:133-134)
4. Penolak bala’
Rasulullah bersabda:
“Bersegeralah untuk bersedekah sebab yang namanya bala’ tidak akan pernah mendahului sedekah.”
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda:
Mulai pagi harimu dengan sedekah, barang siapa yang memulai pagi harinya dengan sedekah, ia tidak akan terkena sasaran bala’.”
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan bahwa sedekah itu mampu menolak berbagai bencana meskipun pelakunya orang kafir. Ibrahim al-Nakha’I juga berkata, “Sedekah mampu menangkal berbagai macam bencana walaupun pelakunya orang yang zalim.”
5. Menghindarkan kematian buruk
Rasulullah saw bersabda, “Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.”
Imam Ja’far Shadiq berkata, pada suatu hari orang yahudi lewat dekat Rasulullah SAW., lalu ia mengucapkan, “Assamu’alaika (kematian atasmu).” Rasulullah Saw menjawab, “Alaika (atasmu).” Lalu para sahabat berkata, “ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapam kematian.” Nabi saw bersabda, “Demikian juga jawabanku.”
Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya. Kemudian orang yahudi itu pergi mencari kayu bakar, lalu ia membawa kayu bakar yang banyak.”
Rasulullah Saw belum meninggalkan tempat itu. Lalu orang yahudi itu lewat lagi (belum mati). Maka, Rasulullah Saw bersabda kepadanya, “letakkan kayu bakarmu.”
Ternyata, di dalam kayu bakar itu ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh beliau. Rasulullah saw lalu bersabda, “Wahai yahudi, amal apa yang kamu lakukan?”
Ia menjawab, “Aku tidak punya pekerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan kepada orang miskin.”
Maka, Rasulullah Saw bersabda, “sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.”
6. Bertambahnya rezeki
Rasulullah Saw bersabda:
“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.”
7. Bertambah rasa keimanan
Imam Ja’far Shadiq berkata:
“Tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga ia melakukan empat hal: Berakhlak baik, bersikap dermawan, menahan karunia dari ucapan, dan mengeluarkan karunia dari hartanya.”
8. Panjagaan Allah sepanjang hari
Imam Ja’far Shadiq berkata:
“Awali pagi harimu dengan sedekah dan gemarlah bersedekah. Tidak ada seorang mukmin pun yang bersedekah karena mengharapkan apa yang ada di sisi Allah untuk menolak keburukan yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu, kecuali Allah menjaganya dari keburukan apa yang akan turun dari langit ke bumi pada hari itu.”
9. Mengubah takdir
Rasulullah Saw berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib:
“wahai Ali, sedekah itu dapat menolak takdir mubram (yang telah ditetapkan). Wahai Ali, silaturrahmi dapat menambah umur. Wahai Ali, tidak ada kebaikan dalam ucapan kecuali disertai perbuatan, dan tidak ada sedekah kecuali dengan niat (karena Allah).”
10. Mensucikan jiwa
Allah berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Taubah:103)
Spoiler for SEDEKAH, DOA, PAMRIH:
Ttg sedekah, doa, dan pamrih, konsep saya memang beda.
Doa itu ibadah.
Seperti sedekah, di mana ia juga ibadah. Dan doa, bukan pamrih.
Niat, ga bisa disebut atau disamakan dengan doa.
Niat ya niat. Doa ya doa.
Dari sini semua bermula. Sekedar sharing juga, he he he.
Seseorang yang sedekah, kepengen anaknya sembuh, maka permintaan itu “setara/sama/serupa” dengan pengen kaya, pengen selamet, pengen nikah, pengen kerja, pengen tolak bala, pengen punya rumah, pengen terus sekolah, pengen masuk kampus favorit, pengen beasiswa di luar negeri, pengen punya anak, pengen punya modal, pengen punya modal, pengen ngembangin usaha, pengen punya usaha, pengen naik karir, dll.
Ketika “pengen”, maka itu udah masuk wilayah doa. Bukan niat lagi.
Niatnya apa? Ya niatnya sedekah.
Doanya? Doanya supaya bisa selamet dari fitnah, dll. Semua yg disebut: setara, sama, serupa. Sebab sama-sama disebut doa.
Orang shalat tahajjud. Niatnya?
Ya tentunya niat shalat tahajjud. Usholii sunnatat-tahajjud…
Ketika dia shalat tahajjud supaya dinaikkan derajat, supaya jadi orang kaya, dilapangkan rizki, lunas hutang, sembuh dari penyakit, dll., maka ketika ada kalimat “supaya”, maka itu masuk wilayah doa.
Sedekah, tanpa doa? 1 pahala.
Sedekah + doa ? 2 pahala.
Bila beda di awal, maka beda pula serencengan, he he he. Saya, terhadap amal-amal lain, ya ga nyebut itu sbg pamrih. Bahkan ngarep di mata saya, adalah juga doa. Amal tinggi banget bila seseorang bisa ngarep sama Allah saja. Ga ngarep sama yang lain. Baru bermasalah, bila ngarepnya ke orang. Dia bantu orang lain, tapi ada maunya dari orang itu. Itu yg ga boleh. Atau riya (memperlihatkan amal kepada yg lain). Atau sum’ah (memperdengarkan kpd yg lain).
Baca Qur’an, supaya dapat berkah. Boleh ga?
Nah di sini, beda konsep.
Baca Qur’an, niatnya apa?
Ya pastinya ridho Allah.
Ya baca Qur’an aja. Terus minta hidup berkah, kekayaan berkah, anak2 berkah, rumah tangga berkah, pekerjaan berkah, usaha berkah, umur berkah, tenaga berkah.
Ketika nyebut “supaya”, itu udah masuk lagi2 ke wilayah doa. Jangankan sekedar berkah, atau katakanlah bahwa permintaan itu adalah “cuma” 1 permintaan. Dia minta sejuta permintaan, setelah baca Qur’an, atau bahkan sebelum baca Qur’an, atau bahkan nih, tanpa baca Qur’an, maka doa itu boleh banget2. Ngarep, boleh2 banget. Tidak ada satupun yang berhak melarang.
Jika doa sudah disebut niat, maka itulah awal pertentangan atau perbedaan.
Koq sedekah pengen kaya?
Koq birrul walidain pengen diangkat derajatnya, koq dhuha pengen dibuka rizki… Salah semua jadinya. Padahal, menurut konsep yg saya ikutin, kalo masuk “supaya”, itu masuk wilayah doa sebagaimana disebut di atas. Adalah rugi jika seseorang yg beramal saleh, lalu dia tidak meminta kepada Allah. Rugi banget.
Tapi saya sangat setuju, jika kemudian permintaan itu tidak hanya bersifat duniawi belaka. Tapi minta ridho Allah, minta surga, pengampunan, selamat dunia akhirat. Apapun, itu namanya “minta”. Yg bagus, beramal yang banyak, dan minta yang banyak.
Tulisan yg gini2, sdh jadi buku kompleto atas izin Allah. Judulnya: Boleh Ga Sih Sedekah Ngarep?
Boleh juga ada yg mengatakan. Niatnya melaksanakan tugas kantor. Ngejar target. Supaya naik pangkat, supaya promosi. Supaya naik gaji. Itu kalau di dunia manusia kerja. Apalagi kalau niatnya ibadah, ya keren banget.
Seluruh motivasi dunia, dibenarkan, menurut saya, jika mencarinya “hanya” di Sisi-Nya, dan dg Cara-Cara-Nya.
Dunia adalah milik Allah. Dekatkan semua yang pengen dunia, dengan Pemilik-Nya. Supaya mereka tidak meminta dunia dari selain-Nya, dengan cara-cara yang tidak diridhai juga oleh Pemilik-Nya.
Dan ajarkan mereka yang kepengen dunia, sebagaimana kita mengajarkan karyawan-karyawan kantor u/ bekerja terbaik, ngejar target, lalu dapet bonus terbaik juga.
Maka ajarkan yg pengen dunia, apa-apa yang diperintahkan Pemilik Dunia, spy dapat bonus banyak fii-haadzihil-hayaatid-duniaa… Ajarkan mereka yang pengen dunia, untuk meninggalkan seluruh larangan Pemilik Dunia. Spy dapet. Atau dapetnya dengan ridha-Nya.
Sbb banyak yg dapat, tp tidak dg Ridha-Nya. Dengan cara-cara yang benar, cara2 yg betul, yg hati2, tapi penuh semangat, sbb dunia memang milik Allah. Sementara itu, Allah pun mengajarkan, bahwa semua dunia ini, ga ada seberapanya dibanding apa-apa yang Allah akan berikan di negeri akhir. Ini dia… Ga seberapa dibanding dengan apa-apa yang Allah akan beri di negeri akhir.
Jadi, bukan ga boleh. Justru boleh banget. Malah dimotivasi, bahwa akan dapat yang lebih baik lagi nanti di akhirat. Ajarkan pula kehati2an, bahwa jangan sampe berhenti di expecting something about dunia only. Harus lebih powerful. Minta itu selalu dua, selalu seimbang: permintaan dunia, permintaan akhirat… Kayak yg diajarkan Allah sendiri: Rabbanaa aatinaa fid-duniaa hasanah, wafil-aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaabannaar.
Permintaan seimbang pun trnyata msh ga seimbang. Sbb Allah ngajarin 2:1, dua banding 1. Permintaan kebaikan negeri akhir, msh ditambah permintaan selamat dan terlindungi dari api neraka. Dua permintaan berbanding 1 permintaan di dunia.
Ini sekaligus ngajarin juga kita, bahwa sebaik-baik permintaan, tetap permintaan akhirat. Tapi permintaan akhirat, tetaplah permintaan. Artinya, ya harus juga diminta. Jangan diem aja. Jangan sampe sedekah ya sedekah saja, baca Qur’an ya baca Qur’an saja, dhuha ya dhuha aja, berbuat baik ya berbuat baik saja. Jangan. Kudu ada permintaannya. Kudu ada doanya.
Salam. Selamat berbuat baik, dan berdoalah. Sesungguhnya Allah menunggu dan mendengar doa.
Doa itu ibadah.
Seperti sedekah, di mana ia juga ibadah. Dan doa, bukan pamrih.
Niat, ga bisa disebut atau disamakan dengan doa.
Niat ya niat. Doa ya doa.
Dari sini semua bermula. Sekedar sharing juga, he he he.
Seseorang yang sedekah, kepengen anaknya sembuh, maka permintaan itu “setara/sama/serupa” dengan pengen kaya, pengen selamet, pengen nikah, pengen kerja, pengen tolak bala, pengen punya rumah, pengen terus sekolah, pengen masuk kampus favorit, pengen beasiswa di luar negeri, pengen punya anak, pengen punya modal, pengen punya modal, pengen ngembangin usaha, pengen punya usaha, pengen naik karir, dll.
Ketika “pengen”, maka itu udah masuk wilayah doa. Bukan niat lagi.
Niatnya apa? Ya niatnya sedekah.
Doanya? Doanya supaya bisa selamet dari fitnah, dll. Semua yg disebut: setara, sama, serupa. Sebab sama-sama disebut doa.
Orang shalat tahajjud. Niatnya?
Ya tentunya niat shalat tahajjud. Usholii sunnatat-tahajjud…
Ketika dia shalat tahajjud supaya dinaikkan derajat, supaya jadi orang kaya, dilapangkan rizki, lunas hutang, sembuh dari penyakit, dll., maka ketika ada kalimat “supaya”, maka itu masuk wilayah doa.
Sedekah, tanpa doa? 1 pahala.
Sedekah + doa ? 2 pahala.
Bila beda di awal, maka beda pula serencengan, he he he. Saya, terhadap amal-amal lain, ya ga nyebut itu sbg pamrih. Bahkan ngarep di mata saya, adalah juga doa. Amal tinggi banget bila seseorang bisa ngarep sama Allah saja. Ga ngarep sama yang lain. Baru bermasalah, bila ngarepnya ke orang. Dia bantu orang lain, tapi ada maunya dari orang itu. Itu yg ga boleh. Atau riya (memperlihatkan amal kepada yg lain). Atau sum’ah (memperdengarkan kpd yg lain).
Baca Qur’an, supaya dapat berkah. Boleh ga?
Nah di sini, beda konsep.
Baca Qur’an, niatnya apa?
Ya pastinya ridho Allah.
Ya baca Qur’an aja. Terus minta hidup berkah, kekayaan berkah, anak2 berkah, rumah tangga berkah, pekerjaan berkah, usaha berkah, umur berkah, tenaga berkah.
Ketika nyebut “supaya”, itu udah masuk lagi2 ke wilayah doa. Jangankan sekedar berkah, atau katakanlah bahwa permintaan itu adalah “cuma” 1 permintaan. Dia minta sejuta permintaan, setelah baca Qur’an, atau bahkan sebelum baca Qur’an, atau bahkan nih, tanpa baca Qur’an, maka doa itu boleh banget2. Ngarep, boleh2 banget. Tidak ada satupun yang berhak melarang.
Jika doa sudah disebut niat, maka itulah awal pertentangan atau perbedaan.
Koq sedekah pengen kaya?
Koq birrul walidain pengen diangkat derajatnya, koq dhuha pengen dibuka rizki… Salah semua jadinya. Padahal, menurut konsep yg saya ikutin, kalo masuk “supaya”, itu masuk wilayah doa sebagaimana disebut di atas. Adalah rugi jika seseorang yg beramal saleh, lalu dia tidak meminta kepada Allah. Rugi banget.
Tapi saya sangat setuju, jika kemudian permintaan itu tidak hanya bersifat duniawi belaka. Tapi minta ridho Allah, minta surga, pengampunan, selamat dunia akhirat. Apapun, itu namanya “minta”. Yg bagus, beramal yang banyak, dan minta yang banyak.
Tulisan yg gini2, sdh jadi buku kompleto atas izin Allah. Judulnya: Boleh Ga Sih Sedekah Ngarep?
Boleh juga ada yg mengatakan. Niatnya melaksanakan tugas kantor. Ngejar target. Supaya naik pangkat, supaya promosi. Supaya naik gaji. Itu kalau di dunia manusia kerja. Apalagi kalau niatnya ibadah, ya keren banget.
Seluruh motivasi dunia, dibenarkan, menurut saya, jika mencarinya “hanya” di Sisi-Nya, dan dg Cara-Cara-Nya.
Dunia adalah milik Allah. Dekatkan semua yang pengen dunia, dengan Pemilik-Nya. Supaya mereka tidak meminta dunia dari selain-Nya, dengan cara-cara yang tidak diridhai juga oleh Pemilik-Nya.
Dan ajarkan mereka yang kepengen dunia, sebagaimana kita mengajarkan karyawan-karyawan kantor u/ bekerja terbaik, ngejar target, lalu dapet bonus terbaik juga.
Maka ajarkan yg pengen dunia, apa-apa yang diperintahkan Pemilik Dunia, spy dapat bonus banyak fii-haadzihil-hayaatid-duniaa… Ajarkan mereka yang pengen dunia, untuk meninggalkan seluruh larangan Pemilik Dunia. Spy dapet. Atau dapetnya dengan ridha-Nya.
Sbb banyak yg dapat, tp tidak dg Ridha-Nya. Dengan cara-cara yang benar, cara2 yg betul, yg hati2, tapi penuh semangat, sbb dunia memang milik Allah. Sementara itu, Allah pun mengajarkan, bahwa semua dunia ini, ga ada seberapanya dibanding apa-apa yang Allah akan berikan di negeri akhir. Ini dia… Ga seberapa dibanding dengan apa-apa yang Allah akan beri di negeri akhir.
Jadi, bukan ga boleh. Justru boleh banget. Malah dimotivasi, bahwa akan dapat yang lebih baik lagi nanti di akhirat. Ajarkan pula kehati2an, bahwa jangan sampe berhenti di expecting something about dunia only. Harus lebih powerful. Minta itu selalu dua, selalu seimbang: permintaan dunia, permintaan akhirat… Kayak yg diajarkan Allah sendiri: Rabbanaa aatinaa fid-duniaa hasanah, wafil-aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaabannaar.
Permintaan seimbang pun trnyata msh ga seimbang. Sbb Allah ngajarin 2:1, dua banding 1. Permintaan kebaikan negeri akhir, msh ditambah permintaan selamat dan terlindungi dari api neraka. Dua permintaan berbanding 1 permintaan di dunia.
Ini sekaligus ngajarin juga kita, bahwa sebaik-baik permintaan, tetap permintaan akhirat. Tapi permintaan akhirat, tetaplah permintaan. Artinya, ya harus juga diminta. Jangan diem aja. Jangan sampe sedekah ya sedekah saja, baca Qur’an ya baca Qur’an saja, dhuha ya dhuha aja, berbuat baik ya berbuat baik saja. Jangan. Kudu ada permintaannya. Kudu ada doanya.
Salam. Selamat berbuat baik, dan berdoalah. Sesungguhnya Allah menunggu dan mendengar doa.
Spoiler for CARA:
Berikut ini cara bersedekah (menyumbang) yang mereka rasakan mampu menggetarkan spiritualitas mereka:
1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa.
Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan. Kalau anda sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi buruk ke alam bawah sadar.
2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati Anda tergetar karenanya.
Mungkin suatu ketika Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan jembatan, mungkin pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin disumbangkan untuk modal usaha bagi seorang pemula. Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan kalbu.
3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi Anda.
Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu yang anda suka. Dengan menyumbang sesuatu yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu yang berharga.
4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan.
Bagaimana rasanya memberi sedekah 25 rupiah? Bagi kebanyakan orang nilai ini sudah tidak lagi terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50 ribu akan terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1 juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai 10 persen biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan merasakan "beratnya" melepas kenikmatan.
5. Menyumbang anonim akan memberi dampak lebih kuat.
Ini erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun tidak anonim juga tak apa-apa. Dengan anonim lebih terjamin bahwa kita hanya mengharap balasan dari Tuhan (ikhlas).
6. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang anda beri.
Yakinlah bahwa Tuhan akan membalas, tapi tidak lewat jalan orang yang anda beri. Pengalaman para pelaku kebanyakan menunjukkan bahwa balasan datang dari arah yang lain.
7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan Tuhan atas sedekah itu.
Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa kalau bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak layak mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan dengan kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dll, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.
Demikian berbagai hal yang berkaitan dengan prinsip bersedekah. Prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan petunjuk rasulullah Muhammad berkaitan dengan sedekah dan keutamaannya. Kalau tak salah, ada hadits yang menyatakan bahwa tak akan menjadi miskin orang yang bersedekah. Dijamin.
Selain itu bersedekah juga menghindarkan diri dari marabahaya.
Ada sebuah kisah yang kalau tak salah saya dapat dari Pak Jalaluddin Rakhmat tentang seorang yang ditunda kematiannya karena bersedekah. Suatu ketika rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Lalu melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba-tiba Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Orang ini akan meninggal nanti siang."
Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para sahabat, melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang tersebut oleh rasul dan ditanya, "Aku diberitahu (malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah kamu lakukan?"
Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu dia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang tersebut, namun dia berpindah takdir karena sedekahnya menghidarkan dia dari bahaya tersebut.
(Demikian lebih kurang sebuah kisah yang saya tahu. Sayang saya lupa detilnya, apalagi perawinya. Jadi mohon dicari sendiri sumber kisah tersebut. Seingat saya kisah tersebut dari Pak Jalal yang saya kenal punya banyak sumber terpercaya).
Kisah itu menunjukkan keutamaan sedekah yang bisa menghindarkan diri dari bahaya, sekaligus menujukkan bahwa cara Tuhan membalas sedekah tidak dalam bentuk dan jalan yang kita duga.
1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa.
Bila saat bersedekah kita justru merasa kesal, maka akan tertanam di bawah sadar bahwa bersedekah itu tidak enak, bahkan mengesalkan. Mungkin seperti kalau kita bayar parkir kepada preman di pinggir jalan. Ada perasaan terpaksa, tak berdaya, bahkan dirampok. Bukan karena besar kecilnya nilai uang, tapi rela tidaknya perasaan saat memberikan sumbangan. Kalau anda sedang suntuk, tunggu sampai hati lebih riang. Memberi dengan berat hati akan memberi asosiasi buruk ke alam bawah sadar.
2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai sehingga hati Anda tergetar karenanya.
Mungkin suatu ketika Anda ingin menyumbang yatim piatu, di waktu lain mungkin menyumbang perbaikan jembatan, mungkin pelestarian satwa yang hampir punah, mungkin disumbangkan untuk modal usaha bagi seorang pemula. Intinya adalah Anda sebaiknya menyedekahkan pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang akan berbeda. Seringkali seseorang menyumbang ke tempat ibadah, tapi hatinya tidak sejalan, hanya karena kebiasaan. Menyumbang yang tak bisa dihayati tak akan menggetarkan kalbu.
3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai bagi Anda.
Kebanyakan wujudnya adalah uang, namun lebih luas lagi adalah benda yang juga anda suka, pikiran, tenaga, ilmu yang anda suka. Dengan menyumbang sesuatu yang anda sukai, membuat anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu yang berharga.
4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan.
Bagaimana rasanya memberi sedekah 25 rupiah? Bagi kebanyakan orang nilai ini sudah tidak lagi terasa. Untuk seseorang dengan gaji 1 juta, maka 50 ribu akan terasa. Bagi yang perpenghasilan 20 juta, mungkin 1 juta baru terasa. Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai 10 persen biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan merasakan "beratnya" melepas kenikmatan.
5. Menyumbang anonim akan memberi dampak lebih kuat.
Ini erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun tidak anonim juga tak apa-apa. Dengan anonim lebih terjamin bahwa kita hanya mengharap balasan dari Tuhan (ikhlas).
6. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang anda beri.
Yakinlah bahwa Tuhan akan membalas, tapi tidak lewat jalan orang yang anda beri. Pengalaman para pelaku kebanyakan menunjukkan bahwa balasan datang dari arah yang lain.
7. Bersedekahlah tanpa mengira bentuk balasan Tuhan atas sedekah itu.
Walaupun banyak pengalaman menunjukkan bahwa kalau bersedekah uang akan dibalas dengan uang yang lebih banyak, namun kita tak layak mengharap seperti itu. Siapa tahu sedekah itu dibalas Tuhan dengan kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dll, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.
Demikian berbagai hal yang berkaitan dengan prinsip bersedekah. Prinsip-prinsip ini sangat sesuai dengan petunjuk rasulullah Muhammad berkaitan dengan sedekah dan keutamaannya. Kalau tak salah, ada hadits yang menyatakan bahwa tak akan menjadi miskin orang yang bersedekah. Dijamin.
Selain itu bersedekah juga menghindarkan diri dari marabahaya.
Ada sebuah kisah yang kalau tak salah saya dapat dari Pak Jalaluddin Rakhmat tentang seorang yang ditunda kematiannya karena bersedekah. Suatu ketika rasulullah sedang duduk bersama para sahabat. Lalu melintaslah seorang yang memanggul kayu bakar. Tiba-tiba Rasulullah berkata kepada para sahabat, "Orang ini akan meninggal nanti siang."
Sorenya ketika Rasulullah duduk bersama para sahabat, melintaslah orang tersebut. Maka dipanggillah orang tersebut oleh rasul dan ditanya, "Aku diberitahu (malaikat) tadi pagi bahwa kamu akan menemui ajal siang tadi. Tapi kulihat kamu masih segar bugar. Apa yang telah kamu lakukan?"
Kemudian orang itu berkisah bahwa tadi pagi dia membawa bekal makan siang. Lalu di tengah jalan bekal itu dia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Selanjutnya, kata orang itu, saat kayu-kayu bakar diletakkan tiba-tiba seekor ular hitam keluar dari dalamnya. Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa ular itulah yang sedianya akan mematuk orang tersebut, namun dia berpindah takdir karena sedekahnya menghidarkan dia dari bahaya tersebut.
(Demikian lebih kurang sebuah kisah yang saya tahu. Sayang saya lupa detilnya, apalagi perawinya. Jadi mohon dicari sendiri sumber kisah tersebut. Seingat saya kisah tersebut dari Pak Jalal yang saya kenal punya banyak sumber terpercaya).
Kisah itu menunjukkan keutamaan sedekah yang bisa menghindarkan diri dari bahaya, sekaligus menujukkan bahwa cara Tuhan membalas sedekah tidak dalam bentuk dan jalan yang kita duga.
JADI MASIH RAGU UNTUK BERBAGI ??
PIKIRKAN MANFAATNYA BAGI SESAMA UMAT MANUSIA !!
BISNIS LANCAR, REJEKI BERLIMPAH, INSYAALLAH IBADAHNYA DITERIMA
PIKIRKAN MANFAATNYA BAGI SESAMA UMAT MANUSIA !!
BISNIS LANCAR, REJEKI BERLIMPAH, INSYAALLAH IBADAHNYA DITERIMA


Diubah oleh deejay.mike 05-08-2014 08:10
0
2.3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan