- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
HARI LEBARAN JANGAN LUPAKAN MEREKA YA GAN,,,,,,,


TS
rayapcomunity
HARI LEBARAN JANGAN LUPAKAN MEREKA YA GAN,,,,,,,
Quote:

Quote:
Quote:

buat agan semua ane cuma mau menghimbau nih kiranyya di hari yang fitrah dan baik kiranya sudi menyisihkan rejeki buat mereka,,kaum dhuafa... agan ngga akan rugi ngga akan miskin yaaah itung itung agan nabung buat hari kemudian ( akhirat,,,)

ane ngga kebayanga kalau di saat di hari yang bahagia masih ada saudara kita yang menahan lapar dan haus ,pakaian lusuh dan cimpang camping,
mereka ngga minta gan ,,mereka juga punya rasa malu dan harga diri setidak nya jangan sampai seperti pengemis di lampu mereah,,,


agan makan enak?? pakaian baru?? uang banyak?? kasih sayang sama dariorang tua??? beruntung agan dapat itu semua,,,tapi itu semua suatu saat akan hilang ,,dan agan ngga punya apa apa,,
ingat gan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah,,,,
mudah mudahan allah swt memberikkan limpahan rejeki dan umur panjang buat agan semua,,,aminn

Spoiler for Menuju surga dengan anak yatim:
Quote:
Menuju surga dengan anak yatim
memperlakukan dengan lembut, menyisihkan harta, mendidik, hingga merawat serta membesarkan mereka
Di pagi hari yang cerah, Rasulullah Saw. bersama istrinya (Aisyah r.a.) hendak melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan. Di jalan, mereka melihat seorang bocah murung di tengah kerumunan anak-anak yang ceria merayakan datangnya Idul Fitri. Bocah murung tersebut terlihat termenung dengan penampilan kucel dan pakaian lusuh.
Rasulullah Saw. (yang tidak tega melihat bocah tersebut) mendekat seraya berkata (sambil mengusap kepala sang bocah), “Wahai bocah, kenapa wajahmu tampak bersedih padahal disekelilingmu banyak anak-anak yang begitu bahagia merayakan Idul Fitri?” Bocah tersebut diam sejenak dan meneteskan air matanya sebelum menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana diriku tak bersedih? Ketika teman-temanku bergembira ria merayakan Idul Fitri, aku tidak punya siapa-siapa. Wahai Rasulullah, aku hanyalah sebatangkara. Aku tak memiliki ibu yang dijadikan tempat mengadu. Ayahku pun sudah tiada. Hidupku tak menentu. Aku hanya mengharapkan belas kasihan Allah sebagai Tuhan pemberi rezeki. Terkadang aku tak mendapatkan makanan satu atau dua hari. Aku hanya mengharapkan uluran tangan para dermawan untuk mendapatkan sesuap makanan.”
Mendengar rintihan hati sang bocah, Rasulullah berkata sambil meneteskan air mata, “Wahai anak yang malang, maukah engkau tinggal bersama kami? Maukah engkau aku jadikan sebagai anakku? Dan maukah engkau menjadikan Ummul Mukminin sebagai ibumu?” Mendengar jawaban Rasulullah, spontan bocah tersebut berubah wajahnya menjadi berseri-seri. Harapan hidupnya sudah terbuka. Dirinya tidak merasa sendiri lagi. Bergantilah air mata sedih menjadi air mata kegembiraan.
***
Sebagai agama yang mengusung nilai-nilai keadilan, Islam tidak menghendaki penganutnya mengabaikan keberadaan anak yatim. Ia adalah aset umat yang harus diselamatkan dan dipelihara agar tidak menderita. Allah telah menyiapkan kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat bagi orang yang merawat anak-anak malang ini. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Aku dan orang-orang yang menanggung anak yatim, berada di surga seperti ini (lalu beliau mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, seraya memberi jarak keduanya).” (H.R. Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Dalam Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang menganjurkan untuk memperhatikan anak yatim. Dari mulai anjuran untuk memperlakukan dengan lembut, menyisihkan harta, mendidik, hingga merawat serta membesarkan mereka.
Pada masa Rasulullah Saw, seperti yang diceritakan oleh Abu Daud, ada salah seorang sahabat yang memelihara anak yatim. Saking hati-hatinya, sahabat tersebut sampai-sampai memisahkan antara makanan dan minuman untuk keluarganya dengan makanan dan minuman untuk anak yatim yang diasuhnya karena khawatir kalau-kalau ada jatah (anak yatim) yang termakan oleh keluarganya. Jika makanan anak yatim asuhanya bersisa, dibiarkanya makanan tersebut sampai busuk karena ia takut akan ancaman Allah jika memakannya. Ia pun kemudian menghadap Rasulullah dan menanyakan masalah tersebut. Maka turunlah ayat ke-220 surat Al-Baqarah.
“…Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: ‘Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’”
Ayat ini menjadi isyarat bahwa anak yatim harus diposisikan seperti halnya keluarga. Ketika anak-anak kita makan, maka ajaklah anak yatim (yang diasuh) untuk makan bersama. Mengenai larangan memakan harta anak yatim dalam Al-Quran, hal tersebut berlaku ketika kita mengasuh anak yatim yang diwarisi harta agar kita tidak mememanfaatkan harta tersebut untuk kepentingan pribadi. Inilah yang dimaksud memakan harta anak yatim secara zalim yang disebutkan Al-Quran surat An-Nisa ayat ke-10.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana jika orang yang memelihara anak yatim itu hidupnya serba kekurangan alias miskin? Dalam sebuah hadits, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, aku ini orang yang miskin, dan di rumahku tinggal bersama kami seorang anak yatim, bolehkah aku makan harta dari anak itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Makanlah dari harta anak yatim itu secukupnya, jangan berlebih-lebihan, jangan memubazirkan, jangan hartamu dicampurkan dengan harta anak yatim itu.” (H.R. Abu Daud, Nisa’i, Ahmad, dan Ibnu Majah)
Pemeliharaan dan pembinaan anak yatim bukan hanya sebatas pada hal-hal yang bersifat fisik semata, seperti makanan, minuman, dan pakaian. Pembinaan yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah psikisnya, seperti memberikan perhatian, kasih sayang, perlakuan lemah lembut, bimbingan akhlak, dan lain sebagainya. Dalam Al-Quran, Allah Swt. berfirman,
“Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” (Q.S. Adh-Dhuha [93]: 9)
Dalam ayat lain ditegaskan,
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.” (Q.S. Al-Maa’uun [107]: 1-2)
Artinya, kewajiban memberikan kasih sayang, pengajaran sopan santun, dan segala perlakuan yang baik berbanding lurus dengan kewajiban pemberian materi. Demikianlah Islam mengajarkan kepada kita tentang etika berinteraksi dengan anak yatim.
Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah memberikan jaminan pertama, memiliki pahala yang setaraf dengan jihad. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (H.R. Ibnu Majah)
Kedua, mendapat perlindungan di hari kiamat. Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)
Ketiga, masuk surga dengan mudah. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (H.R. Tirmidzi)
Itulah tiga keutamaan orang yang memelihara anak yatim. Semoga hal tersebut dapat membuat kita terus menerus termotivasi untuk selalu memelihara anak yatim. Amin.
memperlakukan dengan lembut, menyisihkan harta, mendidik, hingga merawat serta membesarkan mereka
Di pagi hari yang cerah, Rasulullah Saw. bersama istrinya (Aisyah r.a.) hendak melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan. Di jalan, mereka melihat seorang bocah murung di tengah kerumunan anak-anak yang ceria merayakan datangnya Idul Fitri. Bocah murung tersebut terlihat termenung dengan penampilan kucel dan pakaian lusuh.
Rasulullah Saw. (yang tidak tega melihat bocah tersebut) mendekat seraya berkata (sambil mengusap kepala sang bocah), “Wahai bocah, kenapa wajahmu tampak bersedih padahal disekelilingmu banyak anak-anak yang begitu bahagia merayakan Idul Fitri?” Bocah tersebut diam sejenak dan meneteskan air matanya sebelum menjawab, “Wahai Rasulullah, bagaimana diriku tak bersedih? Ketika teman-temanku bergembira ria merayakan Idul Fitri, aku tidak punya siapa-siapa. Wahai Rasulullah, aku hanyalah sebatangkara. Aku tak memiliki ibu yang dijadikan tempat mengadu. Ayahku pun sudah tiada. Hidupku tak menentu. Aku hanya mengharapkan belas kasihan Allah sebagai Tuhan pemberi rezeki. Terkadang aku tak mendapatkan makanan satu atau dua hari. Aku hanya mengharapkan uluran tangan para dermawan untuk mendapatkan sesuap makanan.”
Mendengar rintihan hati sang bocah, Rasulullah berkata sambil meneteskan air mata, “Wahai anak yang malang, maukah engkau tinggal bersama kami? Maukah engkau aku jadikan sebagai anakku? Dan maukah engkau menjadikan Ummul Mukminin sebagai ibumu?” Mendengar jawaban Rasulullah, spontan bocah tersebut berubah wajahnya menjadi berseri-seri. Harapan hidupnya sudah terbuka. Dirinya tidak merasa sendiri lagi. Bergantilah air mata sedih menjadi air mata kegembiraan.
***
Sebagai agama yang mengusung nilai-nilai keadilan, Islam tidak menghendaki penganutnya mengabaikan keberadaan anak yatim. Ia adalah aset umat yang harus diselamatkan dan dipelihara agar tidak menderita. Allah telah menyiapkan kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat bagi orang yang merawat anak-anak malang ini. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Aku dan orang-orang yang menanggung anak yatim, berada di surga seperti ini (lalu beliau mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, seraya memberi jarak keduanya).” (H.R. Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Dalam Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang menganjurkan untuk memperhatikan anak yatim. Dari mulai anjuran untuk memperlakukan dengan lembut, menyisihkan harta, mendidik, hingga merawat serta membesarkan mereka.
Pada masa Rasulullah Saw, seperti yang diceritakan oleh Abu Daud, ada salah seorang sahabat yang memelihara anak yatim. Saking hati-hatinya, sahabat tersebut sampai-sampai memisahkan antara makanan dan minuman untuk keluarganya dengan makanan dan minuman untuk anak yatim yang diasuhnya karena khawatir kalau-kalau ada jatah (anak yatim) yang termakan oleh keluarganya. Jika makanan anak yatim asuhanya bersisa, dibiarkanya makanan tersebut sampai busuk karena ia takut akan ancaman Allah jika memakannya. Ia pun kemudian menghadap Rasulullah dan menanyakan masalah tersebut. Maka turunlah ayat ke-220 surat Al-Baqarah.
“…Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: ‘Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.’”
Ayat ini menjadi isyarat bahwa anak yatim harus diposisikan seperti halnya keluarga. Ketika anak-anak kita makan, maka ajaklah anak yatim (yang diasuh) untuk makan bersama. Mengenai larangan memakan harta anak yatim dalam Al-Quran, hal tersebut berlaku ketika kita mengasuh anak yatim yang diwarisi harta agar kita tidak mememanfaatkan harta tersebut untuk kepentingan pribadi. Inilah yang dimaksud memakan harta anak yatim secara zalim yang disebutkan Al-Quran surat An-Nisa ayat ke-10.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana jika orang yang memelihara anak yatim itu hidupnya serba kekurangan alias miskin? Dalam sebuah hadits, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, aku ini orang yang miskin, dan di rumahku tinggal bersama kami seorang anak yatim, bolehkah aku makan harta dari anak itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Makanlah dari harta anak yatim itu secukupnya, jangan berlebih-lebihan, jangan memubazirkan, jangan hartamu dicampurkan dengan harta anak yatim itu.” (H.R. Abu Daud, Nisa’i, Ahmad, dan Ibnu Majah)
Pemeliharaan dan pembinaan anak yatim bukan hanya sebatas pada hal-hal yang bersifat fisik semata, seperti makanan, minuman, dan pakaian. Pembinaan yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah psikisnya, seperti memberikan perhatian, kasih sayang, perlakuan lemah lembut, bimbingan akhlak, dan lain sebagainya. Dalam Al-Quran, Allah Swt. berfirman,
“Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” (Q.S. Adh-Dhuha [93]: 9)
Dalam ayat lain ditegaskan,
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.” (Q.S. Al-Maa’uun [107]: 1-2)
Artinya, kewajiban memberikan kasih sayang, pengajaran sopan santun, dan segala perlakuan yang baik berbanding lurus dengan kewajiban pemberian materi. Demikianlah Islam mengajarkan kepada kita tentang etika berinteraksi dengan anak yatim.
Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah memberikan jaminan pertama, memiliki pahala yang setaraf dengan jihad. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (H.R. Ibnu Majah)
Kedua, mendapat perlindungan di hari kiamat. Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (H.R. Thabrani)
Ketiga, masuk surga dengan mudah. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (H.R. Tirmidzi)
Itulah tiga keutamaan orang yang memelihara anak yatim. Semoga hal tersebut dapat membuat kita terus menerus termotivasi untuk selalu memelihara anak yatim. Amin.
Spoiler for Bocah Yatim Piatu Tertidur di Atas Makam Sang Ibu:
Quote:
Bahan Renungan, Bocah Yatim Piatu Tertidur di Atas Makam Sang Ibu

Apa sih susahnya bersyukur dengan apa yang sekarang kita miliki? Sebuah kisah telah mengajarkan saya untuk tak lagi membandingkan apa yang saya punya maupun tidak, dengan orang lain. Yah sebuah kisah yang saat itu juga telah mengubah cara berpikir saya mengenai arti kata syukur.
Saat itu saya masih menginjak bangku kuliah di semester awal. Memang bukan merupakan masa yang sibuk bagi mahasiswa baru yang masih dalam proses pengenalan kuliah. Hal ini yang lantaran membuat saya memutuskan untuk mencari hal baru sekaligus untuk mengisi waktu luang.
Hingga sampailah saya pada sebuah tempat berisikan anak jalanan yang bergabung menjadi satu dengan berbagai latar belakang. Di sana, saya mulai mengajar dan melakukan beberapa kegiatan bersama mereka. Yah, saya baru sadar bahwa hal ini benar-benar sangat menyenangkan dan asyik.
Saya bertemu dengan banyak wajah dengan kisah yang berbeda di sana. Guratan sedih dan juga bahagia bergabung menjadi satu di tempat yang sangat sederhana itu. Hal ini membuat saya kerap mendatangi tempat itu hingga saya bertemu dan menjadi dekat dengan seorang bocah laki-laki. Anggap saja nama bocah tersebut Chandra.
Chandra merupakan salah satu dari banyak anak kurang beruntung yang juga harus berbagi kehidupan di tempat itu. Saya dan Chandra menghabiskan banyak waktu bersama, terkadang saya membawa sebuah cokelat untuk Chandra. Dan saat itulah saya berbahagia dengan senyum berbinar dari bibir kecilnya.
Suatu ketika, saya yang sedang bercengkrama dengan bocah berusia 7 tahun tersebut seketika terhenyak. Chandra merupakan anak yatim yang ditinggal sang ibu untuk selama-lamanya saat usianya masih 6 tahun. Dengan tangan masih memegang cokelat pemberian saya ia mulai bercerita mengenai kisah hidupnya.
Berbagai cerita yang ia lontarkan satu persatu seketika membuat hati saya hancur. Bagaimana tidak, saat saya seusianya banyak hal menyenangkan dan seru yang saya kerjakan. Namun nasib Chandra berbeda, dan jelas sangat berbeda.
Dari semua kisah yang ia ucapkan dengan mata berlinang, ada satu yang masih tergambar jelas di benak saya hingga detik ini. Chandra, di usianya yang masih kecil kerap mendatangi makam sang ibu dan menangis di atasnya. Dan yang lebih menyedihkan lagi, bahkan tidur di samping makam sang ibu sudah bukan hal aneh lagi baginya.
Saya yang saat itu mulai bergetar, lebih terkejut lagi saat Chandra berusaha untuk tersenyum dan berkata " tapi di sana aku sering di gigit nyamuk kak." Tanpa basa-basi, saya yang masih bertahan untuk tak menangis di hadapannya lantas tersenyum dan berkata. " Chandra janji yah harus jadi orang kaya dan pintar suatu saat nanti?," kataku dengan nada parau.
Bocah malang itupun lantas tersenyum dan mengangguk seolah ingin meyakinkan saya bahwa ia berjanji untuk menjadi seseorang nantinya. Namun, beberapa hari kemudian saya dikejutkan dengan suatu berita mengenai Chandra. Yah, bocah malang itupun akhirnya memutuskan untuk kabur dan mencari dunianya di luar sana. Namun kisah mengenai dirinya dan senyum polos Chandra tak akan pernah bisa saya lupakan. Hingga detik ini.
Dan dengan kisah ini, apa kita masih mau terus berkeluh kesah sementara di luar sana ratusan anak tak tahu arah tujuan hidupnya?
Quote:




Spoiler for THREAD ANE YANG LAIN MAMPIR YAA:
Quote:
DARI BEKASI KE MANGGARAI KAKEK NENEK DI PAKSA BERDIRI DI PINTU KERETA
http://www.kaskus.co.id/thread/529e0...i-pintu-kereta
"iblis menggugat tuhan"
http://www.kaskus.co.id/thread/528f2...ugat-tuhanquot
GEROMBOLAN HACKER "ANONYMOUS" BANYAK BACOT......
http://www.kaskus.co.id/thread/5327e...t-banyak-bacot
cheat game online sengaja di buat?? benarkah
http://www.kaskus.co.id/thread/53295...-buat-benarkah
LIHAT HEWAN NYA !!! ....LIHAT HEWAN NYA !!! ( GIF )
http://www.kaskus.co.id/thread/5342b...ewan-nya---gif
SAYA COPET !!! SAYA COPET !!!!! ( KISAH NYATA)
http://www.kaskus.co.id/thread/538ca...---kisah-nyata
KALAU POLISI NGUMPET DI SINI TEMPATNYA!!!!!!!
http://www.kaskus.co.id/thread/5375d...sini-tempatnya
BENCI ATAU CINTA PERJUANGAN PALESTINA,,(sejarah,emosi dan air mata)
http://www.kaskus.co.id/thread/53c02...i-dan-air-mata
http://www.kaskus.co.id/thread/529e0...i-pintu-kereta
"iblis menggugat tuhan"
http://www.kaskus.co.id/thread/528f2...ugat-tuhanquot
GEROMBOLAN HACKER "ANONYMOUS" BANYAK BACOT......
http://www.kaskus.co.id/thread/5327e...t-banyak-bacot
cheat game online sengaja di buat?? benarkah
http://www.kaskus.co.id/thread/53295...-buat-benarkah
LIHAT HEWAN NYA !!! ....LIHAT HEWAN NYA !!! ( GIF )
http://www.kaskus.co.id/thread/5342b...ewan-nya---gif
SAYA COPET !!! SAYA COPET !!!!! ( KISAH NYATA)
http://www.kaskus.co.id/thread/538ca...---kisah-nyata
KALAU POLISI NGUMPET DI SINI TEMPATNYA!!!!!!!
http://www.kaskus.co.id/thread/5375d...sini-tempatnya
BENCI ATAU CINTA PERJUANGAN PALESTINA,,(sejarah,emosi dan air mata)
http://www.kaskus.co.id/thread/53c02...i-dan-air-mata
Diubah oleh rayapcomunity 26-07-2014 10:09
0
5.7K
Kutip
54
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan