- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Goenawan Mohamad Pegang Kunci "Penculikan 1998"


TS
boromiri
Goenawan Mohamad Pegang Kunci "Penculikan 1998"
Dalam debat capres pertama Prabowo meminta JK untuk bertanya pada atasannya bila mau tahu perihal kasus penangkapan terduga teroris oleh Tim Mawar atau yang dikenal sebagai “penculikan aktivis” tahun 1998, mengindikasikan bahwa yang terjadi adalah operasi resmi negara. Sementara itu Wiranto; Fachrul Razi; Agum Gumelar, ketiganya jenderal yang bertanggung jawab memecat Prabowo menyatakan bahwa Prabowo penanggung jawab pertama dan utama, karena “penculikan aktivis” adalah inisiatif pribadi.
Siapa pihak yang benar? Bila sejarah mengajarkan kita sesuatu maka kita harus percaya pada perkataan Prabowo sebab dia lebih jujur dan tidak suka menutup-nutupi. Namun masalahnya apakah ada bukti?
“Kebetulan”, lebih dari 16 tahun lalu website SiaR dan Xpos pernah mengulas sedikit mengenai putusan DKP dan mereka mengatakan bahwa alasan Prabowo tidak dibawa ke Mahkamah Militer adalah karena sebenarnya operasi penangkapan teroris tersebut adalah operasi resmi negara dan bukan itu saja, Prabowo malah memiliki surat perintah dari Panglima ABRI Jenderal Feisal Tandjung yang mana pada saat bersamaan Wiranto adalah KSADnya. Petikan dari SiaR dan XPos itu adalah sebagai berikut ini:
“Tapi, teknik ABRI menyelesaikan intern soal penculikan ini, agaknya memang sengaja ditempuh untuk menghindari terbongkarnya orang-orang di belakang Prabowo. Sebuah sumber di Mabes ABRI mengatakan, sebetulnya Prabowo punya surat perintah penculikan itu, yang diteken oleh Jenderal Feisal Tanjung, Pangab sebelumnya. Surat itu, konon, akan dibeberkan kalau Prabowo diseret ke Mahmilub. Akibatnya, Wiranto berkompromi dengan menjatuhkan hukuman yang ringan untuk Prabowo.”
http://www.minihub.org/siarlist/msg00741.html
Bila SiaR benar maka artinya terang dan jelas bahwa Prabowo memang tidak bersalah sebab dia hanya seorang prajurit yang menjalankan tugas dari Panglima ABRI dan sampai derajat tertentu KSAD. Bila SiaR benar maka kita bisa menyatakan dengan tegas bahwa Wiranto, Fachrul Razi, Agum Gumelar telah melakukan suatu kebohongan publik ketika mereka mengatakan Prabowo dipecat karena melakukan perbuatan tercela dan alasan hukumannya ringan adalah mempertimbangkan marwah mantan Presiden Soeharto, sebab hukuman ringan justru untuk mencegah Prabowo menyeret Panglima ABRI termasuk Feisal Tandjung dan penggantinya, Wiranto.
Masalahnya tentu saja apakah SiaR bisa dipercaya? Bukankah SiaR hanya website anonymous? Perlu saya katakan bahwa pendiri SiaR adalah Goenawan Mohamad yang juga adalah pendiri Tempo, dan oleh karena itu kita bisa bertanya kepada yang bersangkutan untuk menjelaskan tentang “sebuah sumber SiaR di ABRI yang mengungkap bahwa Prabowo memegang Surat Perintah dari Panglima ABRI Feisal Tandjung.” Dalam hal SiaR tidak ada isu perlindungan terhadap sumber pers sebab SiaR bukan pers karena tidak memiliki badan hukum pers.
Dengan demikian Goenawan Mohamad yang mendukung Jokowi tersebut memegang kunci penting untuk membuka kasus “penculikan aktivis” yang terjadi tahun 1998, yaitu apakah kasus tersebut operasi resmi negara atau inisiatif pribadi Prabowo? Dan dari media buatan Goenawan Mohamad ternyata terungkap bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah operasi resmi negara untuk mengamankan terduga teroris. Bila demikian maka semua petinggi teras ABRI saat itu termasuk Wiranto; Soebagyo HS; Agum Gumelar; Fachrul Razi terlibat!!
Bila kita hubungkan pernyataan SiaR milik Goenawan Mohamad dengan pernyataannya kepada Wijaya Herlambang bahwa Prabowo tidak bersalah merekayasa Kerusuhan 13-14 Mei 1998, maka Goenawan Mohamad juga memegang kunci Prabowo sebagai orang tidak bersalah yang menjadi kambing hitam orang-orang jahat di negara ini. Kata-kata Goenawan Mohamad itu adalah sebagai berikut ini:
“Kerusuhan Mei, dikatakan Prabowo di belakangnya, saya tidak percaya. Karena itu kita harus melawan yang menulis tentang itu karena bohong dan tidak mengerti..”
Lalu apa yang harus dilakukan sekarang? Sebagai pemegang kunci membuka semua kasus ini tentu Goenawan Mohamad harus membuka informan SiaR di dalam ABRI yang menyatakan ada Surat Perintah Panglima ABRI Feisal Tandjung untuk memulai Operasi Mantap Jaya.
Semua fakta ini sekaligus membuka alasan Munir membela Prabowo dan menyatakan Prabowo sebagai orang tidak bersalah yang dikorbankan “mereka,” Siapa mereka sebagaimana dimaksud Munir? Hanya beliau yang tahu, tapi yang jelas sebelum ke Belanda, Munir pernah menyatakan bahwa dia akan mengungkap dalang “penculikan” aktivis dan tentu saja kita tahu bahwa Munir kemudian dibunuh Hendropriyono; Ass’at dan Muchdi Pr, ketiganya juga pendukung Jokowi.
Siapa pihak yang benar? Bila sejarah mengajarkan kita sesuatu maka kita harus percaya pada perkataan Prabowo sebab dia lebih jujur dan tidak suka menutup-nutupi. Namun masalahnya apakah ada bukti?
“Kebetulan”, lebih dari 16 tahun lalu website SiaR dan Xpos pernah mengulas sedikit mengenai putusan DKP dan mereka mengatakan bahwa alasan Prabowo tidak dibawa ke Mahkamah Militer adalah karena sebenarnya operasi penangkapan teroris tersebut adalah operasi resmi negara dan bukan itu saja, Prabowo malah memiliki surat perintah dari Panglima ABRI Jenderal Feisal Tandjung yang mana pada saat bersamaan Wiranto adalah KSADnya. Petikan dari SiaR dan XPos itu adalah sebagai berikut ini:
“Tapi, teknik ABRI menyelesaikan intern soal penculikan ini, agaknya memang sengaja ditempuh untuk menghindari terbongkarnya orang-orang di belakang Prabowo. Sebuah sumber di Mabes ABRI mengatakan, sebetulnya Prabowo punya surat perintah penculikan itu, yang diteken oleh Jenderal Feisal Tanjung, Pangab sebelumnya. Surat itu, konon, akan dibeberkan kalau Prabowo diseret ke Mahmilub. Akibatnya, Wiranto berkompromi dengan menjatuhkan hukuman yang ringan untuk Prabowo.”
http://www.minihub.org/siarlist/msg00741.html
Bila SiaR benar maka artinya terang dan jelas bahwa Prabowo memang tidak bersalah sebab dia hanya seorang prajurit yang menjalankan tugas dari Panglima ABRI dan sampai derajat tertentu KSAD. Bila SiaR benar maka kita bisa menyatakan dengan tegas bahwa Wiranto, Fachrul Razi, Agum Gumelar telah melakukan suatu kebohongan publik ketika mereka mengatakan Prabowo dipecat karena melakukan perbuatan tercela dan alasan hukumannya ringan adalah mempertimbangkan marwah mantan Presiden Soeharto, sebab hukuman ringan justru untuk mencegah Prabowo menyeret Panglima ABRI termasuk Feisal Tandjung dan penggantinya, Wiranto.
Masalahnya tentu saja apakah SiaR bisa dipercaya? Bukankah SiaR hanya website anonymous? Perlu saya katakan bahwa pendiri SiaR adalah Goenawan Mohamad yang juga adalah pendiri Tempo, dan oleh karena itu kita bisa bertanya kepada yang bersangkutan untuk menjelaskan tentang “sebuah sumber SiaR di ABRI yang mengungkap bahwa Prabowo memegang Surat Perintah dari Panglima ABRI Feisal Tandjung.” Dalam hal SiaR tidak ada isu perlindungan terhadap sumber pers sebab SiaR bukan pers karena tidak memiliki badan hukum pers.
Dengan demikian Goenawan Mohamad yang mendukung Jokowi tersebut memegang kunci penting untuk membuka kasus “penculikan aktivis” yang terjadi tahun 1998, yaitu apakah kasus tersebut operasi resmi negara atau inisiatif pribadi Prabowo? Dan dari media buatan Goenawan Mohamad ternyata terungkap bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah operasi resmi negara untuk mengamankan terduga teroris. Bila demikian maka semua petinggi teras ABRI saat itu termasuk Wiranto; Soebagyo HS; Agum Gumelar; Fachrul Razi terlibat!!
Bila kita hubungkan pernyataan SiaR milik Goenawan Mohamad dengan pernyataannya kepada Wijaya Herlambang bahwa Prabowo tidak bersalah merekayasa Kerusuhan 13-14 Mei 1998, maka Goenawan Mohamad juga memegang kunci Prabowo sebagai orang tidak bersalah yang menjadi kambing hitam orang-orang jahat di negara ini. Kata-kata Goenawan Mohamad itu adalah sebagai berikut ini:
“Kerusuhan Mei, dikatakan Prabowo di belakangnya, saya tidak percaya. Karena itu kita harus melawan yang menulis tentang itu karena bohong dan tidak mengerti..”
Lalu apa yang harus dilakukan sekarang? Sebagai pemegang kunci membuka semua kasus ini tentu Goenawan Mohamad harus membuka informan SiaR di dalam ABRI yang menyatakan ada Surat Perintah Panglima ABRI Feisal Tandjung untuk memulai Operasi Mantap Jaya.
Semua fakta ini sekaligus membuka alasan Munir membela Prabowo dan menyatakan Prabowo sebagai orang tidak bersalah yang dikorbankan “mereka,” Siapa mereka sebagaimana dimaksud Munir? Hanya beliau yang tahu, tapi yang jelas sebelum ke Belanda, Munir pernah menyatakan bahwa dia akan mengungkap dalang “penculikan” aktivis dan tentu saja kita tahu bahwa Munir kemudian dibunuh Hendropriyono; Ass’at dan Muchdi Pr, ketiganya juga pendukung Jokowi.
0
3.5K
45
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan