

TS
peacemycountry
Open BTS
Quote:
Dasar-Dasar Merakit OpenBTS ala Onno Purbo
JAKARTA, KOMPAS.com - Open Base Transceiver Station, atau disingkat OpenBTS, adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan pengguna ponsel GSM melakukan pangilan telepon atau berkirim pesan singkat (sms), tanpa menggunakan jaringan operator selular komersial.
Artinya, dengan teknologi ini pengguna bisa melakukan telepon atau sms tanpa membutuhkan pulsa. Bahkan, dengan merakit OpenBTS ini, sebenarnya ibaratnya membangun operator seluler sendiri. Hanya saja jangkauan sinyalnya terbatas, dan hanya bisa berkomunikasi dengan ponsel lain yang terkoneksi dengan jaringan OpenBTS ini.
Penerapan OpenBTS di Indonesia sedang digalakkan oleh praktisi teknologi informasi Onno W Purbo. Berikut adalah dasar-dasar perangkat dan piranti lunak yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi ini seperti dikemukakan oleh Onno saat ditemui di kediamannya.
Hardware
Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook.
Kemudian, untuk OpenBTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP) dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver.
USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada Base Transceiver Station (BTS) operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga 15 sampai 20 juta.
Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut.
Software
Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan OpenBTS.
Semua software yang digunakan untuk OpenBTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source.
Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software OpenBTS, untuk mengontrol operasi BTS. Dan juga ada software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G.
Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
Logika berpikir hardware USRP
Logika berpikir USRP dalam OpenBTS ini kira-kira seperti sound card pada komputer. Sebuah sound card harus diprogram agar mengeluarkan sinyal audio.
Nah, begitu juga dengan USRP yang diprogram agar mengeluarkan sinyal radio. Bukan hanya sinyal radio, USRP ini bisa diatur untuk mengeluarkan sinyal AM, FM, ataupun sinyal TV. Semua sinyal itu diprogram melalui software.
Inilah yang menyebabkan OpenBTS bisa dirakit dengan harga yang murah. Karena pemancarnya diatur lewat software. Jika pemancarnya berupa hardware pasti membutuhkan biaya miliaran rupiah.
Jangkauan OpenBTS versi minimal ini hanya 5 sampai 10 meter saja. Karena, konsumsi listriknya hanya 100 mili watt. Jika power amplifier-nya diganti menjadi 10 watt, seharga 120 juta rupiah (belum termasuk ongkos kirim), jangkauannya bisa mencapai 5 kilometer lebih.
Coba bandingkan dengan BTS milik operator seluler. Untuk versi yang serupa, dibutuhkan biaya 1,5 miliar rupiah.
Bagaimana? Tertarik untuk merakit OpenBTS dan mengasuh operator sendiri?
JAKARTA, KOMPAS.com - Open Base Transceiver Station, atau disingkat OpenBTS, adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang memungkinkan pengguna ponsel GSM melakukan pangilan telepon atau berkirim pesan singkat (sms), tanpa menggunakan jaringan operator selular komersial.
Artinya, dengan teknologi ini pengguna bisa melakukan telepon atau sms tanpa membutuhkan pulsa. Bahkan, dengan merakit OpenBTS ini, sebenarnya ibaratnya membangun operator seluler sendiri. Hanya saja jangkauan sinyalnya terbatas, dan hanya bisa berkomunikasi dengan ponsel lain yang terkoneksi dengan jaringan OpenBTS ini.
Penerapan OpenBTS di Indonesia sedang digalakkan oleh praktisi teknologi informasi Onno W Purbo. Berikut adalah dasar-dasar perangkat dan piranti lunak yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi ini seperti dikemukakan oleh Onno saat ditemui di kediamannya.
Hardware
Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook.
Kemudian, untuk OpenBTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP) dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver.
USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada Base Transceiver Station (BTS) operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga 15 sampai 20 juta.
Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut.
Software
Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan OpenBTS.
Semua software yang digunakan untuk OpenBTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source.
Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software OpenBTS, untuk mengontrol operasi BTS. Dan juga ada software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G.
Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
Logika berpikir hardware USRP
Logika berpikir USRP dalam OpenBTS ini kira-kira seperti sound card pada komputer. Sebuah sound card harus diprogram agar mengeluarkan sinyal audio.
Nah, begitu juga dengan USRP yang diprogram agar mengeluarkan sinyal radio. Bukan hanya sinyal radio, USRP ini bisa diatur untuk mengeluarkan sinyal AM, FM, ataupun sinyal TV. Semua sinyal itu diprogram melalui software.
Inilah yang menyebabkan OpenBTS bisa dirakit dengan harga yang murah. Karena pemancarnya diatur lewat software. Jika pemancarnya berupa hardware pasti membutuhkan biaya miliaran rupiah.
Jangkauan OpenBTS versi minimal ini hanya 5 sampai 10 meter saja. Karena, konsumsi listriknya hanya 100 mili watt. Jika power amplifier-nya diganti menjadi 10 watt, seharga 120 juta rupiah (belum termasuk ongkos kirim), jangkauannya bisa mencapai 5 kilometer lebih.
Coba bandingkan dengan BTS milik operator seluler. Untuk versi yang serupa, dibutuhkan biaya 1,5 miliar rupiah.
Bagaimana? Tertarik untuk merakit OpenBTS dan mengasuh operator sendiri?
SUMBER
Nah ini pendapat Tiffatul Sembiring tentang open BTS.
Quote:
Kritik Open BTS, Menkominfo Bela Pemblokiran
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring angkat bicara soal isu hangat yang sempat menjadi kontroversi belakangan ini. Misalnya saja, tentang Open BTS dan pemblokiran konten dan situs negatif di internet.
“Soal open BTS, jangan mengaku produk sendiri. Ilmuwan itu harus jujur dan ilmiah, ini kreativitas Harvind Samra dan David Burgess," tulisnya lewat akun Twitter @tifsembiring.
Tudingan ini jelas dialamatkan kepada para pegiat Open BTS. Khususnya Onno Widodo Purbo yang belakangan namanya juga diapungkan untuk menjadi calon pengganti Tifatul sebagai Menkominfo.
"Saya tidak menolak open BTS, tapi karena menggunakan frekuensi, maka harus ada izin spektrum. Ini berlaku bagi semua pihak tanpa kecuali,” tegasnya baru-baru ini.
Sedangkan terkait blokir konten, Menkominfo menegaskan, ada mekanismenya. "Ada Tim Trust positif di bawah Ditjen Aptika, ada aturannya dalam UU, PP dan lainnya. Selama ini hal tersebut diatur dalam peraturan Dirjen Aptika, lalu dinaikkan jadi PM. Ada aduan masyarakat melalui pengaduan konten negatif. Ada lembaga-lembaga yang berwenang meminta pemblokiran,” jelasnya.
Ditambahkannya, tim Trust Positif mengawasi terus konten yang beredar, dan tidak perlu izin menteri untuk memblokir sesuatu yang memang jelas konten negatif.
Seperti diketahui, selama menjadi Menkominfo, Tifatul memang banyak mendapatkan serangan dari para warga internet khususnya tentang tata kelola internet di Indonesia. Kasus terakhir yang marak diperdebatkan adalah masalah pemblokiran situs Vimeo.
“Ada kritik yang membangun dan bernada menjatuhkan. Saya mengamati ini. Ada yang kebelet sekali jadi menteri. Silakan, bungkus. Tentang yang tidak puas dengan kinerja saya sebagai Menkominfo, saya ucapkan terimakasih atas segala masukannya. Saya sendiri juga belum puas. Saya tidak akan mengajukan diri jadi menteri. Saya ditugaskan partai dalam KIB ke-2 ini. Saya tidak akan mengemis untuk urusan ini,” tegasnya.
(rou/fyk)
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring angkat bicara soal isu hangat yang sempat menjadi kontroversi belakangan ini. Misalnya saja, tentang Open BTS dan pemblokiran konten dan situs negatif di internet.
“Soal open BTS, jangan mengaku produk sendiri. Ilmuwan itu harus jujur dan ilmiah, ini kreativitas Harvind Samra dan David Burgess," tulisnya lewat akun Twitter @tifsembiring.
Tudingan ini jelas dialamatkan kepada para pegiat Open BTS. Khususnya Onno Widodo Purbo yang belakangan namanya juga diapungkan untuk menjadi calon pengganti Tifatul sebagai Menkominfo.
"Saya tidak menolak open BTS, tapi karena menggunakan frekuensi, maka harus ada izin spektrum. Ini berlaku bagi semua pihak tanpa kecuali,” tegasnya baru-baru ini.
Sedangkan terkait blokir konten, Menkominfo menegaskan, ada mekanismenya. "Ada Tim Trust positif di bawah Ditjen Aptika, ada aturannya dalam UU, PP dan lainnya. Selama ini hal tersebut diatur dalam peraturan Dirjen Aptika, lalu dinaikkan jadi PM. Ada aduan masyarakat melalui pengaduan konten negatif. Ada lembaga-lembaga yang berwenang meminta pemblokiran,” jelasnya.
Ditambahkannya, tim Trust Positif mengawasi terus konten yang beredar, dan tidak perlu izin menteri untuk memblokir sesuatu yang memang jelas konten negatif.
Seperti diketahui, selama menjadi Menkominfo, Tifatul memang banyak mendapatkan serangan dari para warga internet khususnya tentang tata kelola internet di Indonesia. Kasus terakhir yang marak diperdebatkan adalah masalah pemblokiran situs Vimeo.
“Ada kritik yang membangun dan bernada menjatuhkan. Saya mengamati ini. Ada yang kebelet sekali jadi menteri. Silakan, bungkus. Tentang yang tidak puas dengan kinerja saya sebagai Menkominfo, saya ucapkan terimakasih atas segala masukannya. Saya sendiri juga belum puas. Saya tidak akan mengajukan diri jadi menteri. Saya ditugaskan partai dalam KIB ke-2 ini. Saya tidak akan mengemis untuk urusan ini,” tegasnya.
(rou/fyk)
SUMBER
0
4.8K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan