- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PERNAH DENGER CERITA "NANCY SI NONE BELANDA"


TS
Ms.Noer
PERNAH DENGER CERITA "NANCY SI NONE BELANDA"
Agak sabar gan baca nya. Lumayan pegel

Kasih
yah kalau ceritanya menarik


Kasih

Spoiler for NANCY:
Perkenalkan teman, nama saya adalah harun. Saya adalah seorang pelajar kelas 3 SMA asal kota Bandung. Kota yang sangat terkenal dengan wisata kulinernya dan menjadi kota trendsetter untuk masalah fashion. Banyak sekali seniman-seniman yang berasal dari kota Bandung. Oleh karena itu, Bandung sering disebut juga sebagai kota kreatif.
Tidak banyak kegiatan yang saya lakukan di Bandung ini. Layaknya pelajar pada umumnya, saya disibukan dengan bersekolah dan sesekali menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman di beberapa tempat menarik di Bandung. Kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya berwisata ”malam”. Tidak bisa dipungkiri, Bandung itu memiliki banyak sekali tempat sejarah, bisa dilihat dari bangunan-bangunan yang terdapat di sini, termasuk bangunan sekolah saya.
Sebelumnya, saya jelaskan dulu background keluarga saya. Saya memiliki ayah seorang seniman pahat yang cukup terkenal untuk skala Bandung. Dan seorang ibu yang aktif di bidang kesehatan, kebetulan beliau bekerja di dinas kesehatan kota Bandung. Maka, bisa kita simpulkan bahwa saya tidak berasal dari keluarga yang “sangat islam”. Walaupun pengetahuan agama saya tidak banyak, tapi saya cukup paham bagaimana menjalani hidup dengan aturan-aturan yang ada dalam agama saya. Saya percaya dengan yang namanya makhluk halus. Tapi jujur saya belum pernah melihat “mereka”, selama 18tahun hidup saya. Saya bukanlah seorang anak yang penakut. Bila diijinkan, dengan senang hati, saya ingin sekali melihat “mereka”, seru rasanya berbincang-bincang dengan makhluk yang berbeda alam dengan kita, manusia.
Mari kita mulai ceritanya dari sekolah saya. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam sejarah Negara kita, Indonesia adalah Negara bekas jajahan Belanja. Hampir 350 tahun, Negara ber-ibu kota Amsterdam itu menjajah Indonesia. Maka, banyak sekali peninggalan-peninggalan khas Negara Belanda di beberapa kota di Indonesia, termasuk Bandung. Salah satu peninggalan Belanda di Bandung adalah sekolah saya.
Baik kita mulai ceritanya, mungkin sebagian dari kalian pernah mendengar cerita NANCY. Nama Nancy sudah tidak asing lagi bagi pelajar yang bersekolah di sekolah ini, terutama bagi mereka angkatan tahun 90an, baik siswa-siswinya maupun para staf pengajar dan staf sekolah. Mungkin umur Nancy sudah tidak muda lagi, namun banyak sekali yang ingin sekali bertemu dengannya. Menurut beberapa orang, pengalaman bertemu Nancy sangat berkesan, susah untuk dilupakan. Efek-efek yang ditimbulkan biasanya dimulai dari muringkaknya bulu kuduk yang diikuti dengan ketakutan yang sangat dahsyat. Saya pun sangat penasaran dengan rupa dari Nancy ini. Karena selama bersekolah disini, saya tidak pernah berjumpa dengannya, mungkin karena memang jarang sekali saya main kesekolah dimalam hari.
Waktu itu, Hadi, teman satu bangku saya mengajak saya untuk berwisata malam disekolah ini.
“Run, lo mau kemana malam ini?” hadi berbisik ketika pelajaran berlangsung.
“ga tau, kenapa emang?”
Hadi mengajak saya untuk bermain kesekolah dimalam hari. Kita pun bertemu disalah satu tempat makan dekat sekolah pada malam hari. Ternyata Hadi tidak hanya mangajak saya. Ada Abdur, Widya dan Ratna, mungkin agar lebih ramai terlihatnya.
Malam itu adalah malam jum’at. Tepat sekali, konon katanya Nancy sering muncul dimalam seperti ini. Kita pun membuat formasi sebelum masuk kesekolah. Dari kita berlima ini, nampaknya Hadi yang paling berani, karena memang dia yang paling bersemangat untuk wisata malam ini.
“oke semua, jadi gue bakal jalan paling depan ya. Terus lo Harun, dibelakang gue, diikuti oleh Widya, Ratna sama Adbur” Hadi memberikan arahan.
“di, lo yakin nih sama rencana kita ini?” Tanya Widya dengan wajah yang mulai panik karena suasana malam dengan angin dingin yang masuk ketubuh.
“gue sih bukan takut sama setannya. Kalau ketauan satpam terus dilaporin guru, lo mau tanggung jawab” Ratna, mengintimidasi kita agar tidak jadi berwisata malam.
“tenang semua tenang. Gue akan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup lo semua disini” Hadi menyakinkan.
Menurut seorang teman yang bisa “melihat”. Si pemudi Nancy ini (entah nama asli atau bukan) adalah seorang None Belanda yang bunuh diri sebelum tahun 50an dengan cara menjatuhkan diri di tangga dekat aula depan sekolah. Kemunculan Nancy biasanya terjadi di daerah tersebut. Melayang dari bagian atas tangga dengan darah mengalir dari salah satu sudut bibirnya. Banyak sekalian rumor yang beredar tentang kematian Nancy ini. Ada yang bilang dia jatuh cinta pada seorang pemuda Inlander tapi hubungan asmara ini ditentang oleh keluarganya, sehingga dia prustasi dan bunuh diri. Ada juga yang bilang dia dirudapaksa kemudian bunuh diri.
Tapi apapun penyebabnya, Nancy sudah jadi penghuni tetap sekolah ini.
Kita langsung berjalan ke TKP dengan cara berjalan pelan-pelan sambil berpeganan tangan (kaya mau nyebrang). Terus, Hadi yang awalnya sangat berani, mulai merasa takut ketika kita menaiki anak tangga, tempat dimana Nancy bunuh diri.
“Wid wid, lo ga apa-apa kan. Lo takut ga?” Hadi dengan gaya yang so berani nya itu.
“Nganaaaaaaa pikirrrrrrr, takut lah gilak lo” Widya menjawab
“Run gimana si lo, ga bisa apa lo jagain cewek biar ga takut?. Sini lo tukeran sama gue, gue yang didepan Widya. Lo jalan pertama”
Saya paham sekali apa maksud dari Hadi. Saya dan Hadi pun bertukar posisi.
Hampir 15menit kita berjalan-jalan disekolah, kita tak kundung berjumpa dengan Nancy. Kita putuskan untuk keluar dari sekolah itu dan mampir disalah satu café di kota Bandung sambil bercerita tentang sosok Nancy ini. Jadi, memang sudah lama sekali tidak terdengar penampakan dari Nancy.
“petama gue dengar nama Nancy, itu dari kakak gue yang sekolah disini, tahun 89-an” terang Abdur.
“iyaaaaa, apa kata kakak lo” Ratna bertanya.
“hmmmmm, banyak sih yang kakak gue ceritain. Yang paling gue inget itu ketika seorang guru wanita bertemu dengan Nancy. Waktu itu emang udah hits tuh nama Nancy dilingkungan sekolah. Jadi banyak banget siswa atau guru yang ga berani lama-lama disekolah. Yaaa kalau udah kelar sekolah, langsung balik”
“terus terusssss” Widya penasaran.
“nah si ibu guru ini ternyata keasikan kerja, nyampe lupa waktu. Matahari udah tenggelam tuh. Si ibu guru kan ga bawa kendaraan, balik sendirian takut naek angkot, akhirnya nelepon anaknya buat jemput doi. Jaman dulu kan belum musim handphone, jadi si ibu guru ini mesti pergi nelepon dari telepon umum yang ada di aula persis di seberang tangga. Awalnya baik-baik aja tuh. Dia telepon anaknya buat dijemput disekolah, anaknya jawab, tapi pas ditanya balik malah ga ada jawaban dari si ibu”
“brrrrrr merinding gue” hadi memotong.
“yeeee diem dulu. Lanjutin dur” saya mempersilahkan Abdur melanjutkan.
“kira-kira 30menit dari telepon itu, si anak nyampe disekolahan. Terus nemuin ibunya udah ga sadar di boks telepon umum. Ceunah mah, pas nelepon itu, Nancy tiba-tiba muncul persis didepan muka si ibu guru. Ibu gurunya pingsan deh”
Sosok Nancy tidak bisa jauh dari namanya Mang Ucha, pengurus sekolah sekaligus kuncen. Kata alumni tahun 92-an, kalau mau bikin acara sekolah malam hari, kita harus kerjasama dengan Mang Ucha biar acaranya berjalan baik-baik saja. Konon, Mang Ucha ini bisa memindahkan Nancy ketempat yang lebih aman dari kegiatan (sambil di kasih kopi item dan rokok garpit, biar Nancy diem).
“balik lagi yuk kesekolahan” Saya menawarkan dengan rasa penasaran.
“engga gaaa. Lo ga kasian apa sama Widya, udah ketakutan gitu” Hadi menolak.
“yeeee bilang aja lo yang takut” sahut Ratna.
“ahhahaaaahaaa” semua tertawa.
Ketika kita sedang asik berbincang mengenai sosok Nancy ini, sambil menikmati makanan ringan yang sudah kita pesan sebelumnya, tiba-tiba seorang pelayan café menghampiri.
“dek, lagi bicarain Nancy?” pelayan.
“iya mas, ada apa? Mas punya cerita tentang sosok Nancy ini?” Hadi menjawab sekaligus bertanya.
“sebenernya, cerita-cerita angker di jl. Belitung ini, bukan hanya berasal dari Nancy dek. Ada juga cerita-cerita poltergeist atau tokoh-tokoh lain seperti pastor dan perwira Belanda yang sebenernya mungkin temen sepermainan Nancy”
“seriussss mas” Hadi dengan muka yang penasaran.
“kalau cerita pastor itu gue pernah denger. Kalau ga salah pernah masuk acaranya Trans7 deh, dua dunia” sahut saya.
“aaaaaaa aku mau denger cerita Nancy lagi mas, ada?” Widya bertanya.
“dulu sih katanya pernah ada kepala sekolah baru disekolah itu, beliau kayanya belum paham sama sosok Nancy ini. Jadi ada satu malam dimana kepsek itu pulang agak larut. Waktu kepsek itu asik ngetik, beliau mendengar tangisan dari lantai atas. Maksudnya sih mau bantu si gadis itu, karna kepsek pikir itu hanya siswinya yang lagi galau karena putus sama cowoknya. Pas naik kelantai atas, gelap banget, si kepsek ga nemuin siapa-siapa. Di dalam keheningan, malah yang kedenger itu suara mesin tik dari lantai bawah. Langsung lah beliau cek kebawah. Ternyata suara mesin tik itu kedenger dari ruangannya. Pas dibuka ga ada siapa-siapa, jadi ada suaranya doang. Gituuuuuu”
“pulanggg yuu pulanggg” ketakutan widya semakin memuncak
Malam itu pun kita akhiri dengan rasa penasaran yang tertinggal dikepala ini. Saya mungkin belum diberikan ijin untuk berjumpa dengan makhluk-makhluk seperti Nancy pada saat itu. Tapi saya percaya, dunia lain selain dunia manusia itu memang ada.
Sebenarnya, saya ingin sekali melanjutan cerita-cerita saya berwisata malam di Bandung ini. Cerita-cerita dari “rumah kentang” yang terletak di dekat lapangan saparua. Ambulan hantu yang katanya mau di pindahin kemana juga ambulannya bakal tetep balik lagi ketempat itu. Rumah gurita yang penuh dengan misteri. Sampai investigasi saya bersama teman-teman disalah satu sekolah tinggi perhotelan di Bandung. Mungkin next paper
Tidak banyak kegiatan yang saya lakukan di Bandung ini. Layaknya pelajar pada umumnya, saya disibukan dengan bersekolah dan sesekali menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman di beberapa tempat menarik di Bandung. Kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya berwisata ”malam”. Tidak bisa dipungkiri, Bandung itu memiliki banyak sekali tempat sejarah, bisa dilihat dari bangunan-bangunan yang terdapat di sini, termasuk bangunan sekolah saya.
Sebelumnya, saya jelaskan dulu background keluarga saya. Saya memiliki ayah seorang seniman pahat yang cukup terkenal untuk skala Bandung. Dan seorang ibu yang aktif di bidang kesehatan, kebetulan beliau bekerja di dinas kesehatan kota Bandung. Maka, bisa kita simpulkan bahwa saya tidak berasal dari keluarga yang “sangat islam”. Walaupun pengetahuan agama saya tidak banyak, tapi saya cukup paham bagaimana menjalani hidup dengan aturan-aturan yang ada dalam agama saya. Saya percaya dengan yang namanya makhluk halus. Tapi jujur saya belum pernah melihat “mereka”, selama 18tahun hidup saya. Saya bukanlah seorang anak yang penakut. Bila diijinkan, dengan senang hati, saya ingin sekali melihat “mereka”, seru rasanya berbincang-bincang dengan makhluk yang berbeda alam dengan kita, manusia.
Mari kita mulai ceritanya dari sekolah saya. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam sejarah Negara kita, Indonesia adalah Negara bekas jajahan Belanja. Hampir 350 tahun, Negara ber-ibu kota Amsterdam itu menjajah Indonesia. Maka, banyak sekali peninggalan-peninggalan khas Negara Belanda di beberapa kota di Indonesia, termasuk Bandung. Salah satu peninggalan Belanda di Bandung adalah sekolah saya.
Baik kita mulai ceritanya, mungkin sebagian dari kalian pernah mendengar cerita NANCY. Nama Nancy sudah tidak asing lagi bagi pelajar yang bersekolah di sekolah ini, terutama bagi mereka angkatan tahun 90an, baik siswa-siswinya maupun para staf pengajar dan staf sekolah. Mungkin umur Nancy sudah tidak muda lagi, namun banyak sekali yang ingin sekali bertemu dengannya. Menurut beberapa orang, pengalaman bertemu Nancy sangat berkesan, susah untuk dilupakan. Efek-efek yang ditimbulkan biasanya dimulai dari muringkaknya bulu kuduk yang diikuti dengan ketakutan yang sangat dahsyat. Saya pun sangat penasaran dengan rupa dari Nancy ini. Karena selama bersekolah disini, saya tidak pernah berjumpa dengannya, mungkin karena memang jarang sekali saya main kesekolah dimalam hari.
Waktu itu, Hadi, teman satu bangku saya mengajak saya untuk berwisata malam disekolah ini.
“Run, lo mau kemana malam ini?” hadi berbisik ketika pelajaran berlangsung.
“ga tau, kenapa emang?”
Hadi mengajak saya untuk bermain kesekolah dimalam hari. Kita pun bertemu disalah satu tempat makan dekat sekolah pada malam hari. Ternyata Hadi tidak hanya mangajak saya. Ada Abdur, Widya dan Ratna, mungkin agar lebih ramai terlihatnya.
Malam itu adalah malam jum’at. Tepat sekali, konon katanya Nancy sering muncul dimalam seperti ini. Kita pun membuat formasi sebelum masuk kesekolah. Dari kita berlima ini, nampaknya Hadi yang paling berani, karena memang dia yang paling bersemangat untuk wisata malam ini.
“oke semua, jadi gue bakal jalan paling depan ya. Terus lo Harun, dibelakang gue, diikuti oleh Widya, Ratna sama Adbur” Hadi memberikan arahan.
“di, lo yakin nih sama rencana kita ini?” Tanya Widya dengan wajah yang mulai panik karena suasana malam dengan angin dingin yang masuk ketubuh.
“gue sih bukan takut sama setannya. Kalau ketauan satpam terus dilaporin guru, lo mau tanggung jawab” Ratna, mengintimidasi kita agar tidak jadi berwisata malam.
“tenang semua tenang. Gue akan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup lo semua disini” Hadi menyakinkan.
Menurut seorang teman yang bisa “melihat”. Si pemudi Nancy ini (entah nama asli atau bukan) adalah seorang None Belanda yang bunuh diri sebelum tahun 50an dengan cara menjatuhkan diri di tangga dekat aula depan sekolah. Kemunculan Nancy biasanya terjadi di daerah tersebut. Melayang dari bagian atas tangga dengan darah mengalir dari salah satu sudut bibirnya. Banyak sekalian rumor yang beredar tentang kematian Nancy ini. Ada yang bilang dia jatuh cinta pada seorang pemuda Inlander tapi hubungan asmara ini ditentang oleh keluarganya, sehingga dia prustasi dan bunuh diri. Ada juga yang bilang dia dirudapaksa kemudian bunuh diri.
Tapi apapun penyebabnya, Nancy sudah jadi penghuni tetap sekolah ini.
Kita langsung berjalan ke TKP dengan cara berjalan pelan-pelan sambil berpeganan tangan (kaya mau nyebrang). Terus, Hadi yang awalnya sangat berani, mulai merasa takut ketika kita menaiki anak tangga, tempat dimana Nancy bunuh diri.
“Wid wid, lo ga apa-apa kan. Lo takut ga?” Hadi dengan gaya yang so berani nya itu.
“Nganaaaaaaa pikirrrrrrr, takut lah gilak lo” Widya menjawab
“Run gimana si lo, ga bisa apa lo jagain cewek biar ga takut?. Sini lo tukeran sama gue, gue yang didepan Widya. Lo jalan pertama”
Saya paham sekali apa maksud dari Hadi. Saya dan Hadi pun bertukar posisi.
Hampir 15menit kita berjalan-jalan disekolah, kita tak kundung berjumpa dengan Nancy. Kita putuskan untuk keluar dari sekolah itu dan mampir disalah satu café di kota Bandung sambil bercerita tentang sosok Nancy ini. Jadi, memang sudah lama sekali tidak terdengar penampakan dari Nancy.
“petama gue dengar nama Nancy, itu dari kakak gue yang sekolah disini, tahun 89-an” terang Abdur.
“iyaaaaa, apa kata kakak lo” Ratna bertanya.
“hmmmmm, banyak sih yang kakak gue ceritain. Yang paling gue inget itu ketika seorang guru wanita bertemu dengan Nancy. Waktu itu emang udah hits tuh nama Nancy dilingkungan sekolah. Jadi banyak banget siswa atau guru yang ga berani lama-lama disekolah. Yaaa kalau udah kelar sekolah, langsung balik”
“terus terusssss” Widya penasaran.
“nah si ibu guru ini ternyata keasikan kerja, nyampe lupa waktu. Matahari udah tenggelam tuh. Si ibu guru kan ga bawa kendaraan, balik sendirian takut naek angkot, akhirnya nelepon anaknya buat jemput doi. Jaman dulu kan belum musim handphone, jadi si ibu guru ini mesti pergi nelepon dari telepon umum yang ada di aula persis di seberang tangga. Awalnya baik-baik aja tuh. Dia telepon anaknya buat dijemput disekolah, anaknya jawab, tapi pas ditanya balik malah ga ada jawaban dari si ibu”
“brrrrrr merinding gue” hadi memotong.
“yeeee diem dulu. Lanjutin dur” saya mempersilahkan Abdur melanjutkan.
“kira-kira 30menit dari telepon itu, si anak nyampe disekolahan. Terus nemuin ibunya udah ga sadar di boks telepon umum. Ceunah mah, pas nelepon itu, Nancy tiba-tiba muncul persis didepan muka si ibu guru. Ibu gurunya pingsan deh”
Sosok Nancy tidak bisa jauh dari namanya Mang Ucha, pengurus sekolah sekaligus kuncen. Kata alumni tahun 92-an, kalau mau bikin acara sekolah malam hari, kita harus kerjasama dengan Mang Ucha biar acaranya berjalan baik-baik saja. Konon, Mang Ucha ini bisa memindahkan Nancy ketempat yang lebih aman dari kegiatan (sambil di kasih kopi item dan rokok garpit, biar Nancy diem).
“balik lagi yuk kesekolahan” Saya menawarkan dengan rasa penasaran.
“engga gaaa. Lo ga kasian apa sama Widya, udah ketakutan gitu” Hadi menolak.
“yeeee bilang aja lo yang takut” sahut Ratna.
“ahhahaaaahaaa” semua tertawa.
Ketika kita sedang asik berbincang mengenai sosok Nancy ini, sambil menikmati makanan ringan yang sudah kita pesan sebelumnya, tiba-tiba seorang pelayan café menghampiri.
“dek, lagi bicarain Nancy?” pelayan.
“iya mas, ada apa? Mas punya cerita tentang sosok Nancy ini?” Hadi menjawab sekaligus bertanya.
“sebenernya, cerita-cerita angker di jl. Belitung ini, bukan hanya berasal dari Nancy dek. Ada juga cerita-cerita poltergeist atau tokoh-tokoh lain seperti pastor dan perwira Belanda yang sebenernya mungkin temen sepermainan Nancy”
“seriussss mas” Hadi dengan muka yang penasaran.
“kalau cerita pastor itu gue pernah denger. Kalau ga salah pernah masuk acaranya Trans7 deh, dua dunia” sahut saya.
“aaaaaaa aku mau denger cerita Nancy lagi mas, ada?” Widya bertanya.
“dulu sih katanya pernah ada kepala sekolah baru disekolah itu, beliau kayanya belum paham sama sosok Nancy ini. Jadi ada satu malam dimana kepsek itu pulang agak larut. Waktu kepsek itu asik ngetik, beliau mendengar tangisan dari lantai atas. Maksudnya sih mau bantu si gadis itu, karna kepsek pikir itu hanya siswinya yang lagi galau karena putus sama cowoknya. Pas naik kelantai atas, gelap banget, si kepsek ga nemuin siapa-siapa. Di dalam keheningan, malah yang kedenger itu suara mesin tik dari lantai bawah. Langsung lah beliau cek kebawah. Ternyata suara mesin tik itu kedenger dari ruangannya. Pas dibuka ga ada siapa-siapa, jadi ada suaranya doang. Gituuuuuu”
“pulanggg yuu pulanggg” ketakutan widya semakin memuncak
Malam itu pun kita akhiri dengan rasa penasaran yang tertinggal dikepala ini. Saya mungkin belum diberikan ijin untuk berjumpa dengan makhluk-makhluk seperti Nancy pada saat itu. Tapi saya percaya, dunia lain selain dunia manusia itu memang ada.
Sebenarnya, saya ingin sekali melanjutan cerita-cerita saya berwisata malam di Bandung ini. Cerita-cerita dari “rumah kentang” yang terletak di dekat lapangan saparua. Ambulan hantu yang katanya mau di pindahin kemana juga ambulannya bakal tetep balik lagi ketempat itu. Rumah gurita yang penuh dengan misteri. Sampai investigasi saya bersama teman-teman disalah satu sekolah tinggi perhotelan di Bandung. Mungkin next paper

Diubah oleh Ms.Noer 03-08-2014 10:19
0
5.8K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan