Hiruk pikuk capres dah berakhir dengan banyak "tuntutan" Gan, hal ini juga yang menyebabkan dan masih saja menyisakan "kubu-kubu" yang entah terlalu fanatik atau apalah merasa "tidak terima" dengan keadaan dan tetap merasa "yang terpilih" atas dasar kecurangan dan tidak pantas jadi pemimpin.

Jauh sebelum Pilpres ane memang dukung Pak Prabowo yang secara "fisik" tegas dan berwibawa serta memliki kharisma, tapi seiring berjalannya koalisi "gerombolan si berat", jujur jadi il-feel dan pindah haluan ke "gerombolan si kurus", secara dalam "gerombolan si berat" bercokol "tersangka2 KPK" dan "icon2" yang kurang memiliki reputasi bagus di masyarakat.

Singkat cerita siang ini, masih dalam suasana lebaran, terjadi obrolan singkat antara ane dan kakak ipar ane yang seorang Marinir.... (A=ane, K=Kakak ipar)

K: Prabowo itu emang telah dicurangi... (mungkin maksud dia mo ngajak ngobrol2 santai, coz kita lagi kumpul2 di ruang tamu)

A: dicurangi dimana Mas? kalau yang di Papua kan emang udah dijelasin kalo disana menganut "noken"

K: Pokoknya liat aja, Pemerintahan di Tangan Jokowi gak akan Maju, coz yang dukung cuma dari kelautan, korps marinir gak ada yang dukung...

Ane langsung diem Gan, mo debat lebih jauh juga gak enak masih masa lebaran, lagipula ini sama Kakak Ipar, takut disangka ngelunjak, hadeuhhh serba salah dah...

Ini kesimpulan ane sendiri ya Gan, dengan kejadian di atas ane mikir, bahwa "virus-virus kelompok" sudah menyebar, hingga tidak ada lagi "Negeri Indonesia Tercinta", dukungan hanya akan diberikan jika kita dari kelompok yang sama (mendukung orang yang sama), entah apa jadinya negeri ini nanti! kalau kekalahan hanya menyebarkan "virus-virus" yang memecah bangsa kita sendiri, menjadi berkelompok2 tanpa memikirkan arah dan tujuan pembangunan pemerintahan mendatang adalah menyeluruh, adil dan merata demi Bangsa Indonesia sendiri.