silahkan dibaca gan sis.
:')
Maklum kalau trit tak rapi, buat dari Hp gan. mup ya.

Ini sudah mangkuk congyang kedua yang aku
lahap malam itu, tak peduli aku sudah dua jam tidur di pulau ini.supir tua pulau itu kadang sesekali memalingkan tatapannya dari Koran pagi harinya kearah ku.
Mungkin dia
pikir aku kurang waras, di cuaca sepanas ini
dan sedang hujan deras diluar sana, ada rony
yang masih menikmati congyang sampai mangkuk keempat, tenang saja pak tua gumam ku dalam hati mungkin akan ada mangkuk yang ketiga,kesembilan, ketuju dan seterusnya.

Aku tak sangka karna paklik ku pun menunggu.
sruput, congyang demi congyang aku nikmati,
tatapanku hanya menatap kosong pada suatu
titik sembarang di sudut pulau itu. kenangan
demi kenangan aku putar di kaset pita bjakan yg aku beli di apotik dekat rumahku,
seperti komedi putar yang sedang memutar badan menuju semarang, karn harus keterminal dulu.

Membuat hati ini campur
aduk dan sedikit sesak. Me-rewind semua
rutinitas gila minum congyang ini dari mana
asalnya, kalo bukan dari dirinya.


***
4 tahun yang akan datang. Dipulau yang sama
Wajahnya yang sedikit pucat dan tirus, rambut
nya yang agak panjang, tapi terlihat pendek, sedikit berantakan, dia
tersenyum menatap ku penasaran, menunggu
pendapatku tentang rasa congyang yang barusan aku cicipi.


“Gimana?” tatapnya penasaran, air mukanya
mulai menetes serius melihat ekspresiku yang
mengerutkan dahi seperti ada yang salah
dengan congyang yang kunikmati sembari santai di persinggahanku.


“Tunggu!” jawabku sambil memutar kaki ku
seolah berfikir serius mendikripsikan Sesuatu
yang sedang lumer dilidahku, lalu ku coba
semangkuk lagi, sok-sokan lagaku seperti petani
sejati.


“Enaak !!” Seru ku.
Dia tersenyum kecil dan menjewer susuku,
protes melihat ekspresi ku yang menipu. Aku
lantas mengerenyit sambil mengusap pipiku
yang dijewernya.




Cerita yg mengharukan gan :')