- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Tempat Para Penikmat Foto Foto DJadoel...


TS
Yasz Ramone
Tempat Para Penikmat Foto Foto DJadoel...
Quote:
Tempat ini khoesoes boeat para penggemar, penikmat photo photo djaman doeloe jang masih asli...bersih...nyaman...sepi dan pastinja "DJadoel"
Tempat ini joega sebagai sarana oentoek mengenang daerah daerah Indonesia djaman doeloe...
Para kisanak semua bisa nampilin gambar djalan, tempat wisata, gedong, pasar, peta asalkan ya itu tadi "Djadoel"
Tempat ini joega sebagai sarana oentoek mengenang daerah daerah Indonesia djaman doeloe...
Para kisanak semua bisa nampilin gambar djalan, tempat wisata, gedong, pasar, peta asalkan ya itu tadi "Djadoel"
Dimulai dari ane ini photo photo Bandoeng djaman dahoeloe...

Quote:
Spoiler for Gedung Bank Indonesia:
Gedung Bank Indonesia di jalan Perintis Kemerdekaan...
Quote:
SEJARAH
Akibat khawatir akan ekspansi Inggris, pemerintah Hindia Belanda merasa perlu membuka cabang de javasche bank di Bandung yang bertujuan untuk melindungi kekayaan negara dengan menjauhkannya dari daerah pesisir (Batavia) ke pedalaman.Dalam kaitan ini, J Reijsenbach, presiden ke 10 De Javasche Bank, mengajukan permohonan untuk membuka kantor Cabang di Bandung kepada Dewan Militer Hindia Belanda pada tahun 1902.
pada tahun 1906, Direksi De Javache Bank menerima surat dari Gubernur Jendral Hindia Belanda yang berisi penyerahan sebidang tanah seluas 10.460 meter persegi bagi De Javasche Bank di desa Kejaksangirang. Kantor Cabang De Javasche Bank Bandung di sudut tenggara simpang Bragaweg dan Landraadweg (sekarang Jln Braga dan perintis kemerdekaan) dibuka resmi pada tanggal 30 Juni 1909, walaupun masih dalam bentuk gedung yang masih sederhana.
Gedung Kantor Cabang De Javasche Bank yang berbentuk permanen mulai dibangun pada tahun 1915. Gedung itu mulai dipergunakan pada tanggal 5 Mei 1918.
De Javasche Bank (termasuk cabang Bandung) dilikuidasi pada masa pendudukan Jepang, dan dihidupkan kembali pada tanggal 9 Mei 1946.
Indonesia mengambil alih De Javasche Bank pada tahun 1951 dan diresmikan sebagai Bank Indonesia pada tahun 1953

Spoiler for Jalan Dago:
Percaya Ga, ini Jalan Dago yang terkenal??
Quote:
SEJARAH
Dago, dagoan berasal dari bahasa sunda yang artinya "menunggu", pada zaman dahulu di masa penjajahan Belanda, penduduk di daerah utara Bandung memiliki kebiasaan untuk saling menunggu untuk pergi bersama-sama ke kota, yang mana pada masa itu, rute yang ditempuh menuju kota melewati daerah yang masih tergolong sepi dan rawan binatang buas, terutama di daerah hutan di sekitar terminal Dago sekarang. Pada tahun 1900-1914, Pemerintah Hindia Belanda memulai pembangunan di daerah Bandung, pembangunan di daerah Dago, dimulai dengan pembangunan rumah peristirahatan milik Andre van der brun pada tahun 1905, pada saat ini bangunan ini masih berdiri dan berada bersebelahan dengan Hotel Jayakarta. Wilayah Dago itu sendiri meliputi, simpang Dago ke arah utara,dago jati(STKS-sekarang), dago biru, dago pojok, hingga PLTA Bengkok


Spoiler for Berjuang!!:
slogan yang membakar nasionalisme...!!

Spoiler for Jalan Braga!!:
jalan braga
Quote:
SEJARAH
Konon jalan sepanjang lebih kurang 700 meter ini dibuat ada kaitannya dengan pembuatan jalan Anyer-Panarukan oleh Daendels Tahun 1808-1811.Selain itu, juga terkait dengan praktik politik Tanam Paksa yang diberlakukan Belanda dari tahun 1830-1870.
Saat itu, ada rencana menjadikan Bandung sebagai ibukota negara. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya berbagai bangunan penting dibuat Belanda di kota ini. Salah satu di antaranya adalah rumah pelelangan kopi (coffe per house).
Setiap transaksi di rumah pelelangan kopi yang kini menjadi Balai Kota tersebut, kemudian barangnya dikirim melalui Kantor Pos yang letaknya tidak jauh. Untuk mengangkut kopi itulah lalu dibuat jalan tembus yang dinamai Jalan Pedati.
Kenapa dinamai Jalan Pedati? Karena jalan yang lebarnya sekitar 10 meter ini hanya dapat dilewati oleh pedati. Kondisinya pun becek dan berlumpur kalau musim hujan. Namun di penghujung tahun 1870-an, jalan ini berkembang menjadi sebuah ka-wasan elit kala itu.
Perkembangan jalan ini tak terlepas dari keberadaan sebuah toko kelontong bernama de vries. Toko ini selalu dikunjungi petani Priangan yang kaya raya (Preanger Planters). Para preanger planters tersebut membeli kebutuhan hidup sehari-hari di toko de vries.
Ramainya toko dikunjungi oleh petani keturunan Belanda ini membuat kawasan sekitarnya menjadi hidup. Berlahan tetapi pasti mulai berdiri bangunan baru di sekitarnya. Mulai dari hotel, restoran, gedung bioskop hingga bank.
Tidak diketahui pasti muasal berubahnya nama Jalan Pedati menjadi Jalan Braga. Ada banyak versi yang berkembang di kalangan masyarakat. Versi pertama menyebutkan di kawasan ini saat itu terdapat group tonil bernama Braga. Dan nama group tonil itulah yang kemudian diabadikan sebagai nama jalan ini.
Versi lainnya menyebutkan Jalan Braga diadaptasi dari nama Dewi Puisi Bragi. .Masyarakat setempat juga memiliki legenda sendiri terhadap nama Braga ini. Menurut Ketua Paguyuban Warga Braga Kota Bandung, David B. Sediono, nama Braga berasal dari kata Sunda Baraga.
Baraga itu artinya jalan-jalan menjelajahi Sungai Cikapundung. Kebetulan di dekat Braga sini ada Sungai Cikapundung. Dan masyarakat saat itu suka menghabiskan waktu dengan baraga di Sungai Cikapundung, ungkap David B. Sediono, yang ditemui SH.
Terlepas dari berbagai versi nama yang beredar, yang pasti Jalan Braga kemudian menjadi sebagai sentra perdagangan dan jasa yang diperuntukkan bagi kaum Belanda. Di Jalan Braga inilah sinyo dan nonik Belanda berbelanja dan rendezvous.

Quote:
Boeat Para Kisanak yang lain, silakan pampang photo photo djadoel dari wilayah mu...


Sangat bergoena boeat dokoementasi CI nantinja
0
52.7K
Kutip
218
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan