- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA


TS
thinkindo45
[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA
Kepada kaskuser sebangsa dan setanah air
Gue pertama-tama memohon maaf posting dengan account newbie.
Gue sangat khwatir dan takut kebhinekaan Indonesia hancur oleh tangan-tangan ekstrimis. Lawan kita sekarang bukan group teroris yang terpisah-pisah, tapi mereka yang terpisah-pisah ini sudah memiliki semangat untuk bersatu dan menggalang kekuatan karena suksesi ISIS dan ISIL di wilayah utara Iraq.
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/94/Flag_of_the_Islamic_State_in_Iraq_and_the_Levant.svg/300px-Flag_of_the_Islamic_State_in_Iraq_and_the_Levant.svg.png)
ISIS = Islamic State of Iraq and Syria
ISIL = Islamic State of Iraq and the Levant
adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria. Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir.Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.
ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti garis keras ideologi Al-Qaidah dan mematuhi prinsip-prinsip jihad global.Seperti Al-Qaidah dan kelompok-kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia Islam di akhir tahun 1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi anti-Barat yang ekstrim Islam, mempromosikan kekerasan sektarian dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Atas tindakannya yang merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan awliya yang shaleh di Irak, Mufti Pemerintah Mesir, Prof. Dr. Syauqi Allam mengecam tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran mazhab Islam yang mana pun dan bertentangan dengan kewajaran manusia.
Bahkan ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaidah karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya negara Islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal daripada Al-Qaidah. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak sejalan dengan paradigma negara Islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang diduduki dengan cara-cara kekerasan.
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/de/Territorial_control_of_the_ISIS.svg/250px-Territorial_control_of_the_ISIS.svg.png)
Sekitar 500 miliar Dinar atau setara dengan 5 Triliyun Rupiah lenyap dari Bank Sentral Irak cabang Mosul ketika gerilyawan ISIS merebut kota di utara tersebut. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan itu kini mengantongi dana jihad sebesar dua miliar US Dollar. Dari mana uang sebesar itu berasal, hingga kini belum jelas.
Pemerintah Irak menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. "Kami menanggap Arab Saudi bertanggungjawab," atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS, kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Selasa (17/6).
Amerika Serikat yang juga sekutu dekat Riyadh menepis tudingan sang perdana menteri. Ucapannya itu "tidak tepat dan menghina," kata Jen Psaki, Jurubicara Kementrian Luar Negeri AS di Washington.
Duit dari Teluk?
"Tidak ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi," kata Charles Lister, Peneliti di Brookings Doha Centre.
Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. "Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab," kata Meyer.
Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah.
Peran Arab Saudi
Saat ini pemerintah Arab Saudi pun menyadari bahaya yang ia tuai. "Penduduk Arab Saudi mewakili kelompok terbesar di antara gerilyawan ISIS. Jika mereka pulang, akan muncul ancaman bahwa mereka lantas merongrong pemerintah di Riyadh," kata Meyer.
[CENTER]![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/www.dw.de/image/0,,17710522_401,00.png)
Peta wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah
Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, "bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya."
Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang minyak di utara Suriah. "ISIS memahami untuk segera menguasai sumber rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual," ujar Meyer.
Senjata Berkualitas dari Pasar Internasional
Serupa dengan pendapat Charles Listeri dari Brookings Doha Center. Menurutnya ISIS mampu membiayai sendiri operasi militernya. "ISIS berupaya membangun jaringan di antara penduduk untuk mengamankan kucuran dana sumbangan." Sebagai contoh ia menyebut pemerasan sistematis di Mosul.
"Yang dijadikan sasaran adalah pengusaha kecil atau juga perusahaan besar, dan jika isunya benar bahkan pemerintah setempat," kata Lister. "Selain itu diduga organisasi ini mengambil uang pajak di kawasan yang dikuasainya, misalnya di Raqqa, timur laut Suriah.
ISIS, menurut Meyer, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli persenjataan. Ketika merebut kota Mosul, kelompok teror itu juga menyita senjata dan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat. "Dengan uang yang ada, mereka akan mudah membeli senjata berkualitas di pasar internasional."
AKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Sompie mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk mencegah masuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke Indonesia. Salah langkah yang akan dilakukan adalah upaya preventif atau pembinaan.
"Kita mengedepankan peran intelijen untuk melakukan upaya preventif. Jadi, sebelum ada pencegahan, ada upaya pembinaan kepada masyarakat," ujar Ronny kepada Kompas.com di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Ronny mengatakan, badan intelijen keamanan Polri beserta tokoh adat dan agama memiliki andil besar dalam upaya pembinaan tersebut. Menurut Ronny, para tokoh masyarakat tersebut dapat lebih dini dalam mendeteksi gelagat yang perlu dicegah agar pengikut ISIS tidak tumbuh di Indonesia.
Sejauh ini, kata Ronny, kepolisian belum mendapatkan laporan mengenai adanya warga Indonesia yang bergabung dalam jaringan tersebut.
"Sejauh ini belum ada laporan untuk menegakkan hukum. Belum ada tindakan meresahkan," kata Ronny.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Sutarman mengatakan bahwa Polri harus mewaspadai adanya pergerakan jaringan ISIS di Indonesia. Ia pun mengerahkan badan intelijen Polri untuk mengantisipasi masuknya jaringan ISIS.
Selain itu, Sutarman menambahkan, pihaknya juga berupaya menelusuri adanya warga Indonesia yang pergi ke Suriah untuk mengikuti misi ISIS.
"Kita terus koordinasi dengan pihak imigrasi untuk mengetahui berapa orang yang pergi ke sana. Masuknya tidak dari sini, mungkin masuknya dari negara lain, menuju Suriah," ujar Sutarman.
ISIS tengah menjadi sorotan dunia karena menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperluas pengaruhnya. Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ini diduga telah melakukan perekrutan di Indonesia untuk diberangkatkan ke Irak dan Suriah.
WASHINGTON - Media Amerika Serikat (AS), TIME, merilis laporan soal sepak terjang militan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang saat ini sedang berulah di Irak. Yang mengejutkan, TIME menulis bahwa ISIS bukan berisi orang-orang Timur Tengah, melainkan orang-orang Indonesia.
Media itu memulai laporannya dengan deskripsi para militan yang menggendong senapan Kalashnikov. Mereka tersorot kamera saat berada di suatu tempat di Suriah. Mereka adalah mahasiswa, pengusaha, mantan tentara dan bahkan remaja.
Satu per satu, mereka mendesak rekan-rekan senegara mereka untuk bergabung dengan ISIS. ”Tapi mereka bukan warga Suriah, atau Uzbek, atau Chechnya. Mereka adalah warga Indonesia,” tulis media AS itu, kemarin (17/6/2014).
”Mari kita berjuang di jalan Tuhan karena itu adalah tugas kita untuk melakukan jihad di jalan Tuhan. Terutama di sini di Sham (wilayah Suriah) dan ke negara ini keluarga kami akan melakukan migrasi suci,” kata salah seorang militan berbahasa Indonesia, yang sesekali diselipi frase bahasa Arab. ”Saudara-saudara di Indonesia, jangan takut karena ketakutan adalah godaan setan,” lanjut militan itu.
TIME juga merilis video tentang pria Indonesia di Suriah, sesaat sebelum ISIS merebut kota-kota di Irak seperti Mosul dan Tikrit pada 10 dan 11 Juni 2014 lalu. Perebutan dua kota utama di Irak yang diklaim sebagai keberhasilan ISIS dijadikan daya pikat para militan untuk merekrut warga Indonesia lainnya.
Indonesia jadi sorotan utama TIME, karena negara ini mayoritas penduduknya Muslim. ”Seperti di Suriah, gerakan jihad Sunni ada di Indonesia,” kata Sidney Jones, Direktur Institute Analisis Kebijakan Konflik yang berbasis di Jakarta kepada TIME.
Sidney Jones lantas mengulas kelompok ISIS itu dengan militan Indonesia yang terlibat kasus Bom Bali 2002, yang dia sebut dari kelompok Jemaah Islamiyah. Kelompok itu, menurutnya, beraliansi dengan al-Nusra dan al-Qaeda.”Sementara sebagian besar lebih militan, kelompok-kelompok non-JI mendukung ISIS,” ucap Jones.
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/--75zPL8B7LI/Ucbs-LlkzMI/AAAAAAAAAIk/Bvio68eFBIk/s1600/bhineka-tunggal-ika-2.JPG)
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/--VEYUkapuzA/TnNPcAedEnI/AAAAAAAAAAM/fdED_bjU3hc/s400/Bhineka+Tunggal+Ika.jpg)



Gue pertama-tama memohon maaf posting dengan account newbie.
Gue sangat khwatir dan takut kebhinekaan Indonesia hancur oleh tangan-tangan ekstrimis. Lawan kita sekarang bukan group teroris yang terpisah-pisah, tapi mereka yang terpisah-pisah ini sudah memiliki semangat untuk bersatu dan menggalang kekuatan karena suksesi ISIS dan ISIL di wilayah utara Iraq.

Spoiler for Apa itu ISIS atau ISIL ?:
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/94/Flag_of_the_Islamic_State_in_Iraq_and_the_Levant.svg/300px-Flag_of_the_Islamic_State_in_Iraq_and_the_Levant.svg.png)
ISIS = Islamic State of Iraq and Syria
ISIL = Islamic State of Iraq and the Levant
adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria. Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir.Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.
Spoiler for Ideologi:
ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti garis keras ideologi Al-Qaidah dan mematuhi prinsip-prinsip jihad global.Seperti Al-Qaidah dan kelompok-kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia Islam di akhir tahun 1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi anti-Barat yang ekstrim Islam, mempromosikan kekerasan sektarian dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Atas tindakannya yang merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan awliya yang shaleh di Irak, Mufti Pemerintah Mesir, Prof. Dr. Syauqi Allam mengecam tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran mazhab Islam yang mana pun dan bertentangan dengan kewajaran manusia.
Bahkan ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaidah karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya negara Islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal daripada Al-Qaidah. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter ini berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak sejalan dengan paradigma negara Islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang diduduki dengan cara-cara kekerasan.
Spoiler for Peta Wilayah Kekuasaan ISIS atau ISIL:
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/de/Territorial_control_of_the_ISIS.svg/250px-Territorial_control_of_the_ISIS.svg.png)
Spoiler for Video Dukungan ISIS atau ISIL di Indonesia:



[YOUTUBE]

[size[/youtube]
Spoiler for Sumber Dana Operasional:
Sekitar 500 miliar Dinar atau setara dengan 5 Triliyun Rupiah lenyap dari Bank Sentral Irak cabang Mosul ketika gerilyawan ISIS merebut kota di utara tersebut. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan itu kini mengantongi dana jihad sebesar dua miliar US Dollar. Dari mana uang sebesar itu berasal, hingga kini belum jelas.
Pemerintah Irak menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. "Kami menanggap Arab Saudi bertanggungjawab," atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS, kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Selasa (17/6).
Amerika Serikat yang juga sekutu dekat Riyadh menepis tudingan sang perdana menteri. Ucapannya itu "tidak tepat dan menghina," kata Jen Psaki, Jurubicara Kementrian Luar Negeri AS di Washington.
Duit dari Teluk?
"Tidak ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi," kata Charles Lister, Peneliti di Brookings Doha Centre.
Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. "Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab," kata Meyer.
Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah.
Peran Arab Saudi
Saat ini pemerintah Arab Saudi pun menyadari bahaya yang ia tuai. "Penduduk Arab Saudi mewakili kelompok terbesar di antara gerilyawan ISIS. Jika mereka pulang, akan muncul ancaman bahwa mereka lantas merongrong pemerintah di Riyadh," kata Meyer.
[CENTER]
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/www.dw.de/image/0,,17710522_401,00.png)
Peta wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah
Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, "bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya."
Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang minyak di utara Suriah. "ISIS memahami untuk segera menguasai sumber rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual," ujar Meyer.
Senjata Berkualitas dari Pasar Internasional
Serupa dengan pendapat Charles Listeri dari Brookings Doha Center. Menurutnya ISIS mampu membiayai sendiri operasi militernya. "ISIS berupaya membangun jaringan di antara penduduk untuk mengamankan kucuran dana sumbangan." Sebagai contoh ia menyebut pemerasan sistematis di Mosul.
"Yang dijadikan sasaran adalah pengusaha kecil atau juga perusahaan besar, dan jika isunya benar bahkan pemerintah setempat," kata Lister. "Selain itu diduga organisasi ini mengambil uang pajak di kawasan yang dikuasainya, misalnya di Raqqa, timur laut Suriah.
ISIS, menurut Meyer, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli persenjataan. Ketika merebut kota Mosul, kelompok teror itu juga menyita senjata dan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat. "Dengan uang yang ada, mereka akan mudah membeli senjata berkualitas di pasar internasional."
Spoiler for Bagaimana tanggapan POLRI ?:
AKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Sompie mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk mencegah masuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke Indonesia. Salah langkah yang akan dilakukan adalah upaya preventif atau pembinaan.
"Kita mengedepankan peran intelijen untuk melakukan upaya preventif. Jadi, sebelum ada pencegahan, ada upaya pembinaan kepada masyarakat," ujar Ronny kepada Kompas.com di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/7/2014) malam.
Ronny mengatakan, badan intelijen keamanan Polri beserta tokoh adat dan agama memiliki andil besar dalam upaya pembinaan tersebut. Menurut Ronny, para tokoh masyarakat tersebut dapat lebih dini dalam mendeteksi gelagat yang perlu dicegah agar pengikut ISIS tidak tumbuh di Indonesia.
Sejauh ini, kata Ronny, kepolisian belum mendapatkan laporan mengenai adanya warga Indonesia yang bergabung dalam jaringan tersebut.
"Sejauh ini belum ada laporan untuk menegakkan hukum. Belum ada tindakan meresahkan," kata Ronny.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Kepolisian RI Jenderal Pol Sutarman mengatakan bahwa Polri harus mewaspadai adanya pergerakan jaringan ISIS di Indonesia. Ia pun mengerahkan badan intelijen Polri untuk mengantisipasi masuknya jaringan ISIS.
Selain itu, Sutarman menambahkan, pihaknya juga berupaya menelusuri adanya warga Indonesia yang pergi ke Suriah untuk mengikuti misi ISIS.
"Kita terus koordinasi dengan pihak imigrasi untuk mengetahui berapa orang yang pergi ke sana. Masuknya tidak dari sini, mungkin masuknya dari negara lain, menuju Suriah," ujar Sutarman.
ISIS tengah menjadi sorotan dunia karena menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperluas pengaruhnya. Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi ini diduga telah melakukan perekrutan di Indonesia untuk diberangkatkan ke Irak dan Suriah.
Spoiler for Keterlibatan Kaum Muslim Indonesia:
WASHINGTON - Media Amerika Serikat (AS), TIME, merilis laporan soal sepak terjang militan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang saat ini sedang berulah di Irak. Yang mengejutkan, TIME menulis bahwa ISIS bukan berisi orang-orang Timur Tengah, melainkan orang-orang Indonesia.
Media itu memulai laporannya dengan deskripsi para militan yang menggendong senapan Kalashnikov. Mereka tersorot kamera saat berada di suatu tempat di Suriah. Mereka adalah mahasiswa, pengusaha, mantan tentara dan bahkan remaja.
Satu per satu, mereka mendesak rekan-rekan senegara mereka untuk bergabung dengan ISIS. ”Tapi mereka bukan warga Suriah, atau Uzbek, atau Chechnya. Mereka adalah warga Indonesia,” tulis media AS itu, kemarin (17/6/2014).
”Mari kita berjuang di jalan Tuhan karena itu adalah tugas kita untuk melakukan jihad di jalan Tuhan. Terutama di sini di Sham (wilayah Suriah) dan ke negara ini keluarga kami akan melakukan migrasi suci,” kata salah seorang militan berbahasa Indonesia, yang sesekali diselipi frase bahasa Arab. ”Saudara-saudara di Indonesia, jangan takut karena ketakutan adalah godaan setan,” lanjut militan itu.
TIME juga merilis video tentang pria Indonesia di Suriah, sesaat sebelum ISIS merebut kota-kota di Irak seperti Mosul dan Tikrit pada 10 dan 11 Juni 2014 lalu. Perebutan dua kota utama di Irak yang diklaim sebagai keberhasilan ISIS dijadikan daya pikat para militan untuk merekrut warga Indonesia lainnya.
Indonesia jadi sorotan utama TIME, karena negara ini mayoritas penduduknya Muslim. ”Seperti di Suriah, gerakan jihad Sunni ada di Indonesia,” kata Sidney Jones, Direktur Institute Analisis Kebijakan Konflik yang berbasis di Jakarta kepada TIME.
Sidney Jones lantas mengulas kelompok ISIS itu dengan militan Indonesia yang terlibat kasus Bom Bali 2002, yang dia sebut dari kelompok Jemaah Islamiyah. Kelompok itu, menurutnya, beraliansi dengan al-Nusra dan al-Qaeda.”Sementara sebagian besar lebih militan, kelompok-kelompok non-JI mendukung ISIS,” ucap Jones.
Spoiler for SUMUR:
![[ALERT] PENYEBARAN NEGARA ISLAM IRAK DAN SYIAM (ISIS / ISIL) DI INDONESIA](https://dl.kaskus.id/1.bp.blogspot.com/--VEYUkapuzA/TnNPcAedEnI/AAAAAAAAAAM/fdED_bjU3hc/s400/Bhineka+Tunggal+Ika.jpg)



Diubah oleh thinkindo45 29-07-2014 00:05
0
9.6K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan