Liputan6.com, Jakarta -Aparat kepolisian membubarkan aksi damai menginap yang dilakukan belasan aktivis yang menamakan diri Progres'98. Saat pembubaran tersebut, 5 aktivis Progres'98 ditangkap lantaran tak mau mematuhi instruksi polisi yang menyuruh mereka membubarkan diri.

Dalam aksi damai tersebut, diketahui ada massa bayaran. Hal itu terungkap dari 2 orang yang tertinggal rombongan mobil yang membawa mereka datang.

Dua orang itu, Asep Iskandar dan Rivaldi, mengaku dijanjikan bayaran Rp 80 ribu per hari. Namun uang tersebut belum mereka terima, yang ada keduanya mendengar koordinator aksi ditangkap aparat kepolisian.

"Saya siang tadi diajak sama yang namanya Ijul, mau dikasih Rp 80 ribu kalau ikut. Tapi sayanggaktahu belum nerima, katanya ditangkap polisi," ujar Asep di depan Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2014) malam.

Di tempat yang sama, Rifaldi mengaku pasrah karena uang yang dijanjikan tidak bisa diterima. Keduanya yang berasal dari Kramat Sawah, Jakarta Pusat, mengaku tidak mengerti apa yang Progres'98 tuntut ke KPK.

"Saya nggak tahu, uangnya juga nggak tahu. Cuman ikut ajah," ujarnya.

Saat dalam keadaan bingung tersebut, keduanya diberi uang oleh salah satu petugas kepolisian di lokasi dan segera disuruh pulang. "Dikasih uang Rp 50 ribu untuk berdua," ungkap keduanya sambil meninggalkan Gedung KPK.

Kapolsek Setiabudi AKBP Audie S Latuheru menyatakan, dalam aksi tersebut hanya beberapa orang yang berasal dari aktivis. Sedangkan sisanya adalah anak-anak.

"Bubarkan karena kami mementingkan banyak pihak, mereka tidak ada izin. Banyak sekali orang, ternyata dari aktivis sendiri 5 orang, sisanya anak-anak. Saya kira hak asasi mereka juga dilanggar. Itu tadi anak 8 tahun. Ada yang ngomong di antara mereka itu bayaran. Yang dari Tuprok (Tugu Proklamasi) suruh balik, langsung mau. Dibawa ke Mapolres Jaksel," jelas Audie.

m.liputan6.com/news/read/2084922/belum-dibayar-2-pendemo-di-kpk-diberi-ongkos-pulang

Polisi panastak

Tinggal nunggu berita dari portal suci piyungan: 'Istri Kapolda Metro ternyata adik sepupunya teman dari keponakan nenek angkat Jokowi'