Kaskus

Entertainment

i.am.bomberAvatar border
TS
i.am.bomber
6 Alasan Kenapa Pernikahan Itu Bukan Untuk Semua Orang
6 Alasan Kenapa Pernikahan Itu Bukan Untuk Semua Orang

Akhir-akhir ini banyak banget forum, ajakan, serta seminar mengenai ajakan untuk segera menikah. Serta makin menjamurnya para hopeless romantic (baca: jomblo ngenes), yang berpikir bahwa begitu ijab dikabulkan, pemberkatan dilakukan, buku nikah ditanda tangani, maka hidup kemudian akan selalu berwangi mawar, penuh cinta selama lamanya.

Well, well, well, segala euphoria jatuh cinta, jantung berdebar, nafsu menggelora, dan segala bentuk kebahagian cinta romantis yang dirasakan para pasangan baru itu palingan hanya berlangsung beberapa bulan. Kenapa? Karena semua rasa suka cita bahagia jatuh cinta yang kamu rasakan itu, adalah luapan hormon semata yang biasa terjadi pada mamalia. Karena otak manusia lebih besar daripada kebanyakan mamalia lainnya, maka efek yang terjadi jauh lebih kompleks. Ini bisa jadi satu artikel sendiri tentang hormon cinta ini, kapan-kapan aja kita bahas. Pokoknya intinya reaksi kimia yang terjadi pada tubuh saat jatuh cinta, hanya akan berlangsung beberapa saat saja. Sementara yang namanya pernikahan itu kan kalo bisa sekali seumur hidup ya gak sih? Lalu sisanya apa dong? Nih MBDC kasih tau bocorannya:

Tiada Lagi Kebebasan

Waktu masih jomblo kamu bisa keluyuran kemana-mana seenak udel. Pulang tengah malam bahkan pagi setiap hari pun tiada yang melarang (kecuali kamu masih tinggal sama ortu dan punya jam malam). Tiap wiken bisa keluar kota, ngabisin duit untuk keperluan kamu sendiri, suka-suka. Begitu menikah, jreng! Harus minta ijin dulu kalau mau pulang telat. Jalan-jalan keluar kota tiap wiken sama temen temen? Harus mengajukan proposal dulu dari jauh-jauh hari. Pergi sama siapa? Kepentingannya apa? Biayanya berapa? Ribet.

Tanggung Jawab Bertambah

Karena memang begitulah konsep pernikahan, dia, kamu, jadi satu. Kamu gak lagi cuma menjaga diri kamu sendiri, tapi juga pasangan kamu. Gak cuma kesehatannya tapi juga kesejahteraannya. Karena kalau dia sakit, kamu juga sakit, dia miskin kamu juga miskin. Gaya hidup pun mau gak mau harus berubah. Kalian mulai merencanakan kehidupan bersama, tempat tinggal, mobil, asuransi, investasi, belum lagi kalau punya anak. Seketika hidup tidak akan semudah, bangun pagi, kerja, nongkrong, jalan-jalan, belanja lagi. Akan ada banyak kompromi disana sini.

Semakin banyak tekanan

Tentu saja. Dengan semakin banyak masalah yang harus diselesaikan. Kayak misalnya, masak mau tinggal sama mertua terus? Kapan mulai bisa nyicil KPR? Masak mau terus pake mobil bokap? Karir kok disitu situ aja? Anak? Itu baru dari masalah finansial. Hubungan dengan pasangan kamu gimana? Dia pengennya tinggal di apartemen biar praktis, kamu maunya yang ada taman depan rumah buat bikin kolam ikan, dia maunya mobil sport, kamu maunya mobil keluarga, dan banyak hal kecil lainnya, yang harus kalian diskusikan dan putuskan bersama.

Mimpi-mimpi yang makin jauh dari kenyataan

Siap siap deh mengorbankan mimpi-mimpi dan rencana personal kamu. Tergantikan atau mungkin tertunda untuk waktu yang lama demi cita cita dan mimpi mimpi bersama.

Keluarga besar yang semakin besar

Menghadapi keluarga besar kamu doang pas lebaran atau arisan keluarga aja udah bikin pusing, ini tambah lagi dari keluarga besar pasangan kamu. Mertua yang harus diperhatikan sama seperti orang tua kamu, para ipar yang harus dideketin, para om dan tante yang harus dihormati. Dan biasanya, keluarga yang berasal dari pernikahan itu lebih resek daripada keluarga yang sedarah sama kamu. Mereka akan jauh lebih kepo dan berisik. Siap siap aja.

Kebiasaan pasangan yang menyebalkan

Waktu masih pacaran sih belum keliatan, pas udah tinggal serumah baru ketauan. Ternyata dia ngorok dan ngigo tiap malam, jorok, kalo dandan lama banget, pemalas, dan lain lain. Tiba-tiba segala kegemilangan dia yang sangat kamu kagumi saat pacaran dulu ternyata hanyalah pencitraan belaka. Atau hal hal menganggu yang dulu kamu anggap lucu karena kamu ketemunya cuma sekali kali, begitu harus berhadapan setiap hari malah jadi bikin pengen nabok. Sigh.

Gitu deeeh, kalau kamu anaknya gak egois dan ketemu pasangan yang bener-bener sejiwa sih hal-hal diatas bakalan jadi gampil banget. Tapi kalau kamu masih belum siap dan pasangan kamu juga masih bocah cara berpikirnya, atau malahan kamu gak kenal sama sekali karena dijodohin, mendingan pikir-pikir dulu dan ntar-ntaran aja nikahnya. Makanya sebelum nikah, pastiin satu hal ini dulu: Bener gak sih pernikahan itu hal yang tepat buat kamu?


0
1.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan