Prolog : Destinasi untuk trip ini adalah Dieng, dataran tinggi Dieng tepatnya. Berawal dari bawa TR/FR di forum domestik yang ngeracunin ane ma temen2. Rencana awal ane sebenarnya pengen kesana pas acara DCF5( Dieng Culture Festival ) yang jatuh pada tanggal 30 – 31 agustus 2014. Tapi apa mau dikata pas pesen tiket progo h-90 ludes terjual jadi mutusin untuk berangkat lebih cepat. Setelah searching di subforum kaskusepur ada yang bilang naek serayu malam aja relasi JAKK-PWT. Akhirnya dapet dengan jadwal yang lebih cepat.
( Biaya ane cantumin di akhir yah biar enak )
Quote:
Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20°C di siang hari dan 10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah
Quote:
H – 20 Ane beserta 5 temen ane sepakat pesan tiket Serayu Malam relasi JAKK-PWT untuk 5 orang, dan tiket GayaBaruMalam relasi PWT-JAKK untuk 5 orang
H – 10 ternyata ada tambahan 8 orang untuk ikut ngebolang
Total orang untuk destinasi Dieng ini 13 orang, dari awal 5 orang kemudian ngeracunin yang laen jadi pada ngikut tapi jadi tambah semangat krn makin rame makin seru.
Jumat, 4 Juli 2014 :
18:00 : Meeting point di Tanjung duren Grogol, mengingat ada temen dari beberapa daerah yang ingin menitipkan motor, lanjut isi perut dulu kemudian cari taksi berangkat ke Stasiun Kota
19.30 : Meeting point selanjutnya di kedai kopi terkenal, mesen 1 sisanya nitip taro tas Bertemu 2 cewe yang ikut gabung trip, yang 1 hampir ketinggalan last minute tp akhirnya masih bisa ikut trip.
Spoiler for Gambar:
21:05 : Berangkat menuju Purwokerto menggunakan Serayu Malam. Tempat duduk mencar karena banyak yang nyusul booking tiket. Di kereta pada cari spot untuk tidur mengingat perjalanan kurleb 10 jam Sekitar jam 1 malam streaming World Cup, ada match Germany vs France, jam 3 nya Brazil vs Colombia. Yah walaupun patah2 yang penting nonton :
Sabtu, 5 Juli 2014 :
08.00 Tiba di Purwokerto, telat 47 menit dari jadwal
Spoiler for Gambar:
Janjian dengan orang homestay namanya ibu Mahmud ( rekomendasi buat yang ingin ke Dieng, ini orang bener2 super baik dan overall kami puas dengan service beliau
Sebelumnya ane searching2 kemudian mencontact salah satu Homestay yang ada di Dieng untuk menggunakan jasa sewa Rumah dan beliau sanggup untuk memfasilitasi kendaraan dari Purwokerto - Dieng). Setelah contact yang punya homestay, ternyata beliau sudah sampai juga di stasiun Purwokerto, lanjut kenalan ringan dengan beliau. Ternyata beliau Suami – Istri ( Suami sebagai Driver, dan Istri merangkap sebagai Guide, pasangan yang kompak, nice s: Mobil yang kami gunakan elf, dan pas banget pesen tempat duduknya buat 15 orang beserta tas-tas.
Quote:
Perjalanan dari Purwokerto – Wonosobo – Dieng memakan waktu sekitar 3,5 jam. Ga banyak yang kami lakukan di mobil, sebagian pada istirahat karena di kereta tidak bisa istirahat yang cukup, sebagian lagi ada yg foto dokumentasi. Tapi udara sudah cukup dingin memasuki daerah Wonosobo.
Spoiler for Gambar:
Quote:
Jam 11.30 kami tiba di homestay, langsung bongkar packing masing2 dan pilih kamar. Cukup besar homestay untuk 13 orang, Spring Bed total ada 7, kamar ada 1, kamar mandi 2 dan tersedia air panas beserta dapur. Bisa untuk 30 orang ini homestay :thumbsup:
:
Spoiler for Homestay:
Quote:
Setelah selesai packing, kami lanjut menyantap makanan ( mohon maaf karena kebanyakan Non Muslim ) dan kemudian lanjut mengunjungi beberapa tempat wisata. Destinasi pertama kami mengunjungi Dieng Plateau Theatre untuk mendapat informasi mengenai beberapa wisata dan sejarah yang ada di dieng, filmnya mantap juga durasi 30menitan. Setelah selesai meonton kami langsung disuguhkan Kentang Goreng + bayam goreng khas dieng, emang maknyus cuaca dingin sambil ngemil
Spoiler for Gambar:
Quote:
Destinasi berikutnya kami ke Batu Pandang yang lokasinya dekat dengan Dieng Plateau Theatre, keren juga pemandangannya jadi pada narsis Seperti biasa banyak yang foto2, cukup curam lokasinya samping jurang juga. Kalo ga ati2 bisa terbang
Spoiler for Gambar:
Quote:
Setelah dari Batu pandang, destinasi berikutnya kita mengunjungi Kawah Sikidang, kawahnya masih aktif ternyata dan menurut ane jauh lebih bagus dari Kawah Putihnya Bandung ( sorry no offense karena disana ga worth it dengan harga nya ) :thumbsup: Ada hal yang menarik disini, ada warga yang beraksi pake motor trail menaiki bukit dan akhirnya jatoh, ga kebayang jatoh di bukit2 dengan kondisi batu. Sorry kawan bukannya senang lihat ente jatoh, tapi ente terlalu ekstrim
Spoiler for Gambar:
Quote:
17.00 WIB : Abis dari Kawah Sikidang, berikutnya kami mengunjungi Candi Bima, seperti biasa foto-foto doank. Hanya sebentar kami disini, karena sebagian sudah cukup lelah dan kebanyakan duduk liatin IGO :
Spoiler for Gambar:
Quote:
Setelah puas mengunjungi Candi, kami melanjutkan perjalanan. Tak lupa mampir di supermarket untuk membeli keperluan buat trekking ke Prau sekalian berbuka puasa untuk Bapak & Ibu homestay. Yang ane salut, beberapa warung / supermarket di Dieng harganya standar supermarket Jakarta dan beberapa makanan cenderung murah( sama seperti di Jogja kisaran harganya ). Jadi rombongan kami pada brutal jajannya
Puas berbelanja, ada salah satu temen kami kondisi badannya drop langsung kemudian mencari klinik disekitar, untungya ada dan masih buka. Setelah itu langsung menuju Homestay untuk mandi, makan dan Istirahat. Sengaja malem hari acara dikosongkan mengingat subuh-subuh ingin menikmati sunrise di Prau.