jika terdapat kesamaan isi dan dan lain2 mungkin kita jodohtapi TS yakin ga repost karna thread ini ane bikin sendiri

Kemarin ane sempet pulang kampung waktu pertengan puasa,namun karena kendala kerjaan yang menumpuk buat ane balik lagi ke tempat berdebu dan polusi yah dimana lagi kalau bukan kota JAKARTA,ane melalui hari di desa dengan benar benar kejenuhan yang nyata,tak seindah saat mudik waktu ane kecil. ane cuma bisa berkeliling di desa ane dengan muka hampa dan slalu bertanya kemana hal hal yang kini ane rindukan dulu saat ane dulu kecil mudik,maklum ane dah lama ga pulang kampung jadinya hal hal ini terasa menghilang begitu saja. hal hal ini lah yang ane tunggu saat mudik tiba tapi kini menghilang entah kemana?

1. Kemana Hutan Tempatku Bermain?

Saatku terduduk terpaku di balik sebuah bangunan permanen,hening seheningnya ku tatap hutan yang entah kemana,hutan tempatku bermain kini tlah rata bersama dengan bisunya semak belukar yang liar menatap ku bisu,seolah bertanya sedang apa disini,menanti mana hutanku ,masih terdiam saat seseorang lewat aku bertanya pada orang itu,kemana hutan yang dulu?dia bilang udah di tebang dan mau di jadikan minimarket. galau aku terpaku

Aku terpaku sambil duduk di teras rumah teman kecilku bermain,aku menunggu sekian lamanya untuk hanya dapat sejenak mengingat masa lalu kita yang indah,saat temanku keluar aku bertanya padanya? "kemana kita?" "ke rumah pacarku" aku tertegun terpaku lalu ijin mau tidur saja di rumah,seingatku saat dulu kami kecil saat aku bertanya seperti itu ia akan berkata dengan semangat "KE HUTAN,KE PANTAI,KE SAWAH,KE SUNGAI DAN KEMANA PUN ASALKAN ASIK"aku tahu terlihat kekanak kanakan tapi satu hal yang membuatku tak malu untuk mengingankan hal itu karna kita baru saja keluar sekolah(jadi curcol)

Aku terpaku duduk,sambil bingung entah kemana bukit bukit bebatuan tempat ku bersembunyi dan bernostalgia,kini ku lihat rata bersama tanah, gua tempat ku bersembunyi saat main pentak upet,batu yang jadi tameng saat perang pletokan, naik turun tempatku bermain kuda kudaan dan batu yang biasa ku pake untuk memanjat kini telah tiada, ada temanku lewat aku bertanya padanya,kemana bukit batu yang ada disini,tatapan matanya yang semu hanya berkata "batu batu disana sudah di olah menjadi batu bata" hasrat ku pulang mudik tahun depan semakin memudar

4. Kemana Ikan yang saling berkejar kejaran?

Aku tersudut kaku bersama air yang sedikit keruh,mencoba menebak dan manatap tajam sudut sudut tertentu di sungai setelah hari agak senja aku tetap mendaptkan hasil nihil,tak pernah ku lihat lagi ikan ikan yang berkejar kejaran,bahkan teringat di masa kecil diselokan yang tak besar pun banyak ikan ikan kecil dan mujair saling berkejar kejar sempat aku berteriak karna kegirangan melihat ikan namun sobat ku hanya berkata "itu hanya ikan sebesar tangan,jangan girang dulu?" tapi sekarang?ikan sebesar lidipun mulai jarang

5. Kemana Senyum Ramah penduduk desa?

Aku diam hening saat berjalan di jalan tanjakan,segerombol anak anak seusiaku remaja meng gas dan kebut kebutan dengan motor modifan layaknya motor untuk memancing cabe cabean dan bergaya layaknya terong terongan yang ad di ibu kota,kemerut langkahku mulai penat kemana santri santri yang biasa nya bermain di sore hari sambil bermain dengan sarung, mereka berlari dan tertawa mengunggu adzan tiba di balik sinar senja yang membahana,kini telah tiada saat ku sapa para pendudukpun,penduduk hanya diam tak menyambut senyumku walau ku tahu ku tak kenal tapi setidaknya hargai tak seperti dulu senyum mereka untuk siapa saja,sampai kisah disini aku benar benar rindu desaku yang dulu

Aku terduduk lesu di halaman rumah sambil di temani suara suara jangkrik,teringat dulu akan masa kecil ku,sebelum tidur biasanya kakekku mendongeng tak hanya anak kecil,remaja dan orang tua pun ikut saling berinteraksi duduk melingkar dan di tengah lingkaran hanya di terangi oleh colenak,bersama sama kami mendongeng mulai dongeng dari orang dulu hingga dongeng dongeng yang di buat untuk meramaikan suasana,masa ramadhan ini lah yang aku tunggu saat berangkat dari ibu kota tapi semua musnah ketika alat alat elektronik menyerang semua generasi

Kesimpulan

Semua budaya dan perkembangannya mulai menusuk dalam dalam budaya kita,bahkan untuk daerah pedalaman seperti desaku pun sudah mulai tertular. ane pun termasuk orang orang yang salah karna tak sempat mengabdi kepada desaku agar budaya dan adat ku terlestarikan,tapi mengingat masih banyak orang yang menyalahkan pihak kedua karna kelunturan budaya kita ane hanya berharapa "mari kita mulai dari diri sendiri",untuk agan agan yang masih mempunyai desa utuh seperti agan kecil ane harap lestarikan
Maaf jika TS menyampaikan dan memperlihatkan gambar yang tak sesuai TS masih nubi dan mohon maklum agan agan kaskuser sejagad raya