- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA


TS
oskarotten
[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/3355632_20140724012916.png)
Spoiler for iklan:
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/3355632_20140724013033.jpg)
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/3355632_20140724013726.jpg)
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/11724_20140724031444.jpg)
Sebelum SF ini digulung
Ane pribadi sebagai kaskuser mengajak semua kaskuser buat kompak kembali yuk. Pro Jokowi dan Pro Prabowo = NKRI . gak ada bedanya .
keputusan KPU sudah dibuat dan ditetapkan Jokowi - JK sebagai presiden - wakil presiden RI ke 7 periode 2014 - 2019. Meski Prabowo dan tim mengajukan gugatan ke MK , mari kita tunggu bersama - sama hasil dan keputusannya , harus sama2 kita hargai.
Disini ane cuma mau mengigatkan buat kaskuser semua jangan sampai terprovokasi sama isu2 yang memancing chaos , sudah mulai banyak penggiringan isu ke arah sana , beberapa thread pun mulai banyak yang memancing lagi buat perpecahan. biarkan yang emang dibayar / kerjaannya cari kerusuhan gak usah diladenin , Pro Jokowi dan Pro Prabowo harus sama2 dewasa dalam menyikapi berita yang ada , karena gak bakal membuat keuntungan bagi RI , malah merugikan kita bersama. sudahlah cukup kemaren pemilu kita berbeda dukungan , sekarang saatnya kita jadi 1 lagi , NKRI harga mati .
Sebarkan perdamaian
Salam perdamaian
Quote:
Selain itu, ane pribadi juga ikut minta maaf kepada teman-teman disini baik pendukung Pakdhe maupun Bapak Prabowo Subianto. Menurut saya pribadi Pemilu ini bukanlah perang.namun adalah sebuah kontes untuk memilih kandidat terbaik, Dan saya pribadi mengakui bahwa Pak. Jokowi dan Pak Prabowo adalah putra terbaik bangsa ini. Saya mengangap bahwa PILPRES ini sudah selesai. mari kita gandengan tangan untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik ,maju dan bermertabat di mulai dari diri kita sendiri... he,,,he,,, Keep kalem..
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/6999754_20140724030540.png)
Spoiler for berita perdamaian:
Quote:
"MULANE dulur ayo dijogo/Omongane lan kelakuane. Aku tak mau mengerti kenapa orang saling mencaci/Aku mau sederhana/Baik-baik saja/Aku tak mau mengingkari hati nurani".
KOMPAS.com - Suara merdu dari sekelompok penyanyi jalanan mengalun indah, menyanyikan lagu berjudul "Hio" milik Iwan Fals bersama Sawung Jabo di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Kelurahan Gadingkasri, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (9/7/2014). Lagu yang dinyanyikan dengan irama reggae itu seperti menggambarkan yang terjadi di TPS.
Meski Indonesia tegang menanti presiden-wakil presiden terpilih, suasana di TPS 11 damai. TPS yang dibuat di lapangan basket itu dibangun dengan indah. Empat bilik surat suara ditata rapi di bawah dekorasi berbahan styrofoam berbentuk kubah masjid, diwarnai bunga mawar imitasi.
Pemilih yang datang tampak menjiwai hari itu sebagai pesta demokrasi. Mereka bersalaman, saling berbicara, sebelum akhirnya menyalurkan suaranya. Siapa pun yang datang, termasuk anak-anak yang belum memiliki hak suara, ikut mencelupkan jarinya ke tinta.
”Kami di sini aman dan damai saja. Bagi kami, ini pesta, dan kami bisa saling bertemu. Kalau hari biasa, susah bertemunya,” ujar Bambang, dekorator TPS 11 Gadingkasri.
Bambang mendekorasi TPS dengan konsep Ramadhan. Ia menyewa pengamen jalanan untuk meramaikan pemungutan suara itu. Jika dihitung, ongkos dekorasi di TPS 11 jauh melampaui biaya pembangunan TPS yang diberikan Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp 720.000 untuk setiap TPS.
Edison Indawan (51), Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di TPS 11, mengatakan, setiap pemilu, TPS di wilayah itu sengaja dihias indah. Calon pemilih pun dibuat nyaman. ”Kami tak ikut ribut-ribut di luar sana. Mungkin di luar sana sedang ramai saling klaim kemenangan. Tetapi, bagi kami, siapa pun pemenangnya, keduanya tetap presiden kita. Justru yang penting, kami sudah menjalankan proses dengan jujur dan sesuai aturan,” ujar dia.
Selesai memilih, di TPS itu pun siapa saja yang hadir diajak untuk menikmati buka bersama. Menunya kolak pisang dan nasi soto atau nasi ayam.
Damai di keluarga
Tenang dan damai menikmati pemilu presiden juga dialami pasangan Prasetyo (37) dan Ira (34), warga Kelurahan Lesanpuro, Kota Malang. Pasangan suami istri itu memiliki pilihan politik berbeda dalam pilpres kali ini.
"Selama ini adu argumen dan sesekali saling memanasi soal pilihan yang berbeda jelas ada. Namun, seusai memilih dan menyalurkan suara, ya selesai. Biarkan KPU memutuskan siapa pemenangnya. Selanjutnya, biarkan presiden yang terpilih bekerja membangun Indonesia menuju bangsa yang lebih baik," ujar Prasetyo.
Berbeda pilihan politik dalam satu keluarga juga dialami Surya Purnama (22), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, yang berasal dari Kota Bukittinggi, Sumbar. Pilihan politik Surya berseberangan dengan kedua orangtuanya.
”Kami sekeluarga sama-sama sepakat, pilpres adalah hal yang penting dan tak boleh dilewatkan. Meskipun demikian, tidak ada kewajiban memilih calon yang sama. Papa dan mama mengidolakan dan mendukung Joko Widodo-M Jusuf Kalla. Saya dan kakak mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa,” kata Surya, di Padang, Kamis.
Surya menuturkan, sejak masa kampanye pilpres hingga menjelang pemungutan suara, di rumahnya di Nagari Birugo Bungo, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi, tetap adem. Orangtua tak memaksanya memilih sesuai pilihan politik mereka.
”Selesai makan malam, kami berkumpul di ruang keluarga dan membicarakan segala hal. Semua berlangsung cair tak perlu berdebat sampai tarik urat membela jagoan masing-masing,” tambah Surya.
Upaya menjaga situasi tetap kondusif sejak masa kampanye hingga pengumuman resmi hasil pilpres juga diperlihatkan dua sahabat, Tasmon (55) dan Young Happy (52). Tasmon adalah relawan Prabowo-Hatta. Sebaliknya, Young adalah relawan Jokowi-JK di Kota Bukittinggi.
Semangat itu mereka tunjukkan dengan cara unik, seperti membuat posko relawan yang berdampingan di Jalan Sudirman Nomor 24, Bukittinggi, pada masa kampanye lalu. ”Kami adalah teman dekat yang tetap erat meski memiliki pilihan politik berbeda. Perbedaan tak jadi soal karena sejak awal kami sudah sepakat akan menerima apa pun hasilnya. Demokrasi kita harus dibikin damai, kondusif, dan aman," tutur Tasmon.
Young menambahkan, keadaan itu mereka jaga tidak hanya saat berada di posko relawan, tetapi juga ketika berkumpul di kedai kopi. Ruang debat dibuka di sana. Visi, misi, dan keunggulan jagoan masing-masing diajukan. "Meski sering berdebat, kami tetap sepakat, siapa pun yang diberi mandat akan menjadi presiden kita dan harus dihormati," ucap Young.
Senyum dan tawa
Rabu, 9 Juli 2014, merupakan lembaran baru bagi bangsa Indonesia, termasuk bagi rakyat Aceh. Pesta demokrasi baru usai digelar. Namun, suasana ”panas” akibat berbagai lembaga survei tak ”sepakat” menentukan calon yang unggul dalam pilpres kian membuat ketidakpastian.
”Ini pemilu paling gila. Kita kini dapat dua presiden-wapres sekaligus,” ujar Taufik Kelana (30), pendukung pasangan Prabowo-Hatta saat bercengkerama dengan rekan-rekannya. Sebagian besar rekannya adalah pendukung pasangan Jokowi-JK.
Menurut Kepala Polda Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi, suasana pilpres di provinsi itu jauh lebih tenang dan damai dibandingkan dengan pemilu legislatif lalu. ”Tak banyak kepentingan lokal yang dipertaruhkan pada pilpres sehingga kondisi di Aceh bisa kondusif,” ujar dia.
Warga Imbi, Kota Jayapura, Papua, khususnya di TPS 21, membuat pilpres yang damai dengan mengenakan pakaian adat, koteka bagi pria dan rok dari tanaman kering bagi kaum perempuan. ”Kami ingin mewujudkan pemilu damai tetapi berbeda dengan pakaian ini,” ujar Inis Kogoya, warga Imbi. (dia/dri/zak/flo/egi/jum)
sumur
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com – Obrolan politik di media sosial boleh saja panas, tetapi tetap gunakan akal sehat dalam mengikutinya. Jangan sampai terpengaruh, apalagi termakan fitnah yang sengaja dilontarkan pihak tertentu. Cek dan ricek kebenaran informasi yang ada. Salah menerima informasi, Anda bisa terpedaya dengan berita fitnah dan bohong yang sengaja disebarkan untuk mengacaukan pikiran Anda. Itulah inti pesan yang disampaikan Pengamat Media Sosial Nukman Luthfie, kepada Kompas.com, Kamis (26/6/2014).
Nukman mengungkapkan, obrolan politik yang hanya diperbincangkan antarteman, bisa disusupi oleh pihak yang berkepentingan untuk mengacaukan diskusi yang sudah berjalan baik. Biasanya, mereka menjelek-jelekkan kandidat tertentu dan merasa calon presiden jagoannya adalah yang paling benar. Yang paling parah, kata Nukman, pendukung fanatik yang tak jarang pula adalah pasukan cyber kandidat tertentu itu juga bisa menyebarkan fitnah atau kabar bohong.
Nukman meminta agar pengguna media sosial memiliki rasa tanggung jawab atas informasi yang disebarnya.
“Sebarkan informasi yang sumbernya jelas dan benar. Jangan ambil dari sumber abal-abal,” kata Nukman kepada Kompas.com, Kamis (26/6/2014).
“Untuk menghadapi situasi ini, yang terpenting adalah para pengguna media sosial harus semakin dewasa ketika menerima informasi dari media sosial. Cek kebenarannya melalui media massa yang memiliki reputasi,” ujarnya.
Lalu, bagaimana kalau media massa dianggap sudah berpihak? “Gunakan akal sehat!” ucap Nukman.
Cek dan ricek informasi penting dilakukan. Nukman mencontohkan, jika ada informasi yang mendiskreditkan Prabowo atau Jokowi di media sosial, lihatlah lebih dari satu media massa untuk memastikan kebenaran informasi itu.
Nukman juga mengingatkan agar para pengguna media sosial tidak mendewakan calon presiden jagoannya. Ketika Jokowi ada kekeliruan dalam menanggapi "buyback" Indosat, misalnya, Nukman meminta agar para pendukung Jokowi mengakui kekurangan capres idolanya itu. Demikian pula dengan sosok Prabowo yang dihantam isu pemecatan dari dunia militer.
“Ketika jagoan Anda salah ya enggak usah dibela mati-matian. Kita enggak boleh memuja capres bagaikan dewa,” ujarnya.
Dengan sekian hari tersisa menjelang 9 Juli, Nukman berharap agar obrolan politik di media sosial lebih berbicara pada hal-hal positif dari dua kandidat capres yang ada. Masyarakat, kata Nukman, sudah jenuh dengan gempuran kampanye hitam yang dimainkan di media sosial. Beberapa orang bahkan memilih tak aktif sementara waktu di media sosial akibat kacaunya informasi yang berseliweran.
Di sisi lain, Nukman berharap agar media massa tidak lagi menelan mentah-mentah isu yang berkembang di dunia maya. Hal ini terjadi pada pemberitaan tentang transkrip rekaman pembicaraan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief. Dalam kasus itu, ujar Nukman, media massa mainstream justru larut dalam informasi yang ada di dunia media sosial.
“Media harus hati-hati, kalau tidak hati-hati justru akan membuat kekecauan,” katanya.
sumur
Spoiler for klik:
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/3355632_20140724013003.jpg)
![[THREAD PERDAMAIAN] 1 + 2 = 3 PERSATUAN INDONESIA](https://s.kaskus.id/images/2014/07/24/3355632_20140724013857.jpg)
sumur dari pribadi dan kaskus
Diubah oleh oskarotten 24-07-2014 03:22


anasabila memberi reputasi
1
7.5K
Kutip
160
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan