- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cara menentukan Rating TV


TS
mbul.gimbul
Cara menentukan Rating TV

permisi gan, ane mau share bbrapa info tntang Rating TV, yang mungkin belum banyak orang yang tau.
sebelumnya jangan lupa


Spoiler for bukti no repsol:
Spoiler for penjelasan:
.jpg)
Stasiun TV di Indonesia saat ini menggunakan jasa AGB Nielsen Media Research untuk melakukan perhitungan rating dan share TV. AGB Nielsen Media Researchmelakukan pengukuran di 10 kota besar di Indonesia. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin dan Denpasar. Dengan sistem perhitungan rating tersebut setiap hari masing-masing stasiun TV akan mengetahui seberapa besar jumlah pemirsa yang menonton program acaranya sepanjang satu hari sebelumnya.
Sejauh ini terdapat 10 stasiun TV nasional yang menggunakan jasa AGB Nielsen Media Research yaitu RCTI, SCTV, Trans TV, Indosiar, MNC TV, Trans 7, Global TV, ANTV, tvOne, dan Metro TV. Istilah yang biasa digunakan dalam menghitung rating dan share TV adalah :
Universe : jumlah total pemilik TV
TVR : TV Rating, adalah prosentase jumlah penonton dibagi total pemilik TV (Universe)
TVS : TV Share, adalah prosentase jumlah penonton dibagi total penonton disemua TV yang sedang menonton
Rumus :
Rating = jumlah penonton suatu program / jumlah universe X 100%
Share = jumlah penonton suatu program / total penonton TV di saat bersamaan X 100%
Contoh :
Jumlah Universe dikota Jakarta adalah 20 juta, dan dikota ini terdapat 3 stasiun TV. Akan dihitung Rating dan Share masing-masing TV pada jam 7-8 malam, yang mana pada jam tersebut, jumlah penonton pada masing-masing TV adalah TV A ditonton oleh 5 juta orang, TV B ditonton 4 juta orang dan TV C ditonton oleh 2 juta orang.
Jawab :
Universe : 20 juta
Penonton TV A : 5 Juta
Penonton TV B : 4 Juta
Penonton TV C : 2 Juta
Total penonton diketiga stasiun TV adalah : 5 + 4 + 2 = 11 juta orang
Rating TV A : Jumlah penonton TV A / Universe X 100% = 5 juta / 20 juta X 100% = 25.0 %
Rating TV B : Jumlah penonton TV B / Universe X 100% = 4 juta / 20 juta X 100% = 20.0 %
Rating TV C : Jumlah penonton TV C / Universe X 100% = 2 juta / 20 juta X 100% = 10.0 %
Share TV A : Jumlah penonton TV A / total penonton di TV A, B, C X 100% = 5 juta / 11 juta X 100% = 45.5%
Share TV B : Jumlah penonton TV B / total penonton di TV A, B, C X 100% = 4 juta / 11 juta X 100% = 36.4%
Share TV C : Jumlah penonton TV C / total penonton di TV A, B, C X 100% = 2 juta / 11 juta X 100% = 18.2%
Dalam perhitungan total share semua TV adalah selalu 100%. Sedangkan total rating hampir tidak pernah 100% karena biasanya jumlah total penonton tidak mencapai jumlah Universe.
Spoiler for mekanisme perhitungan rating:
Dalam perhitungan rating TV di Indonesia AGB Nielsen Media Research membagi populasi data pada 2273 rumah tangga koresponden yang tersebar di 10 kota besar Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin dan Denpasar).
Kemudian koresponden AGB Nielsen Media Research yang tersebar di 10 kota besar Indonesia tersebut dibagi berdasarkan SES (Social Economic Status) menjadi kelas A, B, C, D dan E. Tidak diketahui pasti dasar pembagian tersebut serta berapa banyak koresponden dari masing-masing kelas. AGB Nielsen hanya menjelaskan bahwa tingkat penyebaran panel didasarkan pada Establishment Survey (ES) di 10 kota besar tersebut. Dari data tersebut kemudian dilakukan pembagian SES (Social Economic Status) berdasarkan populasi yang persentasenya tidak sama antara kelas A, B, C, D dan E. Data yang diambil adalah pola kebiasaan penonton.
Dalam memilih koresponden AGB Nielsen Media Research memberi batasan bahwa koresponden yang diambil untuk survei adalah bukan orang televisi dan periklanan, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang memiliki hubungan teman atau tetangga.
Dalam survei tersebut AGB Nielsen Media Research memberikan sebuah alat survey elektronik yang disebut Peoplemeter pada 2273 rumah tangga koresponden untuk dipasang di televisi yang ditonton. Orang yang bukan anggota keluarga seperti satpam, pembantu, tamu, dan sopir tidak akan diukur.
Peoplemeter akan mengambil data pada koresponden ketika menonton televisi. Penonton televisi di kategorikan dengan tingkatan umur. Terdapat alat seperti remote control yang berisi tombol-tombol, seperti tombol 1 untuk Ayah, tombol 2 untuk Ibu dan sebagainya. Alat ini terhubung langsung ke kantor AGB Nielsen Media Research melalui sinyal GSM, Magnetic Media atau FTP untuk mencatat aktivitas dan perilaku pemirsa dalam rumah tangga koresponden. Saat mengganti channel, alat itu kembali menanyakan data penonton. Saat selesai menonton televisi Tombol untuk mematikan pengukuran harus ditekan sebagai tanda tidak diukur lagi. Memang cukup merepotkan, namun ada kompensasi tersendiri bagi para koresponden.
Data yang terkumpul oleh AGB Nielsen Media Research akan diolah dengan software statistik "Ariana", data yang akan diolah adalah data-data berupa Pemirsa, Demografi, Program yang ditonton, Iklan, juga saat mengganti-ganti acara. Hasilnya berupa data kepemirsaan, data rumahtangga dan demografi responden, serta data perpindahan channel yang ditonton per-menit dari panel rumahtangga yang telah diproses.
AGB Nielsen Media Research memberikan kesempatan bagi orang televisi untuk mengetahui validitas penghitungan dengan langsung melihat lokasi di lapangan, memantau langsung di lokasi apa yang dilakukan korespondennya. Tapi harus dengan catatan, orang dari televisi tersebut tidak diperkenankan untuk mengenalkan diri pada koresponden dan menyebutkan identitas dirinya berasal dari stasiun televisi mana. Ditakutkan orang dari televisi tertentu bisa mempengaruhi kebiasaan menonton koresponden.
Setidaknya terdapat 30 negara yang sudah menjadi klien AGB Nielsen Media Research dalam melakukan kegiatan Survey Kepemirsaan Televisi yaitu Australia, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Armenia, Azerbaijan, Kroasia, Cyprus, Georgia, Yunani, Hungaria, Irlandia, Italia, Macedonia, Moldova, Polandia, Serbia, Slovenia, Swedia, Turki, Libanon, Afrika Selatan, Republik Dominika, Meksiko, Puerto Rico dan Venezuela.
Spoiler for tanya jawab:
Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Hellen Katherina. Hellen Katherina. Dia adalah Associate Director Marketing & Client Service PT AGB Nielsen Media Research Indonesia, salah satu bagian perusahaan AC Nielsen
Secara sederhana, kita bisa mulai dari arti indeks yang dipakai. Saya dulu punya acara Wimar’s World di JAK-TV yang menurut laporan mingguan dari Nielsen memiliki rating nomor satu untuk suatu periode minggu dalam kategori current events, terus ada angka 3,6 dan lain-lain. Tolong Anda jelaskan mengenai hal tersebut dan angka-angka terpenting dari laporan itu?
Sebenarnya secara konsep sederhana, rating itu adalah presentasi dari orang yang menonton suatu program terhadap seluruh populasi televisi (TV). Yang dimaksud dengan populasi TV di sini adalah semua orang yang berusia lima tahun ke atas yang mempunyai akses terhadap televisi di rumah tangganya masing-masing.
Apakah populasinya dilihat pada saat acara itu, sehingga populasinya bisa berubah seperti antara pukul 11.00 dan 13.00?
Kalau populasi televisi itu konstan, jadi tetap sama. Kalau yang berubah-berubah itu kita mengistilahkannya share bukan rating..
Jadi ada rating dan share. Saya baru mengerti hari ini mengenai perbedaan rating dengan share. Kalau begitu bagaimana keadaan populasi di Indonesia?
Saat ini kita tidak mengukur Indonesia, tapi coverage kita baru di 10 kota besar. Batasannya juga urban. Populasi TV di 10 kota urban itu sekitar 42 juta. Jadi tidak sama dengan populasi berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) karena bagi kita definisi populasi adalah hanya yang berusia lima tahun ke atas.
Apakah pengertian populasi TV itu artinya penonton TV bukan pesawat TV?
Orang yang mempunyai akses terhadap TV di rumahnya. Jadi kalau ada lima orang yang mempunyai akses terhadap satu TV maka itu dihitung lima. Sedangkan kalau ada 50 pesawat TV di toko dan tidak ditonton maka itu tidak dihitung. Jadi bukan pesawat TV tapi orangnya.
Kita telusuri ini sebentar. Misalnya, populasi ada 42 juta dan acara Wimar’s World memiliki share 3,6 persen, maka berarti yang menonton acara tersebut 3,6 persen dari 42 juta. Bagaimana cara menghitung populasi yang konstan?
Kalau share itu kita hanya menghitung orang yang saat itu sedang berada di depan TV. Selama 24 jam tidak mungkin semua populasi menonton TV bersama-sama. Dalam penghitungan rating, semua itu dimasukkan ke dalam penghitungan. Tetapi untuk share, orang yang sedang sekolah atau bekerja tidak kita masukkan penghitungan. Jadi hanya dihitung berdasarkan orang yang saat itu sedang menonton TV.
Jadi share itu lebih menunjukkan orang yang secara aktual pada saat itu sedang menonton. Sedangkan populasi itu satu parameter yang konstan. Kapan data tersebut di update?
Per tahun.
Bagaimana cara mengetahui orang yang menonton suatu acara, apakah menelepon ke rumah atau ada alatnya?
Kita mempunyai responden yang kita pasangkan alat di rumahnya . Nama alat itu people meter dan kita mengedukasi mereka cara menggunakan alat tersebut ketika menonton TV. Jadi saat mereka channel surfing dengan remote seperti biasa, kita juga meminta mereka untuk menekan tombol reset di remote control research yang berhubungan dengan alat people meter itu. Bentuk alat people meter itu hampir mirip dengan remote control TV biasa yaitu ada angka 1, 2, 3 sampai 10. Angka satu itu kita peruntukkan untuk ayah, angka dua untuk ibu, tiga untuk anak yang paling besar, empat untuk nomor dua, dan seterusnya. Semua anggota rumah tangga yang ada di situ bisa terhitung. Jadi kakeknya, neneknya yang memang permanen tinggal di rumah itu kita hitung juga.
Bagaimana cara menentukan rumah untuk dipasangkan people meter itu?
Setiap tahun kita melakukan establishment survey. Di situ kita melakukan random, mendata profil demografis penonton TV sebuah kota. Misalnya, bagaimana demografis profil penonton TV di Jakarta dari segi pembagian usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan sebagainya.
Apakah itu dilakukan sendiri oleh Nielsen?
Kita melakukan itu setiap setahun sekali. Jadi kita mengetahui data penonton TV. Misalnya, usia 5-9 tahun itu ada delapan persen, usia 10-18 tahun ada dua persen, dan seterusnya. Dari data tersebut, kita kemudian menentukan panel rumah tangga yang akan kita pilih untuk mewakili masing-masing kelompok demografis yang sudah kita punya.
Apakah kelompok demografis tersebut selain didefinisikan menurut umur, juga berdasarkan kategori lainnya seperti income, agama, atau keturunan?
Itu ada. Jadi kita mendata juga seperti income, agama, suku, dan sebagainya. Namun kita tidak memasukkan itu sebagai variable control dalam riset karena hal-hal seperti suku itu terlalu kecil pembagiannya.
Apa faktor yang paling penting untuk riset tersebut?
Ada tiga faktor yang paling penting yaitu umur, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi ini bukan income. Kita mengukur status ekonomi berdasarkan belanja rutin rumah tangga setiap bulan. Itu karena orang Indonesia kalau ditanya pendapatannya cenderung susah. Mereka jauh lebih jujur kalau kita tanya berapa pengeluaran perbulannya.
Berapa lama suatu alat people meter dipasang di suatu rumah?
Maksimal satu rumah tangga itu bisa menjadi panel kita selama dua tahun.
Apakah mereka dibayar atau tidak?
Mereka mengumpulkan poin. Misalnya, dalam satu bulan mereka mendapatkan lima poin maka itu bisa ditukar dengan hadiah yang tersedia, biasanya peralatan rumah tangga seperti panci.
Apakah ada seleksi berapa lama intensitas seseorang menonton TV, apakah parameter tersebut ada atau tidak?
Tidak ada dalam parameter. Namun biasanya sebelum kita merekrut suatu rumah tangga menjadi panel secara permanen, kita akan melakukan dua minggu periode uji coba dulu. Jadi kita melihat kerjasama mereka, misalnya, disiplin mereka dalam memencet tombol. Kemudian level menonton TV dari sang ayah, anak, dan lainnya. Jadi kita kurang lebih mengetahui, misalnya, ayahnya menonton TV per hari 1,5 jam dan ibunya tiga jam. Ini akan menjadi parameter kontrol kita untuk rumah tangga tersebut ketika mereka sudah menjadi panel seterusnya. Kalau terjadi hal-hal yang di luar kebiasaan, misalnya, tiba-tiba di suatu hari kepemirsaan ayah menjadi empat jam berarti ada something wrong. Jadi kita harus kembali dan mengkontak rumah tangga tersebut untuk konfirmasi. Apa betul pada hari ini sang ayah menonton TV selama empat jam? Mengapa lebih lama dari biasanya?
Jadi ada kira-kira 540 sampai 1000 alat people meter untuk suatu daerah yang kira-kira berpenduduk 14 juta. Apakah itu secara statistik sudah diperhitungkan cukup merepresentasikan?
Cukup. Kalau untuk Jakarta kita mempunyai margin of error justru yang paling kecil dibandingkan kota-kota lain, kalau tidak salah hanya 2 persen.
Bagaimana mengetahui margin of error tadi?
Ini standard, di semua buku statistik ada. Kita menghitung dari populasi, jumlah sampel, dan sebagainya.
Siapa konsumen dari rating tersebut?
Pengguna langsungnya adalah bagian programming dan marketing di stasiun TV dan juga biro-biro iklan. Rating menjadi trading currency bagi industri TV karena ini salah satu alat yang dipakai mereka untuk mendapatkan pendapatan dari iklan. Itu karena sebenarnya yang dijual oleh TV kepada pemasang iklan bukan program, tetapi berapa jumlah pasang mata yang melihat program tersebut, berapa orang yang melihat iklan tersebut. Jadi dalam hal ini, rating yang memberikan informasi berapa jumlah orang yang menonton pada jam sekian sampai sekian atau bahkan sampai ke spesifik spot iklannya. Rating ini bukan cuma menggambarkan jumlah penonton program TV saja tapi kita bisa pilah lagi sampai pada profil penontonnya, seperti apakah cocok dengan target audience yang ingin dituju oleh brand-brand tertentu.
Apakah yang menonton orang kaya atau orang miskin bisa ketahuan?
Bisa
Jadi bagi yang mau memasang iklan, seperti mobil mewah maka di acara itu sedangkan untuk obat gosok di acara lain. Nah, tadi Anda mengatakan bagian programming TV dan marketing. Sepengetahuan Anda, apakah mereka menganggap penting nilai rating dari AGB Nielsen ini? Apakah ada riset untuk Anda sendiri mengenai bagaimana relevansi rating yang Anda keluarkan dengan keputusan programming televisi?
Kalau dari pengalaman kita selama berhubungan dengan stasiun TV, misalnya bagian programming, mereka memakai informasi rating ini untuk menentukan strategi-strategi program mereka. Mereka bisa melihat bukan hanya performa dari programnya sendiri dan stasiun TV secara keseluruhan, tetapi juga terhadap stasiun TV pesaingnya.
Kalau kita melihat pada tayangan-tayangan di Amerika, misalnya, suatu acara yang ratingnya drop maka bukan hanya acaranya yang diganti tapi produsernya juga diganti. Jadi mereka menganggap rating itu sangat serius.
Itu mungkin salah satu contoh yang amat sangat ekstrim.
Apakah TV mendasarkan pilihan program mereka pada rating atau tidak?
Salah satunya iya. Tapi tentunya rating ini sendiri mempunyai batasan-batasan. Jadi angka rating ini seperti tadi sudah saya uraikan karena teknik pengukurannya melalui alat people meter dan pengukurannya dilakukan secara kuantitatif, kita tidak bisa mengasosiasikan bahwa orang yang menonton maka suka acara tersebut atau kalau program itu ditonton berarti program itu berkualitas.
Maaf, tapi saya tidak mengarah ke kualitas. Tapi ke arah berapa banyak orang menonton satu program dan berapa banyak orang lihat iklan?
Exactly. Jadi batasannya memang hanya secara kuantitatif berapa orang yang menonton.
Apakah itu berarti suatu acara yang ditonton orang banyak seharusnya dipertahankan oleh suatu stasiun TV?
Seharusnya. Dengan banyak orang menonton, dia bisa menunjukkan kepada pemasang iklan bahwa program ini menjual. Jadi kalau iklan Anda, misalnya, dipasang di sini dan cocok dengan target brand yang diinginkan, maka brand-brand tersebut mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk dilihat juga.
Saya menanyakan ini karena saya membaca di koran beberapa waktu yang lalu ada seorang Public Relations suatu TV sewaktu ditanya mengapa show ini di-drop padahal memiliki rating nomor satu, dia mengatakan, "Oh, bagi stasiun kami, rating itu tidak penting." Apakah Anda pernah mendengar statement dari statiun TV bahwa rating itu tidak penting? Apakah semua stasiun itu berlangganan ke rating service Anda?
Iya, hampir semua TV nasional kecuali yang pemerintah. Jadi kalau TV nasional swasta berlangganan.
Apakah Anda tidak ada saingan pada saat ini sehingga kalau mau dirating, maka harus pergi ke Anda?
Betul. Tapi, kalau kita bicara tentang kompetisi karena rating ini menjadi trading currency maka idealnya di semua negara di seluruh dunia hanya ada satu penyelenggara rating.
Apakah ada pembobotan untuk suatu kategori katakanlah mana status sosial ekonomi yang diberi bobot lebih tinggi?
Kalau dari status sosial ekonomi, kita menyesuaikan pembobotan tersebut dengan yang ada di populasi. Jadi kalau untuk populasi Indonesia memang berat di menengah ke bawah. Hasil pembobotan kita harus sama persis dengan yang ada di populasi. Yang berbeda dari suatu negara dengan negara lainnya adalah hal-hal atau factor-faktor yang dipakai untuk menentukan status sosial ekonomi tersebut. Jadi kalau di Indonesia, kita menggunakan pengeluaran rutin bulanan. Sedangkan kalau negara yang lebih maju seperti Hongkong dan Singapura mungkin juga memperhitungkan tingkat edukasi mereka. Kalau di sana income bisa dikatakan sudah ada standarnya, misalnya, untuk S1 lulusan engineering akan dibayar sekian sedangkan kalau manajer atau junior manager dibayar sekian. Jadi transparan. Tapi kalau di Indonesia agak susah, kita memperhitungkan berdasarkan pekerjaan karena ada manajer yang digaji Rp 1,5 juta sebulan, ada manajer yang gajinya Rp 2 miliar sebulan.
Apakah ada individu yang berlangganan laporan rating Anda. Apakah saya sebagai individu bisa berlangganan laporan tersebut?
Biasanya kita memang menjualnya secara berlangganan company to company. Belum ada individu yang berlangganan. Bentuk berlangganan suatu perusahaan bisa bermacam-macam, bisa langsung ke analisa software atau berlangganan dalam bentuk laporan mingguan saja.
Spoiler for hiburan:
Spoiler for sumber:
Sekian dari trit ane. jangan lupa



Diubah oleh mbul.gimbul 16-08-2014 06:48
0
11K
Kutip
78
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan