- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seandainya Prabowo Subianto Jadi Presiden


TS
janeisklar
Seandainya Prabowo Subianto Jadi Presiden
Quote:
DISCLAIMER
Maaf gan sebelumnya, trit ini dibuat hanya untuk mengungkapkan pemikiran subjektif ane. Bukan bermaksud menyerang pihak manapun.
Maaf gan sebelumnya, trit ini dibuat hanya untuk mengungkapkan pemikiran subjektif ane. Bukan bermaksud menyerang pihak manapun.
Quote:
UPDATE - 26 Juli 2014
Ada yang baru bangun tidur gan... Kampanye baru sekarang. Tapi kok malah beraroma provokasi ya?? Silahkan wafer... 
Di video ini Prabowo mencoba untuk mempengaruhi pikiran kita (lagi) pasca pengumuman hasil Pemilu kemarin. Lagi-lagi dia mencoba untuk menjatuhkan pasangan Jokowi-JK dan tidak mempercayai KPU sebagai badan yang reliabel untuk melaksanakan Pemilu. Tapi kata-katanya yang diucapkan Prabowo masih di permukaan gan, ngawang-ngawang, abstrak, ga ada bukti, dan malah bisa menyerang balik dirinya sendiri.
Kagak inget dia bahwa justru Jokowi sudah menunjukan prestasi konkret seperti menolak dibangunnya mall-mall kapitalis di Solo demi menyelamatkan nasib pedagang kecil. Ga seperti doi yang omdo.



Di video ini Prabowo mencoba untuk mempengaruhi pikiran kita (lagi) pasca pengumuman hasil Pemilu kemarin. Lagi-lagi dia mencoba untuk menjatuhkan pasangan Jokowi-JK dan tidak mempercayai KPU sebagai badan yang reliabel untuk melaksanakan Pemilu. Tapi kata-katanya yang diucapkan Prabowo masih di permukaan gan, ngawang-ngawang, abstrak, ga ada bukti, dan malah bisa menyerang balik dirinya sendiri.

Kagak inget dia bahwa justru Jokowi sudah menunjukan prestasi konkret seperti menolak dibangunnya mall-mall kapitalis di Solo demi menyelamatkan nasib pedagang kecil. Ga seperti doi yang omdo.

Quote:
Seandainya Prabowo Subianto Jadi Presiden...
...maka dijamin kita tidak akan memiliki pemimpin yang proaktif karena Prabowo sendiri lebih bersifat reaktif. Jika dia sudah menemukan kecurangan-kecurangan dalam Pilpres 2014 kemarin, kenapa tidak sejak dari awal menolak proses rekapitulasi suara, malah sesumbar bahwa dirinya akan menang?
Prabowo sendiri adalah pribadi yang mendukung penuh sistem demokrasi, hal ini diungkapkan sendiri olehnya saat menolak pelaksanaan Pilpres 2014. Namun yang disayangkan adalah dengan sikap penolakan ini, berarti dia juga menolak sistem demokratis yang telah susah payah dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pendukungnya sendiri. Dapat diasumsikan bahwa Prabowo tidak mengharga suara dan usaha rakyat.
Jika Prabowo menginginkan pemungutan suara ulang, maka proses itu akan membebani negara dan rakyat. Pemilihan umum memakan dana, energi, usaha, dan waktu yang sangat besar. Oleh karena itu, sangatlah tidak bijak kalau meminta Pemilu ulang.
Sungguh sayang sikap yang diambil Prabowo saat ini. Jika kita mengingat deklarasi kemenangan dirinya di TV One (memang beda) dan saat dirinya sujud syukur karena menang pada beberapa lembaga hitung cepat (quick count), bisa diambil kesimpulan bahwa dia sangat-sangat setuju dengan Pilpres 2014.. Seharusnya sikap yang diambil Prabowo adalah menolak Pilpres 2014 sejak mencium ada perbedaan beberapa hasil hitung cepat, bukannya malah memihak pada beberapa lembaga yang memenangkan dirinya dan Hatta Rajasa dan sesumbar telah menang.
Pilpres 2014 telah berakhir. Rakyat telah menentukan pilihannya. Pemenang telah disahkan oleh lembaga yang berwenang. Tidak ada gunanya bagi siapapun untuk menolak hasil itu. Dimana-mana kekalahan memang terasa menyakitkan. Pemain sepak bola pun pasti ingin tanding ulang jika mereka kalah. Wasit pun pasti disalahkan karena dianggap mengambil keputusan yang curang dan memberatkan salah satu pihak. Akan tetapi keputusan adalah keputusan. Hasil pertandingan tidak bisa diubah. Wasit memang tidak pernah bisa bekerja secara sempurna, karena mereka adalah manusia. KPU, yang begitu kuat didirikan secara hukum, pasti tidak akan pernah berniat untuk berbuat tidak adil dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu Prabowo Subianto diminta untuk lebih dewasa untuk menyikapi kekalahannya di Pilpres 2014, lebih legowo. Tidak mudah bagi rakyat untuk menyumbangkan suaranya ke TPS. Ada yang bentrokan dengan janji lain tapi tetap dibela-belakan nyoblos, di pedalaman ada TPS yang susah diakses, di luar negeri ada yang harus repot-repot mengirimkan surat suaranya pakai pos, dan ada pula yang harus menempuh perjalanan jauh 5 jam ke kedutaan besar RI. Bayangkan berapa merepotkannya Anda karena telah menolak Pilpres 2014 dan seandaninya Pemilu akan diulang.
...maka dijamin kita tidak akan memiliki pemimpin yang proaktif karena Prabowo sendiri lebih bersifat reaktif. Jika dia sudah menemukan kecurangan-kecurangan dalam Pilpres 2014 kemarin, kenapa tidak sejak dari awal menolak proses rekapitulasi suara, malah sesumbar bahwa dirinya akan menang?
Prabowo sendiri adalah pribadi yang mendukung penuh sistem demokrasi, hal ini diungkapkan sendiri olehnya saat menolak pelaksanaan Pilpres 2014. Namun yang disayangkan adalah dengan sikap penolakan ini, berarti dia juga menolak sistem demokratis yang telah susah payah dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pendukungnya sendiri. Dapat diasumsikan bahwa Prabowo tidak mengharga suara dan usaha rakyat.
Jika Prabowo menginginkan pemungutan suara ulang, maka proses itu akan membebani negara dan rakyat. Pemilihan umum memakan dana, energi, usaha, dan waktu yang sangat besar. Oleh karena itu, sangatlah tidak bijak kalau meminta Pemilu ulang.
Sungguh sayang sikap yang diambil Prabowo saat ini. Jika kita mengingat deklarasi kemenangan dirinya di TV One (memang beda) dan saat dirinya sujud syukur karena menang pada beberapa lembaga hitung cepat (quick count), bisa diambil kesimpulan bahwa dia sangat-sangat setuju dengan Pilpres 2014.. Seharusnya sikap yang diambil Prabowo adalah menolak Pilpres 2014 sejak mencium ada perbedaan beberapa hasil hitung cepat, bukannya malah memihak pada beberapa lembaga yang memenangkan dirinya dan Hatta Rajasa dan sesumbar telah menang.
Pilpres 2014 telah berakhir. Rakyat telah menentukan pilihannya. Pemenang telah disahkan oleh lembaga yang berwenang. Tidak ada gunanya bagi siapapun untuk menolak hasil itu. Dimana-mana kekalahan memang terasa menyakitkan. Pemain sepak bola pun pasti ingin tanding ulang jika mereka kalah. Wasit pun pasti disalahkan karena dianggap mengambil keputusan yang curang dan memberatkan salah satu pihak. Akan tetapi keputusan adalah keputusan. Hasil pertandingan tidak bisa diubah. Wasit memang tidak pernah bisa bekerja secara sempurna, karena mereka adalah manusia. KPU, yang begitu kuat didirikan secara hukum, pasti tidak akan pernah berniat untuk berbuat tidak adil dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu Prabowo Subianto diminta untuk lebih dewasa untuk menyikapi kekalahannya di Pilpres 2014, lebih legowo. Tidak mudah bagi rakyat untuk menyumbangkan suaranya ke TPS. Ada yang bentrokan dengan janji lain tapi tetap dibela-belakan nyoblos, di pedalaman ada TPS yang susah diakses, di luar negeri ada yang harus repot-repot mengirimkan surat suaranya pakai pos, dan ada pula yang harus menempuh perjalanan jauh 5 jam ke kedutaan besar RI. Bayangkan berapa merepotkannya Anda karena telah menolak Pilpres 2014 dan seandaninya Pemilu akan diulang.
Quote:
Spoiler for Bonus:

Keputusan telah diambil, hasil telah didapat. Ada kemenagan, ada kekalahan. Selamat bagi pemenang, semoga amanah. Bagi yang kalah diharapkan ikhlas, karena paling tidak kamu telah berusaha dan menikmati rasanya berjuang.[
Rate 5 dan comment donk gan biar tambah banyak lagi agan-agan kaskuser yang baca





Diubah oleh janeisklar 26-07-2014 02:12
0
7.3K
Kutip
63
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan